Mall

73 8 8
                                    

"Kita sudah lama tidak bertemu, semenjak kakakku menikah dengan gadis miskin itu," ucap Aurelia seraya menatap Byanca. Aurelia masih saja menghina Stefania.

"Jangan begitu. Dia kan kakak iparmu sekarang," balas Byanca dengan sikap sok baiknya. Steve hanya terdiam sembari memakan french fries, namun matanya fokus pada Aurelia dan Byanca.  Tampaknya Steve sedang menilai kecantikan mereka.

"Aku tidak menganggapnya sebagai iparku. Asal kamu tau. Mama bahkan belum bisa menerimanya sebagai menantu, yang mama mau itu kamu yang jadi menantunya, Andai ada keajaiban mereka berdua bercerai, lalu kak Nick menikah denganmu. Mama pasti sangat senang," ucap Aurelia dengan nada kesal.

Byanca tersenyum penuh kemenangan, ya! Dia memang memenangkan hati Dania dan Aurelia, tapi untuk memenangkan hati Nick tidaklah mudah selagi masih ada Stefania.

"Jangan mendoakan terjadinya perceraian, itu tidak baik Aurel!" Nasehat Byanca. Steve muak melihat gadis itu terus bersikap sok baik.

"Ehm..." Steve berdehem. sejak tadi dia tidak di ajak ngobrol samasekali.

"Eh maaf Steve. Kita keasikan ngobrol. Kamu jadi terabaikan,"ucap Byanca seraya melirik Aurelia dan juga Steve.

"Byanca teman lamamu atau...?" Tanya Steve dengan menaikan alisnya menatap Aurelia.

"Kami berteman sejak kecil, hanya saja sempat berpisah selama beberapa tahun karena Byanca pindah ke bali dan melanjutkan kuliah di jepang," jawab Aurelia seraya tersenyum menatap Steve.

"Oh. Di jepang Byanca juga beteman denganku."

"Jadi kalian selalu bersama saat di jepang?" Tanya Aurelia penasaran.

"Tidak. Hanya saat kuliah saja kami bertemu, iya kan Steve," timpal Byanca seraya melirik Steve.

"Eh. Iya Kami tinggal agak berjauhan," sahut Steve. Padahal di jepang dia tinggal bersama Byanca. Dan karena itulah Steve tergoda akan kecantikan dan keseksian Byanca. Begitu pula Byanca yang notabennya adalah gadis nakal, dia menjadikan Steve pemuas nafsunya.

"Oh," Aurelia mengangguk paham "Senang berkenalan denganmu, teman Byanca bisa jadi temanku juga," lanjut Aurelia.

"Steve ini belum punya pacar... dan juga sedang mencari pacar. Aku berpikir kalian sangat serasi jika pacaran." Byanca memancing soal asmara. Aurelia hanya tersenyum merona, apalagi Steve terus menatapnya.

Steve memang tampan, hanya saja dia terlalu dibodohi oleh Byanca. Sedangkan Aurelia yang memang juga cantik, tidak menyadari bahwa dia hanya akan dijadikan umpan oleh Byanca untuk Steve.

"Apa àku boleh minta nomor ponselmu?" Tanya Steve seraya merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya.

"Eh...iya boleh," jawab Aurelia agak gugup. Tampak dia sedikit mulai tertarik pada Steve. Steve memberikan ponselnya pada Aurelia. Aurelia segera mencatat nomor ponselnya di ponsel Steve.

"Sepertinya rencanaku akan berhasil," batin Byanca seraya menatap dua manusia yang sedang dia jodohkan itu.

"Bi. Setelah ini ke mall yuk," ajak Aurelia setelah memberikan ponsel Steve kembali.

"Boleh juga. Kamu juga ikut ya Steve!" Ajak Byanca menatap Steve dengan senyumnya yang mengembang.

"Oke," balas Steve seraya mengangguk. Aurelia pun tersenyum puas. Niat hanya mengajak Byanca, Steve malah ikut juga. 
Mereka segera keluar dari restoran itu dan mengemudikan mobil menuju mall terdekat.

***

Karena bosan dirumah, Rey dan Elena mengajak anak-anak mereka ke mall. Mereka juga mengajak Nick dan Stefania sedangkan Emily memilih untuk tetap dirumah. Usia senja membuatnya semakin tidak suka bepergian dan lebih memilih rebahan dirumah. Sedangkan urusan toko dia serahkan kepada Liam.

The Pain Of Loving YouWhere stories live. Discover now