🍁25🍁 Aku Dora

2.4K 351 12
                                    

"Gimana dong, Neng?" tanya tukang ojek itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gimana dong, Neng?" tanya tukang ojek itu.

Biasanya Varas akan naik angkutan umum, tetapi karena tadi tidak menemukan angkutan umum yang lewat, Varas terpaksa naik ojek. Namun, di tengah jalan, tiba-tiba motor tukang ojek itu mogok.

Varas membuka helmnya dan menyerahkannya pada tukang ojek itu. Kondisi jalan sedang sepi, hanya beberapa kendaraan yang lewat. "Enggak papa kok, Pak. Rumah saya deket, bisa jalan," kata Varas. Ia menyerahkan uang sepuluh ribuan pada tukang ojek itu sambil tersenyum.

"Makasih, Neng," kata tukang ojek itu sambil menerima uangnya.

Varas pun berjalan santai di pinggir jalan. Ia sudah terbiasa berjalan jauh. Sebelumnya Varas sudah pernah berjalan dari rumah ke sekolah karena ia tidak punya uang untuk sewa angkutan umum ataupun ojek. Setelah Varas menjadi model majalah, Varas tidak pernah lagi berjalan kaki karena gajinya cukup untuk uang jajan dan sewa angkutan.

Tiba-tiba sebuah motor besar berhenti di samping Varas dan membuat Varas sangat terkejut. "Varas," panggil orang itu sambil melepas helm full face berwarna merah.

"Kervan?"

"Akhirnya gue bisa ketemu lo," kata cowok itu lalu turun. Ia berdiri di depan Varas yang menatapnya datar.

"Mau apa?" tanya Varas dengan nada ketus.

"Maafin gue, Ras. Gue tahu gue salah, tapi kita jangan putus, ya?" pinta Kervan sembari menatap Varas memelas. Kedua tangannya ia satukan di depan dada, berharap agar Varas memaafkannya.

"Gue mau kasih tahu lo sesuatu, Van." Varas memasang wajah seriusnya.

"Apa? Bilang aja. Lo mau apa?"

"Gue enggak pernah cinta sama lo."

"Gue tahu."

"Lo tahu?" tanya Varas heran. "Kenapa lo nggak minta putus kalau tahu?"

"Gue cinta sama lo. Enggak mungkin gue ngelepas lo, 'kan?" Kervan tersenyum tulus. Senyum yang membuat Kervan terlihat lebih manusiawi.

"Kita nggak perlu ketemu lagi," kata Varas dengan nada datar. Ia pun langsung berjalan melewati Kervan yang kini sudah tidak tersenyum lagi. Tangan cowok itu terkepal dengan erat sambil menahan emosi yang hendak meledak.

"Varas, gue cinta lo!" teriak Kervan yang tampak putus asa. Ia ingin meluapkan emosinya, tetapi ia tidak bisa karena Varas.

"Tapi gue cinta Reja!" balas Varas berteriak tanpa menoleh ke arah Kervan.

"Reja? Pengecut itu?"

"Enggak usah jelek-jelekin Reja kalau lo belum sempurna." Varas berjalan cepat menuju rumahnya. Ia benar-benar muak dengan Kervan dan tidak ingin berhubungan dengan cowok itu lagi.

Sesampainya di rumah, Varas melihat kedua orang tuanya berkumpul di ruang tamu bersama Vema dan terlihat sangat bahagia tanpa Varas. "Varas pulang," kata Varas.

MASCULINE (END)Where stories live. Discover now