6] Jas Hujan✔

2.4K 165 8
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.







"Woaah, Kak Erick keren!"

"Kena ujan tambah gemesin!"

"Pengen peluk kak Erick, sumpah! Tuh badannya bener-bener perfect banget!"

"Aaa. Andai dia jomblo!"

"Rambutnya, astaga! Kena air makin-makin!"

Nabila hanya memandang lurus ke arah Erick yang tengah bermain futsal di lapangan dengan teman-temannya. Walaupun kebanyakan lelaki itu tidak bersuara, hanya gerakan saja. Tetapi jelas pusat perhatian sekarang tertuju pada sosok tampan itu.

Dan Nabila tidak menyukainya!

"Kak! Baru juga kemarin sembuh!" teriaknya kencang. Gadis itu melangkahkan kakinya, menerobos derasnya hujan yang mengguyur ibu kota Indonesia ini. Nabila menarik telinga pacarnya dan menyeretnya menuju ke tepi lapangan.

"Jangan dilepas!" Saat tangan Erick hendak membuka kancing seragamnya yang sudah basah, Nabila sudah melarangnya dengan menggapai tangan lebar itu.

Erick tersenyum, menampilkan lubang di pipi kanannya dan bertanya, "Emang kenapa kalau dilepas? Kan biar nggak masuk angin pake baju basah."

Nabila berdecak mendengarnya. "Wait a minute!" Setelah mengeluarkan titahnya, gadis itu segera meninggalkan Erick di pinggir lapangan yang jelas kini menjadi sorotan karena baju Erick telah terlepas kancing atasnya. Nabila tidak ingin mata mereka semua melihat perut sixpack pacarnya. Tidak akan pernah membiarkannya!

Erick hanya menghela napas. Didaratkan pantatnya dan menyandarkan punggungnya pada tembok menghadap lapangan. Hujan bukan berarti berhenti bermain. Itulah prinsip mereka.

Jika bukan karena Nabila yang melarangnya hujan-hujanan pun Erick tak akan menanggapinya. "Kak Erick, ini aku buatin minum."

Seorang gadis menyodorkan teh hangat dan memberikan senyuman termanisnya. Sedangkan Erik, tapannya tetap datar dan tidak menerima pemberian gadis yang terlihat dari wajah-wajahnya merupakan adik kelas.

"Kak, mau aku bantuin minum, nggak?" Melihat adik kelasnya itu semakin berani, Erick segera menatap tajam kepadanya. "Mending lo cabut," ucapnya dingin.

Kanya, adik kelas yang mencoba mendekati Erick itu  hanya bisa meneguk salivanya kasar. Ia kaget, beginikah rasanya dibentak Erick? Dibentak oleh idola kita?

"Nih, pake baju!" Mendengar suara Nabila, Kanya segera melangkahkan kakinya menjauhi mereka berdua.

Nabila hanya memanyunkan bibirnya menatap kepergian adik kelasnya itu. "Dikasih apa?"

"Minum."

"Hah. Ternyata dia peka, ya? Aduh. Gue malah lupa kalo Kak Erick butuh yang anget-anget," gumamnya. Erick yang mendegarnya pun hanya terkekeh.

My Teacher, Hubby! (REVISI)Where stories live. Discover now