EP 24 - You Look Beautiful

5.8K 581 8
                                    

Setelah membersihkan tubuhnya dan mengenakan pakaian nyamannya, Nadia keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ruangan tempat Anna sedang menjalani ritual perawatan tubuh dan wajah terakhir sebelum kemudian dirias dan siap berjalan menuju pelaminan. Ia sebenarnya masih sangat letih dengan semua yang telah terjadi selama beberapa hari ini, baik kondisi hatinya maupun fisiknya, namun ia begitu bersemangat untuk kembali bertugas sebagai maid of honor yang sigap bagi sahabatnya.

Ia berjalan melewati lorong yang cukup panjang dari kamarnya dan melihat lukisan pemandangan yang familiar. Sejak lama ia tahu jika sahabatnya itu memiliki rumah keluarga bak istana di New Zealand. Walaupun lahir dari keluarga yang kaya raya, Anna tidak pernah memperlihatkannya. Ketika kuliah bersamanya, Anna pernah mengajaknya berlibur ke tempat ini dan baru menyadari bahwa Anna terlahir di keluarga yang sangat kaya. Hal itu juga yang membuatnya mengenal Kinan, sepupu dekat Anna yang kebetulan tinggal di New Zealand dan lebih sering mengunjungi rumah ini bersama dengan ibunya untuk mengurusi neneknya yang sudah tua. Ternyata rumah ini tidak banyak berubah, masih sebesar dan semewah ketika ia pertama kali mengunjunginya.

Nadia mengetuk dan masuk ke kamar Anna ketika seseorang membukakannya dari dalam.

"An.." Panggilnya.

"Nadia? NADIA!!" Katanya lalu menghambur menuju tempatnya dan langsung memeluknya. "Nad.. you didn't know how worried I was the first time I knew your plane had emergency landing.." Katanya langsung mendapat sambutan pelukan dari Anna yang saat ini wajahnya masih dipenuhi masker yang belum selesai dibersihkan.

"Believe me I knew.. I knew you would be so worried." Kata Nadia pada sahabatnya itu. Ia mengenal Anna lama untuk hafal dan bisa membayangkan bagaimana reaksinya ketika mendengar berita tentang insiden pesawatnya kemarin. Anna tahu jika dirinya memiliki phobia ketinggian dan sangat membenci perjalanan menggunakan pesawat terbang. Namun hari ini adalah hari pernikahannya, ia tidak boleh membuatnya stress dengan cerita perjalannya yang pastinya akan terdengar begitu mengejutkan jika diceritakan saat ini. "Yang terpenting sekarang gue udah di sini sama lo dan lo harus relaks.. hari ini hari penting buat lo." Katanya lalu melepas pelukannya "Udah.. ayo lanjutin lagi perawatan lo.."

"Masalah lo sama Jamie gimana? dia ada hubungin lo lagi?" Tanyanya.

"Hm.. dia coba hubungin gue lagi ke nomor sementara itu. Thanks to you sekarang gue ada nomor baru yang bisa gue pake di sini." Katanya menunjukkan telepon genggam yang diberikan Anna untuknya. "Tau gak.. ternyata klien gue banyak yang hubungi gue via email. Padahal udah jelas-jelas gue minta izin untuk menonaktifkan nomor kerja gue." Katanya.

"Are you alright?"

"Yes.. of course.." Jawabnya spontan sambil mengecek kembali emailnya dan membalas beberapa diantaranya yang terlihat urgent.

"Nad..Really? you can tell me.."

"I'm ok.. you know me.. gue bukan cewek yang bakal galau hanya karena masalah cowok, ada banyak hal lain yang harus gue pikirin di dunia ini. This is your happiest day, so this is my happiest day too.. gue happy banget melihat sahabat gue sebentar lagi menikah.. nothing can ruin my happiness today.." Katanya sambil tersenyum. Walaupun sebenarnya hatinya masih terasa tidak menentu, ia tidak bisa menceritakannya pada Anna hari ini. Tidak di hari pernikahannya.

"I'm so thankful having you as my best friend." Katanya.

"So am I." Balas Nadia. Ia kemudian terduduk di seberang kasur treatment Anna dan menemaninya mengobrol.

"Ngomong-ngomong.. gimana Tobby? Lo sama dia baik-baik aja kan? Gak ada kejadian apa-apa kan? Waktu di telepon dua hari yang lalu kok kedengerannya ada sesuatu terjadi di antara kalian. Lo berantem besar sama dia? Dia ngapain lo? Lo bisa cerita aman sama gue sekarang, gak ada Regas di sini.." Kata Anna meyakinkannya.

IMPOSSIBLE ATTRACTIONWhere stories live. Discover now