ℜ𝔢𝔪𝔢𝔪𝔟𝔢𝔯 𝔐𝔢 || 𝖻𝖾𝗈𝗆𝗀𝗒𝗎

113 17 9
                                    

★彡 𝕭𝖊𝖓 彡★










Yoonbin menghabiskan sarapannya bersih tanpa sisa, masakan mamanya selalu menjadi kesukaannya.

"Ben berangkat sekarang yah maa," pamitnya pada wanita yang sudah paruh baya namun tetap terlihat cantik, Irene-- mama Yoonbin.

"Iyah, hati-hati dijalan.." balas Irene sembari mengusap kepala Yoonbin lembut.

"Iyah,"

Dan Yoonbin melangkahkan kakinya menuju motornya. Sebenarnya ia bisa saja berjalan kaki, karena jarak rumah dan sekolahnya lumayan dekat. Tapi sudahlah, itung-itung datang pagi.

Ditengah perjalanan nya Yoonbin melihat sosok yang ia kenal, Yoonbin memberhentikan motornya tepat disamping sosok itu.

"Beomgyu.." panggilnya.

Sosok itu adalah Beomgyu, adik dari sahabatnya Soobin. Yoonbin mengeryit, mengapa adik sahabatnya ini terlihat tidak sehat. Wajahnya pucat sekali.

"Mau kemana? Kok gak bareng soobin?" Tanya Yoonbin bingung.

Raut wajah Beomgyu semakin murung.

"Bang ben, bisa bantu gue?" Tanyanya lirih.

Yoonbin mengangguk sembari melepas helmnya. "Bantu apa?" Tanyanya.

"Minggu lalu gue rusakin novel nya bang ubin. Sekarang gue mau ke toko buku buat gantiin.." jawab Beomgyu dengan nada sedih.

Yoonbin menepuk bahu Beomgyu, sangat dingin. Tapi tidak ia hiraukan.

"Santai aja, ayok gue temenin.. jangan sedih gitu.." tuturnya hangat.

"Buruan naik.." titahnya berikutnya.

Beomgyu mengangguk lalu menaiki jok belakang motor Yoonbin. Lagi-lagi Yoonbin merasakan keanehan, motornya tidak berdecit sama sekali. Tapi sekali lagi ia mencoba acuh, dan melajukan motornya menuju toko buku.

Setibanya mereka ditoko buku, Beomgyu langsung memilih novel kesukaan Soobin yang kebetulan masih banyak stoknya. Tak hanya untuk Soobin, Beomgyu juga membeli satu untuk Yoonbin. 

"Serius gue gak perlu gyu.." kata Yoonbin menolak.

"Gak papa bang, terima aja. Anggap ini sebagai ucapan terimakasih gue, selama ini lo baik sama gue.."paksa Beomgyu memelas.

"Yaudah iya, ayo buruan.."  Beomgyu mengangguk dengan senyum cerahnya.

"Perasaan gue aja atau muka beomgyu emang bercahaya..?" Monolog Yoonbin pelan.

"Bang ben!"

"E--eh iya? Udah?"

Beomgyu mengangguk, lalu memberikan paper bag pada Yoonbin.

"Satu buat bang ben, satu buat bang ubin. Tolong sampein maaf gue, gue gak bisa lama lama.." tutur Beomgyu meracau.

"Eh santai aja gyu, biar lo kasih sendiri.. gue anter!"

Beomgyu menggeleng.

"Gue ada urusan penting, bang. Tolong titip ini buat bang ubin.. gue pergi yah.. makasih..." Ucapnya lalu keluar dari toko buku meninggalkan Yoonbin yang dilanda kebingungan.

"Dek? Jadi beli bukunya?"

Yoonbin kembali tersentak,
"Eh.. bukannya udah dibayar adik saya mba?" Tanyanya reflek.

Si mba geleng-geleng, "dari tadi ade cuma berdiri sambil pegang uang.." tunjuk si mba.

Dan barulah Yoonbins sadar, ia memegang uang dan paper bag berisi buku.

"O-oh maaf, ini mba. Terima kasih.."

"Iya sama sama,"


Yoonbin kembali mengendarai motornya dan tidak terlalu memusingkan kejadian yang baru saja dialaminya. 

Setibanya di sekolahnya SMA Geprek, dia memarkirkan motornya ditempat biasa.

"Tumben si ubin sama si maung belom dateng..?" Gumamnya.

Biasanya motor sahabatnya Soobin dan Yoshi sudah terparkir saat ia datang.

"Iyah! Katanya meninggalnya gara gara tabrak lari tadi malam!"

"Ihh serem yah! Bisa gitu!"

"Iyah! Mana katanya sebelum pergi dia emang suka ngomong ngawur.."


Yoonbin mengeryit bingung. Siapa? Ditabrak lari? Meninggal? Tadi malam? Pertanyaan itu memenuhi kepalanya hingga ia tiba dikelasnya 12IPA1.

"Chan!"

Yang dipanggil menoleh dengan wajah sedihnya. Yoonbin semakin merasa aneh. Dihampirinya kawan hitamnya itu dan duduk disampingnya.

"Kenapa? Gue denger ada yang meninggal korban tabrak lari, siapa? Dan tumben si maung sama ubin belom dateng?" Cerocos Yoonbin tanpa jeda.

"Beomgyu ben..." Lirih Haechan sedih.

"Beomgyu? Kenapa?" Bingung Yoonbin.

"Beomgyu meninggal, dia korban tabrak lari semalem.." tutur Haechan.

Deg¿?



"C--chan jangan ngadi ngadi! Ini bukan becandaan yang bagus!" Kata Yoonbin tak percaya.

"Gue gak becanda ben! Sekarang yoshi lagi di rumah soobin, gue sama yang lain bentar lagi bakal nyusul.." balas Haechan serius.

"Tapi-- tadi pagi gue baru aja nganterin beomgyu beli novel!" Ucap Yoonbin masih dalam mode kaget.

"Ben tolong, kita emang tolol bin goblok. Tapi gak gini caranya.." celetuk oknum tinggi dengan bibir overdose.

"Tapi gue serius jin! Ini dia titip novelnya sama gue!" Teriak Yoonbin geram.

"Gue gak bohong! Sumpah!" Lanjutnya kekeuh.

"Tapi beomgyu emang udah meninggal ben.."

Mendadak Yoonbin berkeringat dingin. Jika Beomgyu meninggal tadi malam, lalu siapa yang tadi ia bonceng?

Wushhh...

Angin mendadak muncul menerpa wajah Yoonbin. Tiba tiba muncul sosok Beomgyu didepan pintu kelas dengan keadaan yang--tidak baik baik saja.

Darah yang mengalir banyak dari ubun ubunnya, sebelah wajah yang hancur dan tangan yang patah.

"G--gyu. . ."

"Gue akan tenang kalau lo bisa ngasih novel itu ke bang ubin, bang.."


Sosok Beomgyu berubah menjadi Beomgyu yang tadi pagi Yoonbin temui. Sekarang Yoonbin sadar, itu hanya arwah Beomgyu yang belum bisa pergi dengan tenang.

"Kenapa bisa gue gak sadar kalau lo itu arwah..?"

















▓▓▓▓▓ TBC ▓▓▓▓▓▓

Khamsatengkyu buat yang minat🙏. Btw, 00 line yah💜

ℜ𝔢𝔪𝔢𝔪𝔟𝔢𝔯 𝔐𝔢 || 𝔅𝔢𝔫 (REVISI)Where stories live. Discover now