Setelah kepergian Aurora dan Gita. Vika segera duduk di bangku panjang yang memang di sediakan untuk taman belakang sekolah. Ia duduk tepat di samping Dylan. Vika menoleh menatap Dylan yang juga tengah menatapnya datar namun terlihat tajam.
"Kenapa?" tanya Vika, memecahkan keheningan.
Dylan terkekeh kecil, "Kamu nggak tau kesalahan kamu apa?" tangannya terulur mengusap rambut Vika.
Vika mengernyit bingung. Sepertinya hari ini ia tidak melakukan kesalahan fatal. "Emang salah aku apa?"
"Bego!" desis Dylan.
Vika menghela nafas, ia sangat terbiasa dengan kata-kata Dylan yang kasar. Bukan hanya bego saja, Dylan sering kali memarahinya dengan kata yang sangat tidak pantas untuk di katakan kepada perempuan. Misalnya murahan, genit, centil, dan lainnya.
"Aku nggak ada buat kesalahan apapun hari ini." ujar Vika.
Dylan menggeram, dicengkramnya bahu Vika dengan kuat. "Lo lupa kejadian dikantin?! Kenpa dia seolah takut lo marah?! Kalian punya hubungan?!"
Lagi-lagi Vika sudah terbiasa. Ia hanya menatap santai Dylan, "Kamu nggak perlu tau?"
"AKU PACAR KAMU VIKA! AKU BERHAK TAU HUBUNGAN KAMU SAMA MARCELL!" bentak Dylan. Vika menghempas tangan Dylan yang mencengkram kedua bahunya.
"Aku sama sekali nggak ada hubungan sama Marcell." sentak Vika dengan kesal.
"Ini nggak sekali atau dua kali, Vika! Dari dulu kamu selalu begini di depan Marcell! Kalian bedua seperti nyembunyiin sesuatu? Iya kan? Jawab!" Vika skak.
Semua yang di katakan Dylan memang benar. Ia memang mempunyai masa lalu dengan Marcell yang sangat rumit. Ia mengingat itu dengan jelas, namun ia sama sekali tidak bisa menceritaknnya pada siapapun.
Tanpa berkata apapun Vika segera berdiri dan beranjak pergi. Ia tidak ingin membahas kembali masa lalunya. Sejujurnya, Dylan mengetahui masa lalunya, Ia menyaksikan bagaimana kehancuran Vika dan Marcell, hanya saja Dylan tidak begitu mengetahui rahasia penting yang disembunyikan keduanya.
Dylan menghela nafas gusar. Ia sangat mengerti bagaimana sensitif kekasihnya itu jika berkaitan dengan masa lalu. Bukan hanya Vika, Dylan juga sangat hancur saat itu, Hancur melihat orang yang di sayang Vika pergi. Hancur melihat Vika yang sangat terpukul akibat masa lalunya. Namun bagaimana pun, Dylan harus melupakan masa lalu itu. Ia tidak bisa menjalani hidup dengan bayang-bayang masa lalu.
Dylan mengambil rokok dari saku celananya dan juga pematik api, dinyalakan api itu lalu disulutkannya pada ujung batang rokok lalu menghisapnya. Hanya rokok yang selalu ia butuhkan jika di landa masalah. Ia bukan pecandu rokok. Candunya hanya pada gadisnya, ia begitu candu dengan Vika sampai melupakan segala hal tentang hidupnya. Ia berjanji tidak akan melepaskan Vika selamanya. Bahkan sampai maut memisahkan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONARA [Sudah Terbit]
Teen Fiction‼️ FOLLOW SEBELUM BACA ‼️ Leonardo Saputra Agraham, seorang ketua Geng motor bernama Rezgart. Paras wajah yang sangat tampan, nyaris semua orang menganggap jika dirinya adalah makhluk tuhan yang sempurna. Sifatnya yang hampir sama dengan Papanya, sa...