2. Sia-sia saja

5.2K 491 51
                                    

"Hahaha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hahaha.. sangat menarik!" Pujinya diiringi suara tawaan.

Menarik? Tidak ada yang menarik disana. Sebenarnya apa yang sedang Sehun pikirkan sekarang.

"Aku tidak meminta pujianmu. Cepat lepaskan aku!" Ucapnya menatap tajam ke kamera cctv.

"Aku akui actingmu sangat bagus, tapi maaf aku tidak bisa melepaskanmu!" Ucap Sehun tersenyum miring.

"Kenapa? Bukankah kamu bilang setelah salah satu diantara kami mati, maka kamu akan melepaskan ku!"

"Ya memang benar. Tapi apa kamu tidak ingat peraturan awal yang permainan ini 'Permainan yang mudah. Kalian berdua hanya perlu mencari jalan keluar dari tempat itu. Jika kalian berhasil, aku akan melepaskan kalian dan mendapatkan hadiah. Tapi jika kalian kalah, maka tubuh kalian akan menjadi milikku!'" Sehun tertawa, mengejek kebodohan Ian.

"Apa?" Ian menatap tidak percaya. Berarti semua usahanya sia-sia saja. Sehun sengaja memprofokasinya, agar membunuh Mei. Ia tahu bahwa hati Ian itu busuk.

"Hahah... kamu memang benar-benar menyedihkan, Ian!" Ucap Sehun.

"Tidak. Tidak. Kamu yang bilang akan melepaskan ku jika aku membunuh Mei!" Ucapnya masih mulai menggila.

Inilah moment paling Sehun sukai, yaitu melihat korbannya menggila.

"Semua usahamu sia-sia, bagaimana jika kamu ikut mati dengan istrimu. Kasihan dia menunggu sendirian disana." Bisik Sehun menghasut.

"Tidak, aku tidak mau mati!" Ucapnya menutup rapat kedua telinga. Menolak mendegar bisikan dari Sehun.

"Cih, menyebalkan sekali!" Kesabaran Sehun sudah habis. Jika pria itu tidak mau membunuhnya sendiri maka ia yang akan turun tangan.

Sehun keluar dari dalam ruangan itu,berjalan cepat kesebuah ruangan. Chanyeol mengikuti dari belakang. Dia tahu apa yang akan tuannya lakukan.

Tap.. tap.. suara telspak sepatu Sehun menuruni satupersatu anak tangga yang menuju ke ruang bawah tanah. Setelah sampai Sehun langsung membuka pintu besi tersebut, berjalan cepat ke arah Ian. Mencengkram leher pria itu kuat, mengangkatnya ke atas.

"Pria sampah sepertimu tidak pantas hidup!" Ucap Sehun.

Kemudian kepala Ian ke dinding, hingga mengeluarkan darah. Tidak sampai disitu saja Sehun memasukan tangannya kedalam mulut pria itu, menariknya keluar kemudian mengambil pisau kecilnya didalam saku.

Srekk... Hanya dengan satu layangan pisau, lidah Ian sudah terpotong. Darah segar nan kental, mengucur keluar. Ian merintih kesakitan. Mencoba untuk melawan Sehun, tapi tidak bisa. Kedua tangannya dikunci kebelakang oleh Chanyeol, asisten pribadi Sehun.

"Lidahmu ini suka berkata maniskan. Anjingku sangat suka yang manis-manis!" Ucap Sehun melemparkan potongan lidah pada anjing peliharaannya.

Guk.. guk.. anjing itu menggonggong senang. Menghampiri potongan lidah itu lalu memakannya.

Devil kiss  | Hunlis | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang