Chapter 16

16 5 0
                                    

"Kita latihan jam 1 aja, setelah sholat jumat agak telat juga nggak pa-pa," Ucap Davin selaku ketua tim.

"Oke," jawab anggota Tim yang lain dengan kompak. Dan mulai meninggalkan Ruang khusus anggota Tim basket Sma Dwija.

"Lo nggak nganter Reina pulang,Vin?" Tanya Abi setelah mereka sudah berada di parkiran.

Davin menggeleng, "Dia pulang sama abangnya,"

"Nggak les privat lo?" tanya Adam. Davin kembali menggeleng dan mulai memakai helmnya.

"Gue balik duluan," pamitnya kepada ketiga sahabatnya. Yang hanya di jawab dengan anggukan.

Davin menstater motornya dan mulai meninggalkan sekolah yang sudah sepi. Motor Davin sudah tak terlihat dari pandangan dan hanya meninggalkan debu tipis akibat laju motor yang kencang.

Rama, Adam dan Abi masih melihat lurus kedepan. Memandang debu tipis itu yang juga ikut menghilang perlahan.

"Lo ngerti nggak?" suara Abi terdengar tiba-tiba.

"Ngerti apa?" ucap Rama dan Adam bersamaan.

"Cie jodoh ngomongnya barengan." sontak Rama dan Adam menjintak kepala Abi keras.

"Eh eh gue di keroyok, ampun woy." rengeknya pada kedua sahabatnya.

"Salah lo sendiri orang udah bener-bener dengerin lo malah becandain," sentak Adam geram dengan Abi.

"Yaelah baperan lu pada," jawab Abi sambil membenarkan rambutnya.

"Tadi lo ngomong apa?" kini giliran Rama yang berbicara.

"Sejak Davin kenal Reina kayaknya dia balik lagi kayak dulu, deh," ucap Abi.

"Maksud lo?" Tanya Adam tak paham.

"Yah lo parhatiin nggak sih Davin sekarang jarang bolos, trus tadi ulangan juga cepet banget ngerjainnya, trus pas di kantin tadi gue tawarin rokok nggak mau. Kayaknya sejak Reina ada di hidupnya dia udah mulai melupakan semuanya, deh," jelas Abi panjang lebar.

"Gue berharap juga gitu sih," timpal Adam.

"Reina kayaknya berpengaruh besar dengan keadaan Davin saat ini. Kayaknya dia juga yang udah buat Davin luluh setelah dua tahun terpuruk." Rama pun ikut berkomentar.

"Iya kita doain aja yang terbaik lah moga aja sohib kita bisa move on, tapi lo nggak cemburu kan Ram?" Tanya Abi pada Rama.

"Cemburu kenapa?"

"Yakan lo deket sama Reina siapa aja lo nyimpen perasaan sama dia," ucap Abi asal yang langsung mendapat jintakan keras dari Rama.

"Ngaco lo Reina udah gue anggep kayak adek gue sendiri mana mungkin gue cemburu," ucapnya tegas.

"Udahlah Ram omongan Abi aja lo ladenin. Yuk pulang keburu sholat jumatnya jadi sholat subuh nih," ajak Adam melerai Abi dan Rama. Mereka berdua pun menurut perintah Adam. Rama masuk kedalam mobilnya sedangkan Abi dan Adam menaiki motor mereka masing-masing. Tak berselang lama mereka pun mehilang dari area sekolah.

Di tempat yang agak jauh dari mereka bertiga berbincang tadi seorang cowok tengah tersenyum kecut memandang mereka bertiga yang sudah menghilang dari pandangannya. Dia mendengar semua percakapan mereka.

"Dan gue nggak akan pernah rela lihat lo bahagia lagi, Vin," ucapnya dengan nada penuh dendam. Cowok itu pun memasuki mobilnya dan pergi dari sekolah itu.

***

Mobil sedan mewah berwarna hitam terparkir rapi di area tempat parkir pemakaman umum. Seorang cowok terlihat turun dari mobil itu. Menampakan dirinya yang mengenakan pakaian serba hitam tak lupa dengan topi juga kaca mata hitam yang dia kenakan. Cowok itu melangkah dijalan setapak yang di pinggir area pemakaman yang berjejer penjual bunga. Langkahnya terhenti saat melihat penjual yang tengah tersenyum padanya.

You Were Beautiful✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang