26. Sweet (1)

4.5K 651 247
                                    

❤❤❤

Part 26 - Sweet (1)

❤❤❤

Satu jam lebih hujan terus turun tanpa ada tanda-tanda mereda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Satu jam lebih hujan terus turun tanpa ada tanda-tanda mereda. Aisyah dan Saka terpaksa berteduh dibawah halte bis yang tak jauh dari area kampusnya.

Baju mereka sedikit basah, Saka dengan sengaja meminjamkan jaketnya dengan alasan suami yang siaga. Padahal dia sendiri juga kedinginan. Tapi karena hal itu, Saka memiliki alasan untuk bisa menempel dengan istrinya.

"Kamu tuh jangan terlalu deket kayak gini. Kalo kita disangka remaja yang berbuat mesum gimana?" Aisyah sekuat tenaga mendorong Saka agar menjauh dari tubuhnya, walaupun hasilnya nihil. Laki-laki itu bukannya menjauh malah semakin menempel seperti lintah.

"Jahat banget, padahal gue udah berbaik hati minjemin jaketnya buat lo. Masa lo nggak mau ngasih kompensasi apapun ke-gue." sahut Saka.

"Kompensasi apa?"

"Peluk gue misalnya."

Aisyah berdecak, ia terdiam karena malas menyahuti cerocosan Saka. Aisyah membiarkan saja Saka mau berbuat apa.

"Andreas kayaknya suka sama temen lo itu?" ucap Saka tiba-tiba.

"Temen siapa? Naura?" sahut Aisyah mulai penasaran.

"Iyalah, emang lo punya temen dikampus selain, Naura?" Saka menjawab pedas, sampai sakit telinga Aisyah mendengarnya.

"Sembarangan kalo ngomong. Walaupun emang bener sih."

"Pfftt, kasian banget istri gue. Ya ampun, utututu.." goda Saka semakin menjadi.

"Nggak usah ngeselin ya, nggak usah cubit pipi aku juga, ish!" Aisyah kesal, ia menabok tangan Saka yang jahil mencubit pipi nya berulang kali.

Saka tergelak, "Makin marah, makin cantik. Sini gue cipok!"

"Astagfirullah, Sayang! Eh, Saka!" ceplos Aisyah. Spontan ia menutup mulutnya rapat serta menoleh guna menghindari tatapan Saka yang sama-sama terkejut sepertinya.

"Anjay, gue salting." gumam Saka.

"Ap-apa sih, nggak usah lebay. Aku cuma keceplosan." Aisyah cepat-cepat mengklarifikasi untuk menutupi rasa malu nya. Berbeda dengan Saka yang senyum-senyum sendiri merasa berbunga-bunga hati nya.

"Keceplosan itu ucapan yang paling jujur. Nggak perlu malu gitu. Gue seneng-seneng aja kok lo panggil sayang." sahut Saka jemawa.

"Ya udah sih, nggak perlu dibahas." putus Aisyah.

"Kamu tadi ngapain bahas Andreas sama Naura?" ucapnya kemudian.

Saka masih senyum-senyum menatap istri nya. Kemudian berdehem dan melirik jalan sepi dihadapannya.

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang