CHAPTER 4

16K 4.3K 1.7K
                                    

Yoshi membersihkan sisa darah dari pisaunya menggunakan kain, lalu memasukkannya ke sebuah kotak memanjang berbahan aluminium.

Ada sebuah tombol di sana, Yoshi menekan tombol itu, dan dalam sekejap pisau dalam kotak itu menghilang.

Yoshi lalu melipat busurnya serta anak panah yang berbahan baja itu, kemudian memasukkan keduanya ke dalam tasnya beserta kotak aluminium tadi.

"Jadi benar dugaan gue, lo seorang hunter," ujar Noa ketika Yoshi berjalan ke arahnya.

Yoshi terkekeh.

"Gue juga gak nyangka kalian hunter."

Mahiro dan Keita saling menatap. Seperti saling memberi kode.

"Nama lo siapa?" tanya Mahiro sambil melirik ke saku baju Yoshi, tapi tidak menemukan name tag di sana.

"Kanemoto Yoshinori," kata Yoshi. "Panggil aja Yoshi."

"Kanemoto..." gumam Mahiro sambil merenung, nama itu terasa familiar baginya.

"Lo anak ketua hunter, Mr. Kanemoto?!" seru Mahiro dan Keita bersamaan.

Terkejut dengan fakta yang barusan mereka dengar.

Sementara Noa terlihat biasa saja, karena dia sudah mendapat firasat sejak menyaksikan Yoshi bertarung dengan sangat epic, dan teknik bertarung itu sama persis dengan cara bertarung ketua bangsa hunter, Mr. Kanemoto.

Mr. Kanemoto adalah ketua hunter di tempat asal mereka, dia yang memandu para hunter dan memberi tugas untuk memusnahkan para ghoul jahat yang berkeliaran di antara para manusia dengan cara menyamar jadi manusia juga.

Kedua orang itu langsung menundukkan kepala pada Yoshi.

"Eh, gak usah kaya gitu," kata Yoshi seraya menyuruh kedua orang itu untuk meluruskan punggung mereka.

"Di dimensi ini, kita semua sama, cuma seorang hunter yang ngincar ghoul, gak ada anak ketua atau apa pun itu," imbuh Yoshi.

"Gue minta maaf masalah tempo hari," ujar Keita.

"Gue juga," imbuh Mahiro.

"Santai, lagian gue yang salah, kalian gak usah minta maaf."

"Ngomong-ngomong, mau diapakan dua mayat ini?" Noa menunjuk siswi dan ghoul tadi.

Mahiro mendekati ghoul dan siswi itu, keadaan siswi itu sudah sangat mengenaskan.

Mahiro menunduk untuk melihat wajah ghoul tersebut, dan sedikit terkejut ketika dia mengenali ghoul itu.

Teman sekelasnya, Hwang Hyunjin.

"Ghoul itu bisa diatasi, tapi kalo siswi ini, mau gak mau kita tinggalin di sini," kata Noa.

"Tapi kalo kita tinggal, masalah bisa gede, polisi bakal investigasi kalo mayat siswi ini ditemuin," timpal Keita. "Kalo ngelihat keadaan siswi itu, polisi bakal bingung nentuin kasus apa yang dia alami."

"Jangan sampai orang-orang tau dia tewas karena dimakan ghoul," imbuh Mahiro.

"Kalo gitu, gak ada pilihan lain," kata Yoshi seraya mengeluarkan benda berukuran kecil dari saku celana abunya.

Sebuah benda kecil yang bisa menyelesaikan permasalahan mereka.

Walau harus merugikan pihak sekolah.







































Ghoul | TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang