Chapter 3

2.2K 276 12
                                    

Seorang anak yang takut akan amukan ayahnya karena tidak bertanggung jawab, adalah seorang pengecut. Namun penakut yang melakukan hal gila karena cinta, disebut pemabuk.

Karena dia mabuk akan cintanya...

Setelah bermalam di apartemen Harry yang 'nyaman' , keesokan harinya Draco secara diam-diam membawa Harry kerumahnya.

Dia membawa Harry Potter ke Mansion Malfoy.

Ibunya sama sekali tidak tahu mengenai hal itu karena Draco benar-benar pandai berakting dan berbakat dalam menyeludupkan seseorang.

Awalnya, tentu saja Harry dengan keras menolak ajakan Draco karena dia merasa bahwa itu tidak perlu dilakukan dan terlalu beresiko.

Namun Draco terus membujuknya dengan bujukkan bulusnya dengan beralasan bahwa Draco ingin merawat Harry selama masa datang bulannya yang aneh itu.

Draco benar-benar membuat Harry sangat malu karena mendengar ucapan frontal kekasihnya itu dan terpaksa mengiyakannya karena Draco juga berhasil menghasutnya---dengan pesona dan sikap manisnya itu.

Draco mengatakan bahwa jaringan floo dirumahnya terhubung langsung dengan gedung kementrian sihir yang ada di London. Jadi Harry bisa dengan mudah pergi ke tempat kerjanya, tanpa ada yang tahu bahwa Harry Potter keluar dari rumah kediaman keluarga Malfoy.

"Ini sangat meresahkanku, Malfoy. Aku seharusnya tidak berada disini..." ujar Harry dengan khawatir. Ia menengok sekitar ruang keluarga dimana tempat perapian mansion Malfoy berada, mengecek apakah mereka aman atau tidak. Dan benar saja, firasat Harry benar.

Harry mendengar suara langkah kaki yang sedang berjalan ke arah mereka.

"Ma--" Sebelum Harry sempat menyelesaikan katanya, Draco langsung menutupi tubuh Harry dengan jubah ajaib milik Harry yang sengaja Draco bawa.

"Draco, Apa yang kau lakukan disini? Aku mencarimu sejak pagi..." Ujar Narcissa sambil memandang Draco dengan sedikit kesal. Akhir-akhir ini Draco sering menghilang dan itu membuatnya merasa khawatir.

Draco tersenyum simpul kemudian mendekati ibunya.

"Tidak ada, bu. Aku baru saja sampai dari jalan-jalan---"

"Sampai larut malam seperti ini? Apa yang sebenarnya kau lakukan?..."

"Aku berusaha mencari jati diriku yang lebih baik..."

Narcissa mengernyit tidak mengerti dengan ucapan janggal putranya.

"Tenanglah, aku tidak melakukan sesuatu yang bodoh... Sekarang, biarkan aku pergi ke kamar tidurku... Aku sangat lelah..." Ujar Draco kemudian  beranjak pergi.

"Kau tidak makan malam?..." tanya narcissa. Dia menatap heran kepada putranya, sudah menjadi tradisi keluarga untuk makan malam bersama.

"Aku akan melewatkan makan malam hari ini... Lagipula makan malam tanpa kepala keluarga terasa hambar bagi tradisi keluarga... Selamat malam, Ibu..." Ujar Draco menyindir ketidakhadiran ayahnya tanpa memikirkan perasaan ibunya saat itu dan langsung pergi kekamarnya diikuti oleh Harry yang sejak tadi hanya diam melihat interaksi ibu dan anak itu.

Saat ini yang terpenting bagi Draco adalah pergi ke kamarnya kemudian meniduri---maksudnya tidur bersama Harry.

"Kau seharusnya tidak berbicara seperti itu kepada ibumu..." Ujar Harry begitu Draco selesai membuat mantra pelindung dalam kamarnya.

Draco  berbalik dan mengangkat alisnya, memandang Harry dengan penasaran. Dia penasaran dengan nada bicara Harry yang baru ia dengar itu. Terdengar sangat menarik di telinganya.

The Most Powerful MagicWhere stories live. Discover now