CHAPTER 5

15.5K 4.3K 1.6K
                                    

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


Pap by
Junghwan with his friend.





















Hyunsuk menyeka keringat dari dahi dan pelipisnya menggunakan handuk, kemudian lanjut berlari.

Sudah jadi rutinitas setiap hari Minggu laki-laki itu jogging mengelilingi kompleks. Walau punya ruangan gym pribadi, namun bagi Hyunsuk jogging di pagi hari sangat bagus untuk kesehatan karena badan terpapar langsung dengan sinar matahari pagi.

Sekitar tigapuluh menit kemudian, Hyunsuk mengurangi lari karena mulai ngos-ngosan, tenaganya terkuras dan keringat tak hentinya mengucur keluar.

Hyunsuk merasa sumpek, rasanya udah nggak sabar pengen guyur badan di bawah shower.

Kini laki-laki itu berjalan di gang sempit yang hanya bisa dilintasi pejalan kaki, bersiap pulang ke rumah.

Arloji di pergelangan tangannya juga sudah menunjukkan pukul 06.50.

Srak...

Srak...

Hyunsuk berhenti melangkah saat pendengarannya menangkap suara gesekan sepatu dari arah belakang punggungnya.

Perasaan, tadi dia tidak melihat seseorang yang berjalan di gang ini.

Laki-laki itu menoleh ke belakang, tapi tidak menemukan siapa pun.

Dia kembali memutar badan ke depan untuk melanjutkan jalannya.

Namun, tahu-tahu ada seseorang dengan tubuh bongsor menjulang tinggi di depannya, bahunya lebar.

Orang itu terkekeh saat melihat Hyunsuk melompat ke belakang karena terkejut.

"ANJIR LO, KYU! NGAGETIN GUE AJA!"

Junkyu semakin tertawa melihat ekspresi ketakutan dan keterkejutan di mata teman boncelnya itu.

"Lagian lo ngapain jogging di area sini sih?" tanya Junkyu.

"Ya suka-suka gue lah, emang masalah?"

Kali ini raut wajah Junkyu berubah serius.

"Lo belum tau, ya?"

Hyunsuk mengernyit bingung. "Tau apa, sih?"

"Mending gue ceritainya sambil jalan aja deh, takut yang dijadiin bahan obrolan malah muncul tiba-tiba."

Kerutan di dahi Hyunsuk kian dalam, tetapi laki-laki itu tetap mengikuti Junkyu berjalan bersisian, meninggalkan gang kompleks.

Sebenarnya, ini pertama kalinya juga Hyunsuk jogging di blok D ini. Sebelumnya, Hyunsuk sering jogging di blok A dan B.

"Emang kenapa sih, Kyu?" Hyunsuk bertanya penasaran.

"Jadi gini," mulai Junkyu. "Gue gak tau ini beneran atau cuma isu warga sekitar sini, katanya di gang itu sering muncul monster serem yang suka nyulik anak-anak yang keliaran di sekitar sana."

Bola mata Hyunsuk membulat.

"Serius lo?!"

"Dari cerita warga sekitar sini sih gitu," kata Junkyu. "Dan lo tau gak anak-anak yang diculik itu dia apain?"

"Diapain emangnya?"

Junkyu berhenti melangkah, meletakkan kedua telapak tangannya di samping kepalanya, dan memasang ekspresi siap menerkam.

"Rawrrr!"

"Anjir! Apaan sih!"

Junkyu terkekeh. "Maksudnya, anak-anak itu dimakan sama monster itu."

Hyunsuk mendengkus.

"Cuma anak-anak, kan?"

"Sejauh ini sih, iya."

"Ya bagus lah, gue kan bukan bocah jadi aman-aman aja."

"Bukan gitu, njir. Antisipasi dari sekarang," ujar Junkyu. "Karena katanya monster itu juga bakal mangsa manusia yang aroma darahnya harum, dan lo punya aroma yang menggiurkan."

"Hah?"

"Eh...."

"Lo ngomong apa sih, Kyu?"

Junkyu menggaruk tengkuknya, hampir saja keceplosan.

"Nggak, gue tadi ngawur doang, hehe."

Hyunsuk baru saja akan menoyor Junkyu. Namun pandangannya tak sengaja melihat cara jalan Junkyu yang agak pincang.

"Kaki lo kenapa?"

"Diserang monster."

Satu toyoran mendarat di bahu Junkyu.

"Serius anjir!"

"Sebenarnya gue mau ngasih tau sih, tapi lo pasti gak bakal percaya sama apa yang gue alami."

"Apa sih?"

Junkyu hanya tersenyum. "Ada deh."

Kedua laki-laki itu tetap berjalan hingga tak sadar mereka sudah tiba di depan pagar rumah Hyunsuk.

"WOI!"

Seseorang memanggil dari dalam rumah Hyunsuk, mengambil alih atensi mereka. Keduanya menoleh dan mendapati beberapa temannya kini berdiri di depan pintu rumah Hyunsuk.

Ada Jihoon, Asahi, Jaehyuk, Mashiho, dan Junghwan.

"Kalian pada ngapain di rumah gue?" tanya Hyunsuk sambil menyeka keringat di dahinya.

"Lo dari mana, sih? Terus kok bisa bareng Junkyu?" Jihoon bertanya bertubi-tubi.

"Gue habis jogging, terus ketemu Junkyu di gang," jawab Hyunsuk. "Kenapa emang?"

Mashiho melirik Jihoon.

"Lo belum buka hape?" tanya Mashiho pada Hyunsuk.

"Hape? Emang ada apa?" Junkyu yang mewakili Hyunsuk.

"Doyoung ilang dari semalam," tutur Jaehyuk, mewakili Jihoon yang kini ekspresi wajahnya murung.

Tentu saja laki-laki itu murung, sebagai sepupu Doyoung, sudah jadi tugas Jihoon menjaga Doyoung. Apalagi orang tua Doyoung menitipnya tinggal di rumah Jihoon sementara kedua orang tua Doyoung berdomisili di luar negeri karena urusan pekerjaan.

Jadi, kalau Doyoung sampai tidak ditemukan, dia harus tanggung jawab.

"Lah, emang dia gak bilang-bilang mau ke mana?" tanya Hyunsuk bingung.

"Dia bilang mau ketemuan sama temannya, tapi dia gak bilang temannya yang mana," jawab Jihoon.

"Coba hubungin lagi gih," saran Hyunsuk.

"Udah, tapi nomornya gak aktif."

"Terus, sekarang gimana?" tanya Hyunsuk lagi.

"Makanya kita ke sini mau minta bantuan sama lo, Kak Hyunsuk," kata Jaehyuk.

"Kok gue?"

"Karena Om lo polisi," celetuk Mashiho.

"Percuma," ujar seseorang yang baru saja datang.

Semuanya menoleh, ternyata Yoshi yang datang bersama Haruto.



















"Doyoung gak akan bisa ditemuin lagi, karena dia udah ada di alam lain."

Ghoul | TREASUREDonde viven las historias. Descúbrelo ahora