Part 6. Hilmi

3.7K 653 119
                                    

Oni bukan lah wanita biasa, tapi wanita jenis jajaden(jadi-jadian). Setelah ditolak cintanya, wanita lain mungkin akan menangis sampai berhari-hari, sedangkan Oni, malah pergi manjat pohon jambu yang berada di belakang sekolah, untuk mencari ketenangan di sana.

Ya, itu lah dia. Selain jago bertempur, ia juga jago dalam memanjat pohon. Hampir semua jenis pohon, pernah ia naiki, kecuali pohon toge.

Memanjat pohon bukan sembarang memanjat, ia memanjat pohon untuk membuat sebuah ukiran di atas pohon. Ia naik ke dahan paling atas, mencari posisi yang nyaman untuknya berlepas tangan, dan setelah itu ia mengeluarkan sebilah pisau lipat dari dalam tasnya, lalu membuat sebuah ukiran.

Bisa dikatan, mengukir di atas pohon adalah sarana untuknya mencurahkan isi hatinya.

Kali ini yang akan ia ukir adalah sebuah nama dari laki-laki yang menolak cintanya di pagi hari.

Iku

Oni lebih memilih mengukir di atas pohon dari pada harus menangis dalam kamar sambil mendengarkan lagu galau. Baginya, hal itu tidak lah sangat keren. Manjat pohon, baru lah keren.

Selain itu, Oni juga pernah punya pengalaman yang membuatnya menolak menangis di dalam kamar sambil dengerin lagu galau.

Pada saat mantan pacarnya selingkuh, Oni patah hati bukan main. Ia menangis sejadi-jadinya di dalam kamar, sambil dengerin lagu galau, sampe terkena tipes dan berujung di rumah sakit.

Maka dari itu, sebisa mungkin untuk menghindari hal tersebut terulang kembali.

Hal yang paling membuat Oni suka mengukir adalah, ketika ia selesai membuat sebuah ukiran, beban hati dan pikirannya terasa ikut terselesaikan. Hingga ia bisa menjalani hari dengan baik, tanpa membawa beban hati dalam kesehariannya.

Oni adalah tipe orang yang tidak suka membawa perasaan pribadi ke dalam kesehariannya, meski sedang bersama teman-temannya. Baginya, urusan hati, urusan pribadi. Cukup ia dan hatinya saja yang tau.

Tak heran, banyak dari teman-temannya yang tidak tahu akan kisah cintanya.

Belum waktunya pulang sekolah, Oni sudah lebih dulu pulang. Karena bukan lain, ia ingin mengejar waktu sholat dzuhur agar bisa bertemu dengan laki-laki yang bernama Hilmi.

Setibanya di lokasi, ternyata waktu sholat dzuhur masih dilaksanakan, dan membuatnya harus menunggu.

Berdiri di depan Mesjid yang di dalamnya terdapat orang yang masih melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim, tiba-tiba ia dibuat tertarik dengan tangga yang menuju ke dalam Mesjid. Di sana terdapat sebuah tulisan, batas suci. Lalu, Oni melihat orang-orang menyimpan alas kaki di bawah tangga, jauh dari area batas suci.

Entah apa yang ia pikiran, ia duduk bersila di tepat berada tulisan batas suci itu berada. Dengan bosan ia memainkan sandal jemaah Mesjid, lalu ia rapikan satu persatu-satu sandal tersebut hingga tersusun rapi. Sebenernya, sandal tersebut ingin ia sembunyikan. Tetapi, ia takut kena azab, jadinya gak jadi.

Setelah menunggu sekitar 3 menit, akhirnya para jemaah Mesjid mulai ke luar satu persatu dan Oni bergegas berdiri di dekat pintu masuk.

Saat para jemaah itu keluar, dan melihat Oni yang berdiri di dekat batas suci, mereka menyimpan curiga terhadapnya.

Sedangkan untuk Oni sendiri, dia malah terlihat cuek bebek.

Lalu, ia mengawasi setiap orang yang lewat di depannya, untuk mencari orang yang bernama Hilmi itu. Namun, orang yang ia nantikan itu tidak juga muncul.

Ada rasa kesal, karena ia sudah menunggu lama, dan ternyata hasilnya nihil.

Lalu, ia kembali bertemu dengan penjaga Mesjid tempo hari.

ONI Dan Kisah Cintanya Where stories live. Discover now