16. JAM OLAHRAGA

133 27 4
                                    

Sela rasanya ingin segera pergi dari tribun lapangan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sela rasanya ingin segera pergi dari tribun lapangan ini. Dirinya benar-benar malas melihat laki-laki yang kini tengah menggiring bola di tengah lapangan menuju ke arah gawang yang dijaga Alex.

“Mereka anak IPS kan ya?” tanya Tiara yang dibalas anggukkan kepala oleh beberapa temannya.

“Ardi and the geng kan emang gitu. Kalo lagi jam kosong sama gabut biasanya emang main ke lapangan. Mau jam berapapun itu,” jelas Elena yang seakan sudah hapal dengan kelakuan siswa kelas IPS itu.

“Kok lo tau sih, Len?” Lisa mengerutkan dahinya bingung. “Oh iya, lo kan gebetannya si Luky. Sampe lupa gue.”

“Eh iya nih, gimana lo sama Luky?” Pipi Elena bersemu merah saat Rani tiba-tiba bertanya demikian. Gadis itu pun tampak salah tingkah dengan terus menghindari tatapan beberapa temannya.

“Iya, Len. Lo udah ditembak belum sama si Luky?” tanya Tiara yang semakin membuat pipi Elena semakin merah.

“Apaan sih lo pada? Orang gue gak ada apa-apa sama dia.” Ucapan Elena membuat teman-temannya melengos tak percaya.

“Ngibul mulu lo. Diembat orang baru tau rasa. Mampus dah tuh.” Elena bisa bernapas lega saya teman-temannya mulai kembali sibuk memperhatikan pertandingan di tengah lapangan.

Sela yang sejak tadi hanya diam kini telah merebahkan dirinya di atas kursi tribun yang memang terbuat dari beton memanjang. Gadis itu tak ikut dalam perbincangan teman-temannya bersama Elena barusan. Dirinya hanya menyimak sambil memejamkan mata, namun tak ikut bersuara.

“Sel, ya elah malah merem lo. Bangun woe!” Tiara yang kebetulan duduk di samping Sela mengguncang bahu temannya itu agar bangkit.

“Apaan sih, Ti?” Sela berdecak sambil berusaha menghindar dari Tiara yang masih terus mengguncang bahunya.

“Bangun, elah. Molor mulu lo. Gak panas apa lo rebahan di sini?”

“Lo gak bisa liat di sebelah gue ada pohon jambu? Lo juga gak liat kalo muka gue ketutupan bayangan pohon jambu? Plis deh, Ti. Gue juga gak tidur kali. Lo lanjut aja deh, gibah sama yang lain.” Tiara mendengus sebelum kembali ikut dalam pembicaraan teman-temannya yang lain.

Sementara Sela kembali dalam suasana tenangnya setelah Tiara berhenti mengguncang bahunya. Namun ketenangan itu hanya bertahan beberapa saat sebelum sesuatu menghantam keras tribun yang digunakan Sela untuk berbaring.

Gadis itu lantas bangkit dan menatap ke arah lapangan. Mencari pelaku yang baru saja menendang bola hingga hampir mengenai dirinya. Matanya menatap satu per satu laki-laki yang kini hampir semuanya juga tengah menatapnya. Pandangannya kemudian berhenti pada sosok Sakti yang berjalan untuk mengambil bola.

“Astagfirullah, buka gue yang barusan nendang bolanya, Sel. Lo jangan ngeliat gue kaya mau makan gue gitu dong.” Sakti dengan cepat meraih bola yang kini berada di tribun tepat di bawah kaki Sela.

Shitty Dare✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang