Thirthy One

232 16 0
                                    


Saat Via akan berdiri, tiba-tiba......

GUBRAK!!!
BUGH!!!
BUGH!!!!!
BUGH!!!!!!
CETAK!!
BRAK!!!
GUBRAK!!!!

"Aduh bangke sakit banget anjir!! Emak anakmu jatoh. Huaaaa." Kata Via yang tertindih Sean.

Ya, mereka jatoh dari tangga. Dan sekarang keadaan mereka sangat mengenaskan. Dengan Via yang sudah terjerembab dengan kaki tertindihi badan Sean yang bisa dibilang berat itu. Sean dari tadi berusaha berdiri, susah payah melakukan hal itu disaat kakinya keram dan habis berguling dari atas tangga akhirnya Sean berhasil.

"Bang bantuin Via bangun."

"Siniin tangan lo. Anjir badan gue remuk semua ini mah. Apes banget perasaan gue hari ini. Udah tadi pagi ditonjok lo, naik dua wahana kaya lagi nantang malaikat maut, udah gitu ngguling dari tangga pula. Komplit deh." Gerutu Sean sambil membantu adiknya berdiri.

"Bacot mulu lo dari tadi. Pulang aja yuk, badan Via udah remuk gini nih bang."

Mereka tidak bohong. Keadaan mereka sangatlah mengenaskan mulai dari Sean yang wajahnya babak belur hasil satu jotosan dari Via tadi pagi dan hasil jatuh dari tangga, kakinya yang keram ditambah tadi jatuh dan keseleo jadi bengkak, dan luka-luka di lutut dan tangan.

Tak jauh beda dengan Sean, luka Via pun cukup banyak yakni luka di dagu, hidung, dan pelipisnya karena terjerembab tadi,telapak tangan dan siku yang berdarah, luka di lutut dan kaki nya.

"Yaudahlah lagian ngga memungkinkan banget dalam kondisi begini kita masih main-main di sini. Yang ada dikira zombie kabur dari kubur lagi."

"Yaudah ayok cepetan, keburu jadi seleb dadakan nih, tuh liat mereka pada jalan ke sini." Tunjuk Via kepada para pengunjung yang mulai mengerumuni mereka.

Dengan cepat Via menarik tangan Sean menuju parkiran. Tak peduli dengan luka yang mereka dapat. Menurut Via kabur lebih penting karena dia tidak mau jadi seleb dadakan. 

"Anjir pelan-pelan bego!! Bisa lumpuh nih gue kalo lo nariknya kaya gini. Lo pikir gue karung beras bisa lo tarik semaunya." Gerutu Sean yang kesal pada adiknya itu. Dia tau bahaya jika mereka tetap diam. Tapi menariknya seperti ini juga bukanlah hal yang bagus.

"Bisa diem nggak bang, ini kaki gue juga luka kalo lo lupa. Luka ini bisa  diobati entaran, tapi keluar dari sana lebih penting. Takutnya kalo sampai ada media yang dateng buat nyiarin berita ini kan bahaya. Entar judulnya 'sepasang kakak beradik jatuh mengenaskan dari tangga Rolercoaster' kan nggak elit banget." Benar juga kata Via.

"Yaudah ayok cepetan." Ujar Sean melepaskan genggamannya dan langsung lari meninggalkan Via seolah-olah dia tidak mengalami apapun sebelumnya.

"Woy tungguin gue bang!!" Dengan cepat pun Via berlari mengejar kakaknya itu.

Mereka bernafas lega saat sudah berada di dalam mobil. Dengan segera, Via menjalankan mobil abangnya itu karena keadaan Sean yang tidak memungkinkan untuk menyetir dalam keadaan kaki yang memar dan membiru seperti itu. Sebenarnya keadaan tangan Via juga tidak bisa dibilang baik. Tapi jangan lupakan julukannya sebagai THE KING. Mengendarai dalam keadaan seperti ini bukanlah masalah baginya. Dengan cepat Via melajukan mobil kakaknya itu agar segera sampai rumah.

"Udah cukup lo bikin gue kaya gini Vi, jangan ngajakin mati plis." Ujar Sean ngeri saat mobilnya dengan gila melaju di jalan raya. Jika kondisinya tidak seperti ini mungkin dia akan menyuruh Via berhenti dan bertukar dengannya. Namun itu hanyalah harapan yang mustahil dilakukan. Nyatanya yang menyetir sekarang masih Via bukan dirinya.

Via hanya tersenyum miring melihat ketakutan kakaknya itu. Ini bukanlah apa-apa baginya. Ia bahkan bisa melakukan yang jauh lebih daripada ini. Tapi dia masih sayang kepada kakaknya itu agar tidak sampai serangan jantung karenanya.

VIANDRA [END]✔Where stories live. Discover now