Wattpad Original
There is 1 more free part

Bab 7

29.7K 2.9K 78
                                    


Wajahnya tampan, tetapi asing bagiku. Aku belum pernah melihat wajah pria ini sebelumnya, dan aku yakin sekali kalau aku tidak mengenalnya. Di manapun. Namun, yang membuatku langsung tertegun adalah pria ini tahu tentang surat wasiat Amelia!

Dia pasti ada di dalam circle yang sama dengan Max. Siapa dia?

"Ya?" Aku mencoba melemparkan senyum ramah meski aku tak bisa menyembunyikan keterkejutanku.

Pria ini memandangku seolah tatapannya menerawang—bukan! Bukan menerawang. Mataku memperhatikan dengan saksama. Ya. Pria ini sedikit mabuk!

Sial!

Aku tadi memang melihat di sudut ballroom ini ada meja bar berikut dengan kursi-kursinya. Pria ini pasti baru saja dari tempat tersebut.

Ya Tuhan. Kesialan apa lagi yang akan aku alami? Setelah Max yang menjengkelkan, kemudian Pamela yang sudah menghinaku, berikutnya adalah pria pemabuk ini!

Apa yang dia inginkan dariku?

"Ya. Ya. Kamu pasti tak mengenalku, karena kita sama sekali belum pernah bertemu." Tiba-tiba pria ini mengulurkan tangannya ke arahku. Aku hanya mengamatinya ragu-ragu. "Aku Ryan. Kamu pernah bertemu mama tiri Max? Pamela? Wanita cantik dan ambisius? Nah, dia adalah mamaku."

Ryan menyeringai senang melihatku tercengang menatapnya. Saudara tiri Max!

Demi kesopanan saja aku terpaksa menyambut uluran tangan Ryan dan buru-buru menariknya kembali.

"Aku tadi melihatmu datang bersama Max dan anaknya. Jadi aku langsung berkesimpulan kalau kamu pasti adalah Evangeline, nama yang disebut dalam surat wasiat Amelia." Ryan lagi-lagi mengeluarkan seringainya. "Selamat, Eva. Aku ingin mengatakan kalau kamu adalah wanita beruntung sekaligus paling sial."

Kemudian pria ini terkekeh kecil sendiri, seolah ia baru saja mengeluarkan sebuah lelucon yang sangat menghibur dirinya. Sedangkan aku masih berdiri tercengang mendengar kalimat yang keluar dari mulut pria di depanku ini.

Sialnya lagi, celetukan-celetukan pria setengah mabuk tersebut sudah menggugah keingintahuanku. Sepertinya pria bernama Ryan ini memiliki banyak informasi penting untukku.

In vino veritas. Di dalam anggur adalah kebenaran!

Bukankah orang yang mabuk akan mengatakan hal yang benar? Aku bisa memanfaatkan momen ini untuk menggali keterangan apa pun yang aku butuhkan.

Mataku memandang sejenak ke arah Max. Ia masih berbicara dengan Pamela, dan kali ini ada Elena ikut serta di antara mereka. Aku yakin mereka pasti membicarakan rencana Pamela untuk menjodohkan Max dengan wanita pilihannya, Elena. Wajah kedua wanita tersebut tampak senang, sementara aku kesulitan melihat wajah Max karena tertutup oleh kerumunan orang-orang di depanku.

Daripada menduga-duga, lebih baik aku fokus dengan anak laki-laki Pamela ini.

"Bagaimana kamu bisa tahu kalau isi surat wasiat Amelia menyebutkan namaku? Aku juga ingin tahu, mengapa kamu mengatakan kalau aku wanita paling beruntung sekaligus paling sial?"

Cengirannya makin lebar, merasa berhasil sudah membuatku tertarik.

"Tentu saja aku tahu, Eva—boleh aku memanggilmu Eva? Kalau aku bisa menghitung dalam beberapa hari terakhir, namamu paling banyak disebut oleh sesama anggota keluarga besar kami." Ryan menelengkan kepalanya, mungkin ia menganggap semua ini seperti permainan.

"Oh, mengapa begitu?" Kejarku tak sabar. Aku harus mendapatkan informasi ini. Harus!

"Karena ... kamu akan menjadi calon istri Max. Tepatnya, kamu adalah calon ibu seorang bayi miliuner." Kekehan panjang kembali meluncur dari bibir Ryan.

THE TESTAMENTWhere stories live. Discover now