07

3.3K 391 76
                                    

Terima kasih.


# 7


Bersandar pada headboard. Selimutnya ia tarik menutupi perut. kepalanya riuh bising. Ada tekanan yang terus berkeliaran manja pada seisi kepalanya.

Perdebatan sedang terjadi. Antara hati dan isi kepalanya.

Jennie berpikir bahwa mimpi semalam itu menjadi kenyataan. Kecelakaan mobil itu nyata adanya. Jelas dilihat oleh banyak pasang mata.

Keadaan Chaeyoung yang terlihat lelah dan mengantuk mungkin menjadi alasan kecelakaan dimimpinya terjadi.

Jennie memegangi kepalanya, sakit. Tapi sedetik kemudian, air mata menetes. Teringat mimpi itu Jennie bersyukur. Karna berkat mimpi itu, Jennie menjemput Chaeyoung, dan kecelakaan dapat dihindari.

Jika tidak atau Jennie mengabaikan mimpi itu, Jennie tidak tahu apa yang akan terjadi tadi. Mungkin saja mobil adiknya yang ada diposisi kecelakaan tersebut. Atau mungkin juga mobil orang lain. Jennie tidak tahu.

Yang ia tahu, Chaeyoung dan dirinya selamat dari kecelakaan, walau kecelakaan itu terjadi tepat di depannya.

"Mungkinkah mimpi itu menandakan firasat buruk yang akan terjadi?" Jennie bertanya pada dirinya sendiri.

Hatinya menjawab iya.
Tapi pikirannya menjawab, bahwa itu mungkin saja tidak. Tadi Chaeyoung ingin pulang karna ada Jennie yang sudah menunggu. Jika tidak ada Jennie mungkin saja Chaeyoung masih betah berlama-lama di sana. Entahlah pikirannya menjawab demikian.

Tapi Jennie lagi-lagi bersyukur adiknya tidak kenapa-kenapa.

———————

Terduduk di meja kerjanya. Deretan kata yang menjadi kalimat itu dibaca oleh Jisoo. Ia membaca buku yang sudah lama tidak disentuh olehnya beberapa hari ini.

Namun, Jisoo menutup bukunya, dan meletakkan kasar di mejanya.

Percuma. Setengah jam berlalu, beberapa halaman terlewati, dan kalimat yang ia ucapkan kembali di bibirnya sama sekali tidak terkirim pada otaknya.

Bertolak belakang apa yang dibaca dengan apa yang  dipikirkan olehnya.

Jisoo memejamkan matanya. Memegang kepalanya dengan dua tangan. Perasaan apa yang sedang ia rasakan sekarang?

Kenapa rasanya cemas dan takut kehilangan?

Chaeyoung.

Adiknya itu memenuhi isi pikirannya beberapa hari ke belakang.

Kejadian tadi membuatnya takut. Jisoo tidak tahu, mendadak ia intropeksi diri atas sikap dinginnya pada keluarga beberapa tahun terakhir. Terutama dengan adik-adiknya.

Ia sadar ia masih peduli, masih suka memperhatikan adik-adiknya meski bertanya pada Eomma-nya.

Mendengar mereka baik-baik saja, sedang bermain atau sibuk dengan tugas-tugasnya, pikirnya itu sudah cukup.

Karna dirinya juga tengah sibuk sekarang dengan apa yang dikerjakannya.

Jisoo menghela nafas berat, keluarkan gundah yang masih menetap erat.

"Semoga mereka baik-baik saja."




Sabtu pagi. Lisa, Chaeyoung dan juga Yeri teman sekelompoknya, pergi ke supermarket. Mereka akan belanja banyak bahan makanan untuk tugas kelompok.

Yaa, tugas kelompok kali ini dari salah satu mata pelajaran adalah membuat makanan.

Bukan hanya membuat saja, tapi tugas tersebut mengharuskan kita untuk mengetahui asal usul makanan yang akan di buat. Dari mulai sejarah dan perkembangannya hingga saat ini.

Hunch ✓Where stories live. Discover now