Chapter 34

9 3 0
                                    

Davin sudah berdiri di depan pintu kelas 11 Ipa 2 dia melihat kearah Reina duduk. Kedua tangannya dia masukan ke dalam saku celana abu-abunya. Mata elangnya terus menatap gadisnya. Namun sepertinya yang di awasi belum sepenuhnya sadar.

"Na," panggil Ara sambil mencoel lengan Reina yang masih asik mencatat.

"Paan sih Ra, gue masih nyatet ini, lo kalau mau ke kantin sana duluan sama Gilsya ntar gue nyusul," ucapnya cuek sambil terus mencatat.

"Na," rengek Ara lagi.

"Apa sih?" geram Reina.

"Itu tuh Davin ada di depan kelas nungguin lo," lapor Ara.

Mendengar nama Davin gadis itu pun menoleh kearah depan pintu. Davin melihat Reina yang juga tengah menatapnya. Cowok itu tersenyum dan meghampri Reina.

"Na, gue ke kantin dulu, ya." Pamit Ara. Reina hanya mengangguk singkat. Dan melanjutkan mencatatnya.

"Gue duluan, Vin." sapa Ara singkat saat melewati cowok itu. Davin hanya mengangguk singkat lalu mengambil duduk di samping Reina.

"Udah dulu sekarang istirahat,"

"Bentar, kurang dikit,"

"Rein istirahat dulu," tegur Davin sambil mengambil buku dan alat tulis milik Reina. Sedangkan gadis itu hanya melirik cowok di sampingnya dengan malas.

"Udah yuk ke kantin, makan kamu nggak laper apa,"

"Iya deh yuk," sahutnya dan langsung berdiri. Mereka berdua pun meninggalkan kelas 12 Ipa 2 sambil bertautan tangan.

"Gandengan mulu udah kayak mau nyebrang aja," ejek Abi saat melihat sepasang kekasih yang baru saja sampai di kantin.

Adam, Rama, Gilsya dan Ara pun juga ikut menoleh ke arah datangnya dua orang yang masih bergandengan tangan.

"Duh duh makin nempel aja." Rama pun ikut menimpali Davin dan Reina yang sudah duduk di meja meraka berlima.

Davin hanya tersenyum mendengar celotehan dari para sahabatnya. Reina pun tampak salah tingkah dengan tatapan penghuni kantin dan juga celotehan teman-temannya.

"Jadi gimana Vin?kapan kita-kita di traktir," ucap Ara di tengah acara makan mereka.

"Nah itu kapan Vin, udah nungguin gue." sahut Adam semangat.

Davin menatap Reina yang berada di depannya lalu tersenyum tipis, "Besok aja gimana?"

"Boleh tuh," sahut Rama.

"Oke mumpung besok juga malam minggu kan, satnight dong kita,"

"Eh bentar tapi nggak di cafe gue kan?" tanya Adam dengan wajah gelisahnya.

"Kenapa emang kalau di café lo?" tanya Rama balik.

"Ntar pada gak bayar lagi kayak biasanya. Bangkrut men gue," ucap Adam sedih.

Mereka semua tertawa mendengar ucapan Adam yang khawatir akan kelangsungan cafenya.

"Tenang tenang nggak di café lo kok, kita cari suasana baru aja," ucap Davin memperjelas.

"Kalau gitu di café abang gue gimana? Baru buka juga sih," tawar Gilsya sambil tersenyum manis.

"Wah, sih Gilsya promosi anjirr," Ucap Abi spontan.Gilsya hanya terkekeh pelan.

"Boleh tuh. Gimana yang lain setuju nggak?"

"Setuju kita," ucap semua serempak.

"Oke besok ya jam 7 kita kumpul," ucap Davin menambahi.

You Were Beautiful✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang