Twenty Four

274 22 1
                                    

Setelah pengumuman yang diberikan oleh guru untuk pulang lebih cepat, Via dan temannya itu langsung bergegas pulang.

"Vi,lo pulang pake apa?" Tanya Siska.
"Gue pake motor,kenapa? Lo mau nebeng?"
"Eh,enggak,bukan gitu,tapi...."
"Lo ngomong nggak usah belibet bisa nggak Sis? Kita pusing dengernya." Kata Jennie.
"Iya yang jelas gimana Sis?" Tanya Via.

"Gue mau nebeng." Bukan! Itu bukan suara Siska melainkan suara Candra.
"Iya Vi,maksud gue yang mau nebeng itu kak Candra,tadi dia bilang ke gue."
"Yaudah kalo gitu kita duluan Vi." Kata Jesika diangguki Jennie dan Siska.

"Ngapain lo nebeng di gue?"
"Ngga bawa kendaraan."
"Kan ada busway atau angkot."
"Males."
"Yaudah gue juga males boncengin lo."
"Tapi gue mau nebeng sama lo."
"Tapi gue nggak mau nebengin lo."
"Yaudah deh." Kata Candra menyudahi debat itu.

Bukannya pulang, Candra malah sudah duduk di jok motor milik Via.

"Lo ngapain duduk disitu? Gue nyuruh lo pulang sendiri bukan sama gue."
"Bodo amat,yang penting gue udah di sini."
"Huft... Yaudah gue tebengin lo pulang. Tapi gue mau ke gramed dulu, terserah lo masih mau ikut apa engga."
"Oke, no problem."
"Tapi ngga usah ngerengek kalo gue lama."
"Lo pikir gue bocah SD yang suka ngerengek."
"Mana saya tau, saya kan ikan."
"Yaudah cepetan elah,debat mulu kapan pulangnya?"
"Nggak sabaran banget sih jadi orang. Kalo mau cepet yaudah sana ngga usah sama gue." Usir Via.
"Iya deh iya gue tungguin lo nih."
"Yaudah." Kata Via dan langsung naik ke motor ninja hitam kesayangannya itu. Via pun melajukan motornya membelah jalanan ibu kota menuju gramedia.

Setelah berkendara selama kurang lebih 15 menit, Via dan Candra sudah sampai di Gramedia.
"Lo mau ikut kedalam atau nunggu di sini?"
"Ikut lah, lo mau gue dikira anak yang hilang gara-gara di sini sendiri?! Entar kalo gue diculik tante-tante girang gimana? Emang lo mau tanggung jawab?!"
"Ya udah kalo gitu ayo cepetan!! Lo mau ngomong mulu sampai kapan? Bawel banget deh kaya emak-emak arisan." Kata Via menarik Candra agar mengkutinya.

Sekitar 2 jam Via berputar-putar di gramedia,kini ia sudah menenteng 3 novel romance, 2 novel action, dan 2 novel comedi. Bukan hanya novel, Via juga membeli beberapa komik dan beberapa buku untuk referensi tugas yang diberikan oleh bu Suraya.

Candra yang melihat Via kesusahan membawa setumpuk buku itu langsung mengambil alih buku itu.

"Kalo susah tuh minta bantuan, jangan diem mulu. Tuh mulut masih bisa di pake kan? Atau perlu gue servis biar lancar ngomongnya?" Kata Candra yang sama sekali tidak digubris oleh Via.
"Woy!! Gue lagi ngomong, lo denger nggak? Apa perlu gue bawa ke THT juga biar kuping lo berfungsi?" Kata Candra lagi yang kini sudah geram sendiri.
"Lo ngomong sama gue?" Tanya Via.
"Ya iya lah,emang di sini gue sama siapa lagi kalo bukan sama lo?? Sama mbak-mbak kasir?"
"Kali aja lo lagi ngomong sama kembaran lo." Kata Via membuat Candra kebingungan.
"Kembaran? Sejak kapan gue punya kembaran? Emang siapa kembaran gue?"
"SETAN!!!!" Kata Via sedikit berteriak namun tidak terlalu kencang dan langsung meninggalkan Candra yang masih mencerna jawaban dari Via itu.
Tentang bantuan yang Candra tawarkan? Oke lupakan saja karena buku-buku itu sudah sampai di meja kasir dengan selamat sentosa.

"Kembaran? Setan? WHAT!!! Maksudnya gue mirip setan gitu??? Sialan emang tuh cewe!! Tapi emang sejak kapan ada setan seganteng gue?" Gumam Candra yang masih juga sempat menyombongkan diri.

Setelah selesai membayar semua novel dan teman-temannya itu,Via langsung pergi dari gramedia itu dan pulang.

Tak membutuhkan waktu yang lama, Via pun sampai di rumahnya. Dengan segera ia membuka pintu utama dan masuk tanpa menutupnya karena ia sendiri sedang kesusahan dengan para novel dan kawan-kawannya itu.

VIANDRA [END]✔Where stories live. Discover now