Chapter 30

17 3 0
                                    

Reina bersembunyi di balik tembok di sebelah tangga menuju lantai 3. Gadis itu mengintip siapa yang sedang berdebat itu.

Mata Reina membulat saat mengetahui Davin dan Bryan ada di sana. Kedua cowok itu berada di pinggir tangga yang menghubungkan ke lantai 3 yg tengah sepi dari para murid.

"Maksud lo apa deketin Reina?" Tanya Davin dengan nada tak sukanya.

"Nggak ada maksud apa-apa,gue cuma pengen berteman dengan dia,"

"Bulshit lo," Ucap Davin acuh.

Bryan mengeleng lemah,"Kenapa sih lo nggak percaya lagi sama gue?"

Davin menatap lekat Bryan kemudian tersenyum kecut, "Karena lo penghianat,"

Bryan terkesiap dengan apa yang diucapkan Davin barusan dia terdiam.

"Lo deketin Reina untuk balas dendam kan? Karena lo tau kalau gue sayang sama dia? Lo mau jatuhin gue lagi dengan cara memperalat Reina kan?" Tuduh Davin panjang lebar.

Bryan menggeleng pelan, "Lo salah,Vin. Sedikit pun tuduhan yang lo omongin nggak perna terlintas dalam pikiran gue. Dan yang jelas gue deketin gadis kesayangan lo karena Cuma dia yang mau berteman sama gue," jelas Bryan membela diri.

Davin terdiam di tempatnya. Reina yang sedang mendengarkan semua pembicaraan mereka di balik tempat persembunyiannya pun terkejud.

"Gue tau kalian semua kecewa karena gue nggak percaya sama penjelasan lo waktu itu, gue milih bela Lando dan pindah ke luar negeri. Gue tau kesalahan gue, Vin. dan gue sadar itu," ucapnya dengan nada lirih. ada rasa menyesal di setiap ucapnya.

"Gue cuma pengen kita bareng-bareng kayak dulu. Nongkrong di tempat yang sama, main basket di pinggir danau sambil liat senja. Indah, tapi sekarang? Semua udah beda. Gue nggak minta lo buat maafin gue, tapi yang gue minta cuma satu, percaya sama gue. Gue nggak mungkin nyelakain orang yang berarti untuk sahabat gue sendiri. Nggak akan, Vin. dan nggak akan perna terjadi," Ucap Bryan.

Davin tak bergeming di tempatnya pandangan matanya mulai meredup.

"Maafin gue walau gue tau lo nggak akan mau maafin semua kesalahan yang udah gue buat," ucapnya lalu meninggal Davin yang masih terdiam di tempatnya berdiri.

Reina kebingunan dengan semua pembicaran Davin dan Bryan barusan. Apa Davin mengenal Bryan sebelumnya? Tapi waktu itu Davin bilang jika dia tidak mengenal Byan. Tapi mengapa Bryan menyebut Davin sebagai sahabat? Apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka?

Reina segera bergegas meninggalkan tempat persembunyiannya. Saat dia keluar Davin sudah tidak ada di sana. Mungkin cowok itu sedang ke rooftop kebiasaanya saat ada masalah.

Reina membiarkan hal itu dan segera menemui dua sahabatnya.

***

"Lo kenapa diem aja sih? Sakit?" Tanya Ara saat Reina sudah berada di hadapannya.

Reina hanya menggeleng lemah. Dia masih memikirkan kejadian tadi.

"Na,makan gih nasi goreng lo keburu dingin nggak enak ntar," ucap Gilsya yang berada di sampingnya.

"Iya,"

"Lo di apain sama Davin?" Slidik Ara.

"Nggak di apa-apain,"

"Trus kenapa muka lo kayak ada beban gitu?" Tanya Ara lagi.

Reina tak menjawab dia malah memasukan sesendok nasi goreng ke mulutnya. Sepanjang jam istirahat di kantin dia hanya diam.

Gue harus temuin Bryan, gumamnya dalam hati.

Reina beranjak dari duduknya. Meninggalkan Ara dan Gilsya yang tengah kebingungan dengan sikapnya yang aneh.

You Were Beautiful✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang