14. TERJEBAK HUJAN

130 28 11
                                    

Sela benar-benar bingung bagaimana cara meredakan detak jantungnya saat ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sela benar-benar bingung bagaimana cara meredakan detak jantungnya saat ini. Sial, ucapan Dimas berhasil membuat seluruh tubuhnya menegang. Jantungnya pun saat ini pasti sedang memompa darah lebih banyak karena detaknya sangat bisa ia rasakan.

Dimas sialan, maksud lo apa ngomong kaya tadi?! teriak Sela dalam hatinya. Bibirnya terasa kelu untuk sekedar berbicara. Bahkan kini kedua tangannya masih setia berada di dalam saku hoodie milik Dimas.

Gadis itu terus berdoa agar segera sampai di tempat tujuan mereka yang entah di mana. Sepuluh menit kemudian, Sela merasa jika motor yang ia tumpangi telah berhenti. Ia segera menarik kedua tangannya dan langsung turun dari motor begitu Dimas mematikan mesin motornya.

“Ayo,” ucap Dimas kemudian berjalan lebih dulu. Sela hanya bisa berjalan di belakang Dimas dalam diam.

Kini keduanya berada di sebuah warung penjual bakso yang cukup ramai. Dimas memilih meja yang berada di pojok ruangan. Karena meja itulah yang kosong selain dua meja yang digunakan untuk lesehan.

“Lo tunggu di sini aja, biar gue yang pesen.” Sela hanya diam saat Dimas berkata dan melangkah menuju penjual yang saat ini masih sibuk membuatkan beberapa pesanan secara bersamaan.

Beberapa saat kemudian Dimas telah kembali ke meja. Laki-laki itu langsung mengeluarkan ponselnya yang tadi Sela masukkan ke dalam saku hoodie miliknya. Sela yang melihat itu hanya mendengkus. Ia tidak memiliki apapun yang bisa ia mainkan karena ponselnya telah mati kehabisan daya.

“HP lo kenapa?” Sela menoleh saat laki-laki di depannya tiba-tiba bertanya.

“Tewas kehabisan nyawa,” jawab Sela asal. Dimas tersenyum mendengar jawaban Sela. Ia lebih menyukai saat Sela bersikap ketus padanya seperti ini daripada hanya diam seperti tadi.

Tak lama, dua mangkok bakso yang tadi dipesan Dimas telah datang. Dua gelas es teh juga datang bersamaan dengan dua mangkok bakso tadi. Dimas mendorong mangkok yang berisi bakso jumbo ke hadapan Sela. Sedangkan dirinya hanya memesan bakso biasa.

Mata Sela membulat terkejut saat mengetahui Dimas memesan bakso dengan ukuran besar tersebut untuknya. Setelah melihat mangkok yang ada di hadapan laki-laki itu, Sela menghela napas. Selalu saja begini.

“Kenapa punya gue yang besar?” tanya Sela tepat saat Dimas hendak menyuapkan kuah baksonya ke dalam mulut.

Laki-laki itu kembali meletakkan sendoknya ke dalam mangkoknya. “Gue tau lo laper.”

Sela berdecak mendengar jawaban laki-laki di depannya. Namun ia tetap menyantap bakso yang dipesankan untuknya itu. Sela sudah merasa jika perutnya kenyang setelah dirinya baru memakan beberapa potong bakso jumbo yang telah ia bagi menjadi dua bagian. Perutnya benar-benar merasa telah terisi penuh.

“Dim,” panggil Sela yang langsung membuat Dimas menatap padanya sambil mengangkat kedua alisnya. Gadis itu mendorong mangkok bakso miliknya ke hadapan Dimas.

Shitty Dare✔️Where stories live. Discover now