Hospital

2.9K 177 104
                                    

Pagi-pagi sekali, aku dan Daren sudah sibuk mengemasi barang-barang kami.

Pesawat yang kami tumpangi adalah pesawat pagi. Karena itu, sudah dari tadi sehabis subuh, aku dan Daren sibuk berkemas.

Sebenarnya, hanya Daren yang berkemas sih, aku hanya melihatnya dan sesekali membantunya. Daren melarangku untuk membantunya berkemas karena semalem aku bilang bahwa diriku merasa sedikit pusing.

Sebenarnya juga, badanku terasa sedikit lelah dan capek, tapi aku tidak bilang kepada Daren. Takut dia khawatir.

Setelah selesai berkemas, aku dan Daren langsung berjalan keluar dari penginapan dengan Daren yang menggandeng tanganku. Koper kami dibawakan oleh pelayan Villa, sementara tas kecilku dibawa oleh Daren.

Daren membukakan pintu dan menggiringku untuk masuk duluan, setelah itu baru Daren masuk.

Seperti biasa, Daren menarikku dengan lembut agar bersandar di dadanya. Tangannya juga merangkul dengan posesif.

"Kamu masih pusing?" Tanya Daren membuka obrolan.

Aku mengangguk, "Masih, sedikit," jawabku.

Daren lalu mengelus dan memijat kepalaku dengan lembut. Aku jadi semakin mengantuk dibuatnya.

"Mungkin, kamu kecapekan," kata Daren lagi.

"Iya, mungkin," kataku setuju.

Setelah itu, Daren dan aku kembali terdiam.

Aku pernah bilang kan, bahwa aku dan Daren memang jarang mengobrol atau membicarakan satu sama lain. Kami lebih sering diam bersama tapi entah kenapa, aku tidak merasa aneh atau kaku. Diam bersama Daren membawa ketenangan bagiku. Diam bersama Daren terasa... nyaman.

Yang lebih lucu lagi, sepertinya aku dan Daren lebih banyak melontarkan desahan satu sama lain ketimbang mengobrol.

Sejujurnya juga, aku ingin mengobrol bersama Daren. Membahas bagaimana masa depan kami, membahas soal bagaimana kami merawat anak kami nanti, membahas apa saja yang mungkin masih mengganjal dalam hubungan kami...

Lamunanku terhenti saat kami sampai di Bandara. Aku dan Daren turun dari mobil dengan Daren yang selalu merangkulku.

Seperti kemarin waktu berangkat, beberapa orang terlihat membantu membawakan barang-barang kamu sampai ke Lounge. Tanpa mengantri, aku dan Daren juga masuk ke dalam pesawat dengan aman.

Daren mendudukkanku di tempat dudukku terlebih dahulu. Memakaikanku selimut seperti tau bahwa aku pasti akan tertidur sebentar lagi.

Daren mengelus rambutku pelan kemudian mengecup dahiku.

Benar, setelah Daren mengitariku dan berjalan ke kursinya, aku terlelap dalam tidurku. Sebelum terlelap, aku bisa merasakan tangan Daren yang menggapai tanganku dan mengelusnya pelan. Seperti ini mengantarkanku ke dalam tidur yang lebih lelap dan nyaman.

*****

Usapan lembut di pipiku membuat diriku terjaga.

Daren mengelus pipiku saat aku masih tertidur.

"Kita sebentar lagi landing," ujar Daren lembut.

Aku mengerjapkan mata, menyesuaikan dengan cahaya yang berbondong-bondong masuk ke dalam mataku.

Oh tidak..

Pusingku semakin menjadi dan sekarang badanku terasa sangat lelah.

Aku mengangguk lemah saat Daren kembali mengelus pipiku.

"Masih ngantuk?" Tanya Daren.

Aku hanya menjawab dengan anggukan lemah.

"Badan kamu gak enak? Masih pusing?" Sepertinya, Daren mulai menyadari gelagatku.

Married by Accident ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang