First Step

498 110 12
                                    

halo! starlight balik lagi!
aku mulai ketemu lagi jalan untuk cerita ini. dan chapter yang lumayan panjang ini akan aku anggap sebagai bukti kalau aku bakal semakin semangat nulis starlight.

jadi buat kalian, jangan lupa semangat vomentnya yaa~ biar aku juga ikutan semangat hehehe.

selamat membaca!❤️

_____________

"Apa sesulit itu?"

Yeona yang duduk di hadapan komputer sampai saat ini hanya melirik Jimin sekilas lalu fokus kembali pada pekerjaannya. Seminggu menjadi budak RoyalU adalah kutukan baginya. Apalagi ketika mengingat masa-masa dimana ia harus meladeni beribu panggilan karena masalah 'kencan di restoran' yang bodoh itu.

Jika ada manusia di bumi ini yang bisa disalahkan, tentu saja Yeona akan menunjuk pria yang sedang berniat menganggunya ini.

"Hei, aku bicara denganmu nona manajer." Tegas Jimin sekali lagi yang kali ini sudah menopang dagu di atas meja kerja Yeona.

Gadis itu hanya mendecak ringan tanpa menatapnya, "Jangan ganggu aku hari ini, Jimin. Aku harus mengatur jadwal kalian untuk bulan depan."

Jimin kembali menegakan badannya. Ia tahu mungkin ini terlihat agak konyol ketika model papan atas sepertinya dengan mudah menganggu manajer sendiri seperti ini.

Bahkan di ruang kerjanya.

Tapi sebenarnya pria itu hanya merasa bangga setengah mati karena bisa menemukan seseorang yang tidak mengenal RoyalU sama sekali.

Menurutnya ini pencapaian yang harus dibanggakan setiap saat.

Dan beginilah cara Jimin membanggakan pencapaian tersebut. Ia bersumpah akan memperlakukan Yeona dengan baik karena akan sangat amat sulit menemukan seseorang yang bisa membuatnya senyaman ini.

"Kau sudah makan siang?"

"Belum." Jawab Yeona secepat kilat. Berharap Jimin mengerti bahwa gadis itu ingin menjawab semua pertanyaannya cepat agar bisa bekerja dengan tenang, bukannya tertarik.

"Kau pulang jam berapa?"

"Tidak tahu."

"Kenapa tidak tahu?"

Yeona kali ini tak tahan lagi. Ia berhenti dari kegiatannya lalu melihat jam berdetak yang berada di tangan kirinya,"Kau sebentar lagi ada jadwal pemotretan iklan dengan Jungkook, kan?"

Jimin mengangguk, "Tapi masih 3 jam lagi. Ayo kita makan siang dulu." ajaknya.

"Baiklah. Aku akan telpon Jungkook."

"Y-ya! Maksudku kita berdua saja yang makan siang!" ucap Jimin mencegah tangan Yeona untuk menekan panggilan terhadap nomor Jungkook.

Entah sudah keberapa kali, tapi sekali lagi Yeona menatap sinis kedua bola mata Jimin,"Kenapa begitu?"

"Uhm. Itu ...."

Jimin tak bisa menjawab. Membuat Yeona langsung bergerak dan membereskan barang-barangnya yang berserakan diatas meja. Terkesan buru-buru namun masih bisa memasukan semuanya dengan rapih ke dalam tas.

"Aku akan menyiapkan makanan kalian. Kau," Yeona berhenti dari aktivitasnya lalu dengan serius menatap Jimin,"Telpon Jungkook sekarang juga. Kita akan berangkat 30 menit lagi."

Kedua kaki Jimin membeku dan tidak bisa melangkah kemanapun. Gadis itu seperti mengambil alih pikirannya saat menatap serius seperti tadi.

"Telpon aku kalau lima belas menit lagi dia tak bisa dihubungi. Aku duluan."

Starlight | 별빛Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang