8th Day

1K 209 351
                                    


Dalam berbagai waktu, kita melakukan banyak hal tanpa berniat mendapat nilai, entah baik atau buruk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dalam berbagai waktu, kita melakukan banyak hal tanpa berniat mendapat nilai, entah baik atau buruk. Kita hanya berjalan, mengikuti intuisi. Itu yang dinamakan tulus. Hingga kita tidak mengerti mengapa suatu julukan dianugerahkan.

📷📷📷

"Adisa, aku ikut kamu, ya?"

"Adis, gabung aja, yuk?"

"Kamu ambil Ormawa apa, Dis? Bareng kita aja, yuk!"

Riuh rendah sekitar membumbung menyesaki udara yang dihidu oleh Adis. Dia sampai pusing mau menanggapi seruan yang mana terlebih dahulu, atau justru mengabaikan dengan membalas dengan senyum saja. Namun, yang kedua bukanlah pilihan, sebab gadis itu juga membutuhkan kelompok untuk mengelilingi stand Ormawa dan UKM Expo.

Sabtu ini sudah memasuki pekan ketiga OGM Jurusan. Agenda yang harus diikuti mahasiswa baru adalah menghadiri expo tingkat universitas yang akan melibatkan mahasiswa baru dari seluruh fakultas. Sebelum berangkat ke Gelanggang Mahasiswa--tempat berlangsungnya acara--peserta OGM Jurusan Manajemen harus membuat kelompok untuk bersama-sama menyambangi stan yang ada.

Akan lebih mudah jika mahasiswa boleh pergi sesuai kelompok OGM, tetapi di sini kelompok baru harus dibuat. Dengan ketentuan terdiri dari minimal sepuluh orang dengan kelompok asal dan pilihan Ormawa-organisasi mahasiswa-ataupun UKM yang berbeda. Jadilah, Adis berulang kali memutar kepala demi membalas ajakan yang ditujukan kepadanya.

"Bakal kelompok kamu udah ada yang milih UKM PRISMA sama Sema belum?" Ketika Adis masih terus menampilkan senyum canggung tanpa mengeluarkan satu kata pun, suara Fau terdengar di sampingnya. Membuat Adis mengembuskan napas tak kentara, ketika memahami bahwa temannya itu sudah membukakan jalan keluar bagi Adis.

Dengan sigap, mahasiswi berjilbab yang ditatap Fau menjawab dengan segera, "Belum, nih, kebetulan."

"Oke. Kalo gitu Adis sama aku gabung sama kamu boleh?"

Setelah mendapat persetujuan yang amat antusias, raut puas meng-cover wajah Fau. Mereka lalu bergabung bersama rombongan yang akan menjadi calon kelompok kunjungan expo.

Tadi, setelah menyebar dengan teman sekelompoknya—kelompok OGM dengan Jati sebagai pendamping—Adis belum sempat membuka suara untuk mencari teman yang bisa diajak untuk membuat kelompok, karena tawaran-tawaran langsung diajukan kepadanya. Itu yang membuat Adis hanya tersenyum kikuk, karena dia bingung mau bergabung ke mana.

Sambil mencari dua orang lagi--karena mereka baru berdelapan--Adis merasakan sebuah senggolan menyentuh sikunya. "Susah, ya, jadi mahasiswa baru terfavorit. Direbutin ke sana-kemari." Fau mendekatkan bibir ke telinga Adis, tetapi kepalanya tetap menghadap kedepan sambil mendongak penuh percaya diri, khas gadis kelahiran Tangerang itu.

Day With Yesterday [REVISI]Where stories live. Discover now