[RE] | 02 | Welcome To Indonesia

2.1K 205 41
                                    

Semua melakukan aktivitasnya masing-masing. Ada yang ngusilin orang tidur, bengong, nge-halu, dan lain sebagainya. Ali tertidur di kursinya karena memang dia sudah mengantuk.

Well, bayangkan saja, semalam sebenarnya dia sudah beres-beres dan sudah bersiap untuk tidur, tapi Ejen Bakar meminta Ali untuk menolongnya. Alhasil, di pesawat dia pun tertidur.

"Ngroooookk ... Zzzzz ...." dengkuran itu terdengar keras, Ali tidur dengan nyenyak dengan iler yang juga mendukungnya.

"Hmm .. dasar bocah ..." Rudy menatap Ali dengan tatapan datar seraya berdecih.

"Dia mimpi apaan, yak? kok, kayaknya nyenyak banget, deh, tidurnya ... Tuh, ampe ilernya udah mau jatuh. Hiiiiiiiiyyy ..." julid Jet sambil bergidik ngeri.

"Auk, ah, bodo. Lo pikir gue peduli?" balas Rudy sambil memutar bola matanya malas.

Saat Jet dan Rudy sibuk menjulid-in Ali, Moon berteriak heboh. Dikarenakan gadis itu duduk di dekat jendela, ia bisa melihat apa yang diluar sana.

"Kyaaaaaa! Iiiih ... itu awannya cute banget! Eh, ada yang bentuknya kayak bebek! Ih, yang itu kayak anak ayam! Lucu banget nggak nahan! Roza! Coba liat, dong! Nah, yang itu juga, lucu!"

"Udah, Moon, lo kagak usah lebay, deh, jadi orang. Ngomong kayak gitu kayak nggak pernah naik pesawat aja. Nggak usah bising," tegur Roza yang sepertinya sudah frustasi.

"Tapi, kan, emang belum pernah naek pesawat ..."

"Ya, tapi nggak gitu juga kaleeeee ...."

"Suka-suka gue, lah, iya, nggak, Mik?" seru Moon yang sepertinya baru tersadar jika Mika tertidur sedari tadi, membuat Roza terkekeh.

"Gue kasihan sama lo, Moon. Lo tadi dijulid-in sama speaker pesawat, sekarang dikacangin sama Mika. Satu dua kacang ijo, kasihan, deh, lo!"

"Diem lo, Kakak Laknat!"

"Buset, gue dibilang kakak laknat," Roza mengelus dadanya. "Heran gue sama Iman, kok, dia bisa tahan sama setan modelan kayak gini, ya? Kasih resepnya, dong, Man!"

Baiklah, untuk kali ini Roza juga tidak menyadari jika Iman juga tertidur sama seperti Mika. Alicia yang sedari tadi melihat Roza dan Moon berbicara hanya tertawa kecil.

"Bego banget, lo nggak lihat kalau Iman lagi tidur?" sindir Alicia.

Roza menatapnya sinis. "Beuhhhh ... Otak pinter, tapi bicaranya na'udzubillah, jadi toxic. Ini, nih, gara-gara sering banget sama Ali. Jadinya pada ketularan semua."

"Emangnya kenapa? Sirik amat ngeliat gue sama Ali. Lo cembukur, ya?"

"Cemburu, Bambang! Bukan cembukur!"

"Yaudah, sih, Roz. Emang kenapa kalau dia sama Ali, gue juga biasa aja ngeliat lo sama Jet," julid Moon.

"Bocil mendingan diem aja, deh."

Moon menjulurkan lidahnya kepada Roza. "Bweeeekkk! Terserah lo mau bilang apa, mau nistain gue lagi juga nggak apa-apa. Kan, dosanya sama lo. Bukan sama gue."

"Yaudah, ribet banget ngurusin dosa gue. Banyakan dosa lo juga."

"Roza!"

Para mentor yang melihat kejadian itu hanya bisa sabar. Apalagi kalau udah ngadepin Moon yang mulutnya pedes kayak cabe. Saat semua ejen teras Inviso adalah orang-orang yang cool abies, kalem, visual cakep, dan swag, maka Moon adalah kebalikannya.

Well, namanya juga Moon. Sekali lagi, ini Moon. Bocil umur dua belas tahun (gue ngarang), berisik, heboh, nggak bisa nyimpen rahasia, dan suka nyari masalah. Suatu hari Mika pernah ketahuan oleh Moon kalau Mika itu suka banget sama yang namanya jengkol gara-gara waktu itu temannya yang bernama Rizka datang sambil bawa jengkol.

Hey Young Agents (Ejen Ali FF) AOF #1✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang