3

34 1 0
                                    

Sejak percakapan via video call di malam sepulang dari pantai kemaren, baik Hana maupun Cenna sama sekali tidak ada yang menghubungi. Hana sibuk dengan tugas kuliah, sedangkan Cenna kurang lebih juga sama. Sekalipun mereka berada di kampus yang sama, nyatanya tidak begitu mudah untuk bisa bertemu. Bahkan Hana yang berangkat kampus lebih pagi dan nugas di area co working space kampusnya pun tidak melihat kelebatan makhluk bernama Cenna.

Sama seperti pagi-pagi sebelumnya, hari ini Hana berangkat ke kampus tepat pukul 7 pagi. Memang dia tidak akan langsung ke kelas. Rata-rata jam kuliahnya di semester ini dimulai pukul 9 pagi. Jadi masih ada waktu untuk sholat sunnah dhuha di masjid kampus. Rutinitas ini sudah dia lakukan sejak awal kuliah. Gara-garanya waktu pengenalan kampus ada salah seorang pengisi yang menyampaikan kalau dengan seringnya menunaikan 2 rekaat sholat dhuha, insya Allah akan dihapuskan dosa-dosanya sekalipun banyaknya seperti buih di lautan. Hana yang merasa paling banyak dosanya, tentu tidak mau melewatkan kesempatan emas ini.

Usai melepas sepatu dan memasuki area masjid, Hana segera menuju tangga yang menghubungkan ke lantai atas, tempat yang biasa digunakan untuk sholat berjamaah. Sembari berjalan dan menenteng tas laptop, Hana mengedarkan pandangan ke beberapa arah di bagian masjid. Dan seketika pandangannya tertuju pada sosok yang beberapa hari ini tidak ada menghubungi dirinya. Sosok itu sepertinya baru saja turun dari tangga dan sedang mengikat tali sepatu. Hana ingin menghampiri, tapi ditahan keinginannya tersebut. Ah, gue chat aja deh nanti. Begitu putusnya dan segera menaiki tangga menuju lantai atas.

---
Ntar pulang ketemu di loby kampus ya. Gue tunggu.

Hana mengirimkan pesan singkat ke Cenna. Rasa-rasanya hari ini dia butuh bertemu Cenna. Ya pengen aja. Pasti kalian pernah di situasi yang kayak gini. Pengen ketemu teman tapi ga harus ada alasan khusus.

"Heh, lo pacaran ya sama Cenna?" Suara Hera terdengar tiba-tiba. Hera ini emang suka usil. Sekarang saja dia sedang mencuri-curi pandang ke layar hp Hana.

"Jangan sok tahu deh" Jawab Hana sambil memasukkan hp nya ke dalam tas lalu mengeluarkan diktat kuliahnya dari dalam tas.

"Kalau pun iya juga gapapa kali"

"Huss.. jangan ngawur deh. Gue cuma temenan. Lo kan tau gue nggak mau pacaran-pacaran" elak Hana

"Hahaha iya deh iya. Ntar juga kalau jodoh, lo ga bakal ngelak"

"Dih, sotoy lo" seru Hana sambil mengetuk kepala temananya itu dengan hujung pena yang disambut dengan ringisan oleh Hera.

Hana sama sekali tidak berpikiran hal yang demikian. Berjodoh dengan Cenna? Hahaha nggak mungkin banget!
Dia segera mengalihkan pikirannya dengan membuka catatan kuliahnya. Tak lama dosen yang mengajar hari ini memasuki kelas. Hana segera tenggelam dengan materi-materi kuliah hari itu, dan seketika pikiran tentang Cenna menguar dari benaknya.

---

Sekarang sudah waktunya Hana pulang dan menemui Cenna di loby kampus. Tadi  seberes kelas terakhir, dia menyempatkan diri untuk berbincang bersama teman satu kelompoknya terkait tugas yang akan dikumpulkan pekan depan. Usai berbincang, Hana segera menuju masjid kampus untuk menunaikan sholat asar.

Sejak  di kelas tadi, Cenna sama sekali belum membalas pesannya. Jangankan membalas, dibaca pun belum. Sesibuk apa sih dia sampai tidak sempat membaca pesan?!

Tidak mau musing memikirkan hal itu. Dia lebih memilih untuk menunggu Cenna di loby. Dan di sinilah dia sekarang. Dengan segelas boba yang sempat dibelinya tadi, dia menunggu pesan balasan dan wujud Cenna hadir.

Sambil menunggu, dia menyalakan laptop dan mulai berselancar mencari jurnal-jurnal untuk kebutuhan tugas kuliahnya.

"Lho, Hana bukan sih?" sebuah suara menyapa rungu Hana. Segera dia menoleh.

Naabot mo na ang dulo ng mga na-publish na parte.

⏰ Huling update: Nov 12, 2020 ⏰

Idagdag ang kuwentong ito sa iyong Library para ma-notify tungkol sa mga bagong parte!

Shall weTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon