Leonara - 10 √

148K 12.8K 1.2K
                                    

Brum brum brum

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Brum brum brum..

Suara deruman motor sport berhenti di depan rumah minimalis berwarna abu-abu yang berlantai dua. Leon turun dari motor sembari melepaskan helmnya dan berjalan menuju rumah itu. Ia mulai melangkah memasuki rumah minimalis tersebut dengan tatapan datar.

Pintu terbuka, semua anggota Rezgart menunduk takut saat melihat aura menyeramkan dari Leon sang Ketua Rezgart. Tidak ada yang berani membuka suara, dari tatapan Leon mereka dapat menebak jika Leon sedang marah.

"Mana orangnya?"

Aden––salah satu anggota Rezgart meneguk ludahnya kasar saat melihat tatapan tajam dan kilatan marah dari tatapan Leon.

"Ada di gudang," jawab Aden dengan takut-takut.

"Bawa ke sini." perintah Leon.

Aden mengangguk dan langsung menuju gudang––yang dimana tempat mereka menaruh atau bisa di bilang menyiksa penghianat, tak hanya penghianat, jika ada yang berani menganggu Leon atau Anggotanya, maka akan selalu dibawa ke ruang gudang tersebut.

Tak berselang lama, Aden datang dengan membawa Cakra yang sudah babak belur akibat pukulan dari Dylan, biasanya jika masalah seperti ini, Dylan lah yang melakukan aksinya, memukul penghianat tersebut sampai babak belur dan sisanya ia berikan Leon.

"Ta?"

Genta berdehem, ia tahu maksud Leon. "Cakra Wildana, anggota The Crips dan juga mata-matanya. Dia yang selama ini membocorkan informasi penyerangan. Dan juga.."

"Apa?"

".. Dia yang racunin Rio." Cicit Genta di akhir perkataannya.

Perkataan terakhir Genta membangkitkan amarah Leon. Rahangnya mengeras dan Ia mengepalkan tangannya seraya maju dan menarik kerah baju Cakra.

Bugh bugh bugh!

"BANGSAT LO, MANUSIA BIADAB!"

Leon terus meninju Cakra tanpa henti, anggota Rezgart tak ada yang berani menghentikan aksi Leon. Mereka takut jika melerainya dan bisa saja malah mereka yang jadi sasaran amarah Leon.

"Yon tahan dulu, kita masih butuh dia." ucap Rio berusaha menenangkan Leon.

Pukulan Leon terhenti, ia menghela nafas kasar dan melangkah mundur untuk mengambil minum di dapur. Tak berselang lama ia kembali dengan minuman yang masih di tangannya.

"Buat apa kita butuh si bangsat ini?" tanya Leon.

Rio melirik sebentar ke Cakra yang sudah babak belur, "Kita butuh informasi yang ada di The Crips."

"Cih! gue nggak akan buka mulut sampai kapanpun." sela Cakra menatap nyalang.

"DIAM LO ANJING!" bentak Dylan.

LEONARA [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now