Chapter 9

3.3K 271 46
                                    

Draco sama sekali tidak meninggalkan rumah sakit dan tetap mengawasi keadaan Harry. Dirinya tidak pernah dan tidak ingin tenang karena Harry-nya tak kunjung sadarkan diri.

Draco merasa ada batu yang jatuh di pundak nya, seakan memaksa nya untuk jatuh.

Selama satu minggu di rumah sakit dia belum pernah melihat putranya sendiri karena yang ada dalam pikirannya sekarang ini hanyalah Harry.

Harry... Dia tidak sudi kehilangan si Potter itu, bahkan di kehidupan mereka selanjutnya.

Draco memikirkan banyak hal, namun semuanya tentang Harry.

Hanya Harry.

Mengenai, bayi yang dilahirkan istrinya. Narcissa lah yang terus mengawasi bayi itu bersama dengan Molly weasley yang ikut rutin  berjaga.

Draco tidak keberatan, mungkin karena dia sedang tidak peduli saja dengan siapa saja yang memberi perhatian lebih pada bayi-nya yang baru lahir.

Mengenai sahabat-sahabat si Potter,

Hermione harus kembali bekerja begitu pula dengan Ron Weasley. Namun mereka juga selalu meluangkan waktu untuk mengunjungi Harry dan bayi mereka setelah selesai dengan pekerjaan mereka.

Narcissa memutuskan untuk kembali ke kediaman Malfoy setelah dua hari tidak pulang. Suaminya tentu saja memarahinya, menegur Narcissa karena telah menelantarkan nya sendirian,namun semua kemarahan itu padam ketika mendengar kabar bahwa cucunya telah lahir.

"Bayi-nya laki-laki... Sangat mempesona... Dia mirip sekali dengan Draco... " Ujar Narcissa dengan suara yang letih. Gesturnya pun terlihat memang sangat letih, namun...

Lucius tersenyum senang namun perlahan senyumnya luntur karena istrinya sama sekali tidak terlihat bahagia.

"Apa yang terjadi? Apa Draco baik-baik saja??..."  tanya Lucius yang mendadak khawatir.

Narcissa menangis kemudian memeluk suaminya.

21 Agustus 2005
Musim panas

Pada akhir minggu setelah Harry melahirkan, Ginny akhirnya bisa mengunjungi Harry.

Dia sangat sibuk dengan pertandingan Quidditch. Meski baru habis melahirkan 5 bulan yang lalu, Ginny bersikeras untuk mengikuti liga tahun ini. Suaminya sebentar lagi akan pensiun dari pertandingan, dia sudah mendapat peringatan terakhir karena telah memiliki anak dan dituntut untuk meneruskan bisnis keluarga. Menjadi kepala keluarga yang lebih matang dan penuh kehormatan.

Hal itu membuat Ginny sedikit merasa resah.

Dia masih muda dan ingin menghabiskan masa mudanya sesuai keinginannya. Itu kata Locko. Dan Locko sama sekali tidak keberatan dengan  keinginan istrinya. Karena itu Ginny mengikuti pertandingan dengan penuh semangat.

Ginny  menemui Draco yang berjaga diluar kamar inap Harry.

"... Bagaimana perkembangan-nya? Apakah dia mulai membaik?... "

Tidak ada reaksi dari pemuda pirang platina tersebut.

Ginny tahu bahwa Draco tidak menyukainya, tapi Ginny tahu dengan jelas kalau orang itu tidak menjawab karena hal lain.

Ginny merasa bingung saat ini, Draco terlihat  depresi.

Dia tampak hancur

Sejujurnya Ginny merasa puas melihat kondisi Draco saat ini, ya, dia masih dendam. Namun jauh dalam lubuk hatinya, Draco mendapat perhatian Ginny. Sebagai orang yang dicintai cinta pertama nya.

Ginny berjalan mencari keberadaan Locko.

"Bagaimana jika kau berjaga disini untuk sementara?" Pinta Ginny kepada suaminya.

The Most Powerful MagicWhere stories live. Discover now