[4] You're Not Welcome

1.2K 306 1.4K
                                    

Happy Reading!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy Reading!

"Kamu sudah berani memasuki kehidupanku. Sekarang, akan kubuat kamu pergi jauh."

[4] You're Not Welcome

Aku heran, deh. Iblis itu menjadi guru private, lalu sekarang ia menjadi Wali Kelas di kelasku. Sebenarnya siapa dia?

Aku melirik ketika guru iblis itu sedang menulis nomor teleponnya di papan tulis putih. Setelah ia selesai menulis, seisi kelas langsung sibuk mengutak-ngatik handphone mereka.

Bisa kalian tebak apa yang terjadi selanjutnya?

Ya, meja guru bergetar akibat para penggemar Fro yang terus mengirim pesan dengan membabi-buta. Seram sekali, bukan?

"Jangan mengirim pesan kepadaku jika tidak ada hal darurat."

Ucapan dingin tersebut membuat seisi kelas langsung menaruh handphone di atas meja. Tampaknya mereka semua takut kalau guru itu akan marah dan malah pergi.

Jujur saja, aku lebih baik diajari oleh Pak Leorio dari pada guru iblis itu. Walaupun Pak Leorio seorang kutu buku dan penggila pelajaran kimia, tapi aku tidak masalah karena aku mahir pelajaran tersebut. Sayangnya, Pak Leorio malah digantikan oleh guru iblis yang ingin kuhempas dari dunia itu.

"Tujuanku mengajar di sini agar kalian bisa lulus dengan hasil yang maksimal."

Gerakanku terhenti saat hendak menekan tombol like pada postingan terbaru Edgar.

Aku menahan tawa. Kalau itu saja tujuanmu, semua orang bisa menjadi guru. Tujuanmu tidak ada yang spesial sama sekali.

Fro melangkahkan kakinya ke arahku. Awalnya aku tidak peduli, sampai tangan kirinya menyentuh meja yang membuatku menoleh.

Pria itu menatapku seraya berkata, "Bagi yang nilainya tidak mencapai maksimal terpaksa akan tinggal kelas."

Ti-tinggal kelas?!

Aku mengetuk-ngetuk layar handphone semberi melihat punggung guru iblis itu berjalan ke meja guru. Ia menaruh buku Kimia yang diambil dari dalam tas kantor lalu menyuruh seisi kelas untuk mempelajarinya.

Ancaman guru iblis itu tidak main-main ternyata. Ia serius sekali ingin membuatku menderita di mana-mana.

"Hyolin, fokus."

Aku menatap kesal guru itu sebelum akhirnya memfokuskan pandangan pada buku di atas meja.

Tidak, tidak. Ini tidak boleh terjadi. Aku akan mencari cara agar dapat menyogok guru iblis itu.

 Aku akan mencari cara agar dapat menyogok guru iblis itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Treat You Like An Enemy | ✔Where stories live. Discover now