21. DUNIA PERMANTANAN

156 28 6
                                    

Desti baru saja memasuki parkiran siswa saat melihat siluet tubuh Sela yang berjalan hampir keluar dari area parkiran

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Desti baru saja memasuki parkiran siswa saat melihat siluet tubuh Sela yang berjalan hampir keluar dari area parkiran. Gadis itu dengan segera memarkirkan motornya di tempat yang masih kosong. Setelah melepaskan helm di kepalanya, ia langsung berlari untuk menyusul Sela yang sudah tak terlihat lagi.

Gadis itu bahkan tidak menyadari jika lampu motornya masih menyala yang itu berarti motornya belum sepenuhnya mati dengan kunci yang masih tertancap di tempatnya.

Hingga sesaat sebelum keluar dari parkiran, Desti tersentak saat seseorang menepuk bahunya. Gadis itu segera menoleh dan mendapati seorang laki-laki berdiri di belakangnya.

Sorry kalo lo kaget. Gue cuma mau ngasih kunci lo, tadi belum lo cabut.” Untuk sejenak Desti terpaku pada laki-laki di depannya. Senyum yang tercipta di bibir laki-laki itu membuatnya betah untuk terus menatapnya.

“Hei, lo gak papa?” Desti segera menggelengkan kepalanya dan menerima kunci motornya.

“Eh, sorry. Gue kira siapa.” Gadis itu meringis untuk menyembunyikan rasa malunya.

“Oh iya, thanks kuncinya. Gue kelupaan soalnya ngejar temen tadi.” Laki-laki itu hanya mengangguk sambil tersenyum yang kembali membuat Desti terpaku pada sosok di hadapannya itu.

“Sama-sama. Gue duluan.” Desti terus memandang laki-laki yang telah berjalan meninggalkan dirinya itu dengan senyum merekah.

Jantungnya tiba-tiba saja berdetak sangat cepat begitu menyadari jika orang yang tadi menepuk bahunya adalah laki-laki itu. Terlebih laki-laki tadi tak henti melemparkan senyum yang semakin membuatnya seakan melayang dalam imajinasinya sendiri.

“Mimpi apa gue semalem bisa disapa sama dia,” gumamnya sambil berjalan menuju ke kelasnya.

Senyum yang sejak tadi terbit di bibir Desti belum juga pudar hingga dirinya sampai di kelas. Sela yang melihat Desti melintas di sampingnya sambil tersenyum dan sesekali memegang dadanya mengernyit bingung. Ia lantas memutar tubuhnya menghadap Desti yang duduk di belakangnya.

“Lo masih sehat, Des?” tanya Sela langsung setelah Desti melepaskan tas miliknya di bangkunya.

“Gue sehat kok, alhamdulillah. Gue juga seneng banget.” Kerutan di dahi Sela kian bertambah saat mendengar kalimat Desti.

“Seneng kenapa? Abis menang give away?” tebak Sela asal.

No, ini sih lebih dari sekedar menang give away. Gue disapa plus dapet senyum dari cowok yang gue suka, Selaaa!” seru Desti dengan suara yang tidak terlalu keras.

“Lo ada suka sama cowok? Siapa?”

“Ada lah pokoknya. Yang pasti sih dia ganteng, mana senyumnya manis banget lagi.” Desti kembali tersenyum membayangkan sosok laki-laki di parkiran tadi.

“Emang gimana ceritanya itu cowok bisa nyapa lo?” tanya Sela lagi.

“Gue tadi mau ngejar lo pas baru sampe parkiran, eh ternyata kunci gue lupa belum dicabut. Tiba-tiba aja dia nyapa gue terus ngasih kunci motor gue. Aaaaa, gue seneng banget pokoknya, Sel.” Sela hanya menggelengkan kepalanya sambil meringis. Desti jika sedang kasmaran ternyata bisa se-alay ini.

Shitty Dare✔️Where stories live. Discover now