7] Mama or Kakak?✔

2.5K 178 8
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.







"Woah, jadi ... Mikel harus panggil kakak cantik atau Bunda?"

~My Teacher, Hubby!

"Siapa yang nganterin kamu?" Samuel menatap Nabila penuh selidik. Rautnya tegas dan tak terbantah. "Ojek?"

Membalikkan badannya. "Mang Asep yang nganter," jawab gadis itu cuek. Sekarang, dirinya tengah menonton drama korea kesukaannya, membelakangi Samuel. Mungkin, jika bukan karena Samuel yang menerobos begitu saja memasuki kamarnya, Nabila tak harus repot-repot menjelaskan.

"Hujan-hujanan?"

Mengangguk, Nabila menjawab pertanyaan lelaki menyebalkan itu. "Gue suka ujan."

"Tapi nggak seharusnya juga ujan-ujanan 'kan? Kalau sakit, siapa yang bakalan repot?" sinis Samuel, kelewat sebal karena kekhawatirannya diacuhkan oleh istrinya.

"Cih, gue juga nggak ngarep ngrepotin situ." Tak kalah sinis, gadis itu menjawab. "Lagian, siapa yang ngomongnya nunggu tapi ninggal?"

"Ada urusan penting." Yeah, gue tau emang gue nggak penting. Nabila hanya diam menanggapi penjelasan Samuel.

Rambut tergerai bebas dengan beberapa anak rambut yang terjatuh menutupi wajahnya, piyama bermotif doraemon yang sedikit kebesaran yang ia kenakan, sama sekali tak mempengaruhi kekhusyu'an gadis bernama Nabila itu menonton dramanya. Bahkan sosok Samuel pun hanya dianggap suara tak berwujud olehnya.

"Saya lagi ngomong." Samuel menatap tajam punggung Nabila. Percuma sih, tetapi mata tajamnya memang perlu menemukan objek yang tepat untuk sasarannya.

"Udah tau," jawabnya ketus.

"Tatap saya!"

Nabila mendengkus. Dengan enggan, gadis itu menegakkan tubuhnya, dan berbalik menghadap Samuel yang nyatanya masih mengenakan baju yang sama dengan sebelumnya, kemeja putih dan celana hitam polos. Bedanya, rambut lelaki itu sedikit berantakan dengan lengan kemeja yang sudah dilipat sampai siku tangan.

Omegat! Ya Tuhan! Tuh orang makin ganteng aja kalo rambutnya acak-acakan

Mengerjapkan matanya sekali, Nabila mencoba menarik dirinya kembali ke dunia nyata. Bahwa Samuel lah yang telah merenggut kebahagiaannya. Ia harus tahu itu dan tidak boleh terjerat dalam pesona seorang Samuel Dewa Utama. Yah, walau gantengnya kadang bikin orang khilaf, sih.

"Lo ...." Nabila memberi jeda beberapa detik ucapannya. Lantas tatapannya membola saat mendapati Samuel masih mengenakan sepatu kerjanya. "Astaghfirullah, Samuel! Lo kalo masuk ke kamar gue jangan bawa virus, napa? Ih, jorok banget, sumpah!"

My Teacher, Hubby! (REVISI)Where stories live. Discover now