Chapter 6

421 44 0
                                    

Hari berikutnya Rosalind akan berangkat kerja, jam sudah menunjukan 11 kurang.
Meminta Sonia mengunci pintu dari dalam dan memberikan kunci serep.

"Sonia maaf ibu membangunkanmu, kamu tolong kunci pintu dari dalam.besok pagi kamu berangkat sekolah kunci pintu dari luar dengan kunci ini," ucap ibu menyerahkan kunci cadangan ke anaknya.

"Baiklah bu," ucap sonia lemas dia baru saja dibangunkan ibunya.

"Hem, okeh kunci pintunya, kembalilah tidur jangan sampai besok terlambat sekolah," ucap ibu meninggalkan Sonia.

Sonia pagi tadi sudah ditunjukan ibunya dimana letak sekolah yang memang tidak terlalu jauh untuk berjalan kaki.
Setelah mengunci pintu dari dalam Sonia kembali ke kamarnya.

Merasa resah tidak bisa kembali tidur melihat jam menunjukan setengah 12 malam. Menghidupkan Alarm untuk esok pagi.

Sonia selama ini tidak pernah begadang ketika malam sudah sunyi.
Ketika hening dia tidak tau apa yang Allah datangkan dari makhlukNya.
Maka dari itu Sonia menghindari tidur terlalu larut.

Tiba-tiba Sonia menutup diri dengan selimut.
Dia mendengar langkah kaki dari arah luar pintu, tampaknya bukan hanya satu tetapi beberapa langkah kaki.

Lalu dia mendengar seperti gelas, piring dan perabotan dari dapur berbunyi.
Berpikir positif mungkin tikus mungkin kucing. Walaupun Sonia tau tidak ada kucing di rumah.
Kemudian dia Memaksakan diri untuk tidur. Karena tidak ada yang lebih baik baginya jika mendengar suara dari makhluk tak kasat mata, ataupun melihatnya secara langsung.

Sonia memejamkan mata walaupun dia merasa ada yang mengawasi, ada sosok yang memperhatikanya.
Dia tidak berani membuka selimutnya.

Sudah beberapa kali dia merasakan ini saat di rumah neneknya, akan tetapi Sonia tidak pernah berpindah kamar dan tidur bersama neneknya.
Sebagai seorang introvert memang lebih suka menyelesaikan masalah secara mandiri.
Dia juga tidak mau mengganggu tidur neneknya.

Berjalan melewati keramaian jalan menuju sekolahnya.
Sonia perlahan melangkah menuju ruang guru.
Diperkenalkan dengan wali kelasnya yang bernama ibu Sasi.
Sonia menjadi murid di kelas 7 F yang merupakan kelasnya.
Merasa gugup dan membenarkan posisi kerudungnya, mengikuti bu Sasi memasuki kelas.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru, ayo Sonia perkenalkan diri kamu," ucap bu Sasi dengan lembut dan tersenyum

"Perkenalkan, nama saya Sonia Pratista," ucap Sonia gugup menggenggam jari jemari ketelapak tanganya.

Murid-murid menatap Sonia dan merasa lucu dengan perkenalan singkat Sonia, memandang Sonia yang terlihat pendiam dan pemalu.

"Baiklah Sonia, kamu duduk bersama Azka Aqilla, Azka angkat tanganya," ucap bu Sasi dan mempersilahkan Sonia duduk bersama Azka.

"Hai Sonia salam kenal yah," ucap Azka ramah dan bersalaman dengan Sonia.

Di sisi lain Sonia merasa gugup dengan sikap Azka,di sekolah sebelumnya teman-temanya tidak peduli denganya karena dia yang pendiam dan menarik diri dari teman lainya.

Sonia hanya mengangguk dan membalas tangan Azka.
Tidak lama datang guru yang mengajar sejarah Islam yang dinamakan Tarikh.
Sonia menatap Azka dan teman lainya di kelas yang terlihat semangat belajar mendengarkan guru.

Sonia diam-diam memandang sekitar dan mendesah lega karena tidak menemukan satupun yang janggal.
Mungkin pilihan ibunya sangat tepat di sekolah ini tidak ada hantu karena mungkin banyak dibacakan ayat-ayat Al qur'an.

Sonia tidak terbiasa memiliki teman, namun saat istirahat, Azka mengajaknya ke kantin bersama dan juga mengajak satu perempuan berkaca mata yang Sonia tau bernama Gayatri.
Mereka bertiga duduk dikantin setelah memesan dan membawa masing-masing semangkuk bakso.

"Sonia? Dimana rumahmu?,"tanya Azka membuka obrolan

"Tidak jauh dari sekolah, arah Alfamart masuk ke gang," jawab Sonia sedikit gugup

"Wah sangat dekat,bdw kenapa kamu pindah sekolah Sonia?," tanya Gayatri yang penasaran.

"Ehm sebelumnya aku tinggal bersama nenek,setelah nenek meninggal ibu membawaku kesini,"ucap Sonia kemudian memakan baksonya.

Azka menyikut Gayatri, dibalesi Gayatri yang melotot kepadanya.

"Ah maaf Sonia jadi mengingatkanmu,"ucap gayatri menggaruk kepala merasa tidak enak

"Tidak mengapa," jawab Sonia

Setelah makan, mereka bertiga mengobrol bersama dan tidak lama bel sekolah berbunyi menandakan waktu masuknya jam pelajaran.












Sonia's Eyes (End)Where stories live. Discover now