3. Pemilik Suara Merdu part 2

262 129 83
                                    

Setelah mama mengatakan hal itu, kami bertiga pun mengisi perjalanan dengan obrolan santai dan tawa ringan diiringi audio yang sengaja dihidupkan oleh mama.

Tak terasa mobil ini mulai memasuki perumahan elit. Maklum lah, temen mama yang satu ini, istri ceo. Rumah tante Lail mulai nampak dari kejauhan karena dipenuhi banyaknya kendaraan di pelataran rumahnya.

"Fee.. arah jam 12 samping mobil warna putih, ada lahan kosong!" Akil menunjuk pada tempat yang kosong di dekat pintu masuk bagian belakang rumah ini.

Aku pun memarkirkan mobilku di tempat yang ditunjuk Akil.

"Barang-barang yang penting jangan ditinggal di mobil, bawa aja! Kalo ga ada saku pakaian, titipin mama biar gak hilang!" tutur mama memperingati.

"Fee ... kamu bawa ransel atau nggak? Kalo bawa, kunci mobil taruh di ransel kamu aja."

"Enggak ma ..." jawabku menampilkan deretan gigiku yang lumayan rapi.

"Kebiasaan banget Fee ... kemana-mana kaga bawa ransel!" sela Akil sambil memasukkan hp kedalam tas kecil yang dia bawa.

"Yaudah biar mama aja yang bawa. Nanti didalem jangan pisah loh! Soalnya ramai banget," perintah mama sambil membuka pintu dan keluar dari mobil.

"Siap ibu negara!"
"Enggeh Ndoro!" ucapku dan Akil serempak.

Kami pun meninggalkan parkiran mobil setelah memastikan barang penting tidak ada yang tertinggal dan mobil juga sudah terkunci. Kami jalan beriringan memasuki rumah itu untuk menemui pemilik hajat karena acaranya sudah dimulai.

Ditengah perjalanan masuk, kami dapat mendengarkan lantunan shalawat sudah dibacakan dengan suara begitu merdu mendayu-dayu. Seolah sedang merayu pada Sang Kekasih.

"Wasfa..!" panggil seseorang membuat mama menghentikan langkah dan mencari ke sumber suara yang telah memanggil namanya.

"Azizah, ya? mashaaAllah Zah ... kau tambah cantik aja, pangling aku!" seru mama dengan senang setelah menemukan sosok yang memanggilnya

"Kau juga Fa ... ku kira bukan kau itu tadi. Mau tak panggil takut salah orang, tapi kata e anakku beneran kau itu. Jadi langsung ku panggil."

Aku dan Akil hanya menonton reuni yang sedang berlangsung didepan kami. Sekilas aku melirik sosok perempuan di samping tante Azizah yang ku tafsir seumuran denganku, tapi dari gaya penampilannya sangat bertolak belakang denganku. Dia dengan baju begitu besar dan kain hitam yang menutupi wajahnya, sedangkan aku hanya memakai gamis dan pashmina kekinian tapi masih menutup aurat.

"Katanya Lo hafal sama semua temen mama?" bisik Akil dengan alis di angkat sebelah.

"Ya kaga semua juga sihh, pftt.." jawab ku berbisik pula dengan menahan tawa.

"Lo juga kaga kenal sama yang di samping tante Azizah?" tanya Akil lagi karena penasaran pada sosok perempuan itu.

"Mana gua kenal, dodol! Baru juga pertama kali lihat dia," pekikku sepelan mungkin karena takut terdengar oleh mama.

"Fee, Akil ... salam dong ke tante Azizah. Dia ini temen mama waktu masih nyantri di Jawa Timur," terang mama sambil melihat ke arah kami berdua.

Aku dan Akil sontak mengangkat kepala kami dan langsung menyalami tante Azizah dengan perasaan tak menentu.

Uft ... hampir ketahuan mama kalo gua gosipin keluarga temen mama.

"Anakmu kembar Fa?" tanya tante Azizah heran ketika melihat kearah kami.

"Oh enggak ... mereka temanan gitu, tapi udah ku anggap anakku sendiri Zah. Ini Fee, anakku. Kalo ini Akil, temen anakku," tunjuk mama ke arahku dan Akil.

Queen Of Ghassan  [HIATUS]Where stories live. Discover now