Loh, Dori?

417 129 18
                                    

Tok tok tok tok...

Pintu utama rumah Jojo diketuk beberapa kali. Buru-buru remaja itu melesat ke depan untuk membukakan pintu setelah berlama-lama mendekam di toilet akibat terlalu banyak makan ayam geprek dengan banyak cabe. Jojo mengalami diare. Ia akhirnya memutuskan tidak ingin makan pedas lagi.

"Loh, Yuna? Ada apa?"

"Aku nemu ini," ucap Yuna sambil menyodorkan seekor kucing abu-abu. "Ini Dori bukan, sih?"

"Loh, kamu nemu di mana?"

"Di rumah temen. Katanya ini kucing baru di kompleknya. Takutnya ini emang beneran Dori, soalnya kan katanya Dori hilang."

Jojo dengan seksama memperhatikan kucing yang Yuna bawa. "Loh, iya, ini kayanya bener Dori."

"Kayanya emang Dori, deh. Aku hafal Dori soalnya."

"Ya udah, ayo ke rumah Mas Lino!"

"Mas Lino belum pulang. Tadi aku udah ke sana tapi nggak ada orang."

Jojo mengernyit. Di tengoknya jam dinding yang menggantung di dinding ruang tamunya. "Lah? Jam segini belum pulang? Biasanya udah."

"Nggak tau," ucap Yuna seraya mengedikkan bahu. "Lagi ada kegiatan mungkin?"

"Iya mungkin. Ya udah, kita ke rumah Bang Chandra aja."

"Yuk!"

Setelah Jojo meminum obat diare, dua remaja itu berjalan ke rumah Chandra yang hanya berjarak beberapa puluh meter dari rumah Jojo. Sayangnya, ketika sampai di rumah Chandra yang ada di rumah hanya adik perempuannya.

"Bang Chan belum pulang," ucap Anna—adik perempuan Chandra. "Tadi habis pulang sekolah keluar lagi. Kayanya main sama Kak Felix. Aku denger tadi dia telponan sambil nyebut nama 'Lix' gitu. Coba aja ke rumah Kak Felix."

"Oke, makasih, Na," ucap Jojo dan Yuna bersamaan.

Mereka berdua akhirnya mendatangi rumah Felix. Tapi tak ada siapapun.

"Jadi gimana?" tanya Yuna.

"Hmm. Kalo Kak Felix ada kegiatan, biasanya Bang Handi juga ada kegiatan. Soalnya mereka sekelas. Kalo misal itu kegiatan satu angkatan, berarti Kak Yosi sama Kak Umin juga. Terus... ke rumah siapa ya?" Jojo mengelus dagunya. Setelah sejenak berpikir, ia akhirnya dengan wajah berseri-seri berkata, "Aha! Kita ke rumah Bang Abin aja!"

"Tapi kalo ternyata Bang Abin ada kegiatan juga gimana? Kan dia kelas sebelas."

Jojo mengernyit. "Emang kalo kelas sebelas kenapa?"

"Katanya anak kelas sebelas banyak kegiatan."

"Ah, kata siapa? Nyatanya Mas Lino kegiatannya cuma pacaran sama kucing," ucap Jojo kemudian terkekeh, membuat Yuna ikut terkekeh.

Mereka berdua kemudian mendatangi rumah Abin. Beruntung cowok berbisep besar itu sedang bermain playstation di rumah megahnya.

"Masuk aja!" perintah Abin dari ruang keluarga—sedang bermain PS.

Yuna yang baru pertama masuk ke rumah Abin setelah direnovasi tahun lalu terkagum-kagum dengan kemegahan rumah Abin. "Wah, ternyata dalemnya juga bagus."

Abin tersenyum. "Makasih."

"Sarbini," ucap Yuna ketika membaca tulisan yang tergantung di sebuah pintu kamar di rumah Abin. "Sarbini siapa, Bang?"

"Sarbini itu Bang Abin," jawab Jojo.

"Sstt!" Abin melotot kemudian nyengir.

Yuna manggut-manggut. "Oh, jadi nama aslinya Bang Abin itu Sarbini."

Mas Kucing [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang