Chapter II : Day 2

13.1K 1.8K 676
                                    

______

Kegiatan Jungkook ketika selepas pulang dari kampus adalah berkumpul dengan temannya di warnet. Besok libur, jadi Jungkook nikmati hari bersama temannya sebelum ibunya mengurung Jungkook besok. Ia yakin di hari libur ibu menyuruh Jungkook belajar.

"Aku tak akan pulang sebelum melihat Jungkook kalah di tanganku." Taehyung memandang sengit komputer di depan. Tas gendongnya masih melekat di belakang punggung, tapi siapa peduli kalau game sudah lebih mengasyikan dari apapun.

"Aku yakin kau kalah, Tae. Jungkook jago di segala bidang." Jimin yang sedang berdiri di belakang Taehyung sembari mengulum lolipop itu menyahut.

Anak muda itu nampak fokus sekali menatap layar komputer padahal ini sudah menunjukkan pukul tiga sore. Remaja ini memang dari luar nampak seperti bocah sebab sering bermain game mobile di warnet. Tapi kalau mereka sudah berada di kampus, mereka semua termasuk anak berandalan. Hanya kamuflase semata.

"Wow! Baru kali ini aku lihat Jungkook kalah di tangan Taehyung. Kau hebat Tae!" Jimin mengacungkan jempol mungilnya pada Taehyung, seolah merasa bangga akhirnya Jungkook yang sombong itu bisa dikalahkan oleh Taehyung.

"Oke, Kook. Sesuai janji, kau harus isi ulang saldo royal game-ku. Aku punya banyak item yang harus dibeli, tapi aku miskin."

Jungkook cemberut saat mendengar itu, uang saku dari ibunya tinggal sedikit lagi, padahal rencananya Jungkook mau membelikan ibunya hadiah dengan uang hasil menabung uang saku dari dulu, sebab besok ibunya ulang tahun.

Ish, tahu begitu lebih baik Jungkook tidak ikut bermain tadi. Dan lagi kenapa dirinya bisa kalah dengan Taehyung, tidak salah juga sih, Taehyung juga termasuk pro-player.

Anak muda itu akhirnya keluar dari warnet. Ada Hoseok, Jimin juga Taehyung. Mereka bertiga memang serumpun dengan Jungkook, selalu bersama saat di kampus.

Jimin adalah teman Jungkook yang paling kaya, ayahnya jadi nelayan. Maksudnya orang yang punya bisnis ikan paling besar di Korea. Walau begitu, Jimin tetap polos dan tidak sombong.

Taehyung merupakan yang paling miskin, bukan miskin sih, lebih tepatnya ia jarang punya uang banyak. Kadang salah satu dari mereka akan mentraktir Taehyung di kampus. Makanya selalu dibilang miskin. Tapi Taehyung itu tampan, modal tampannya itu bisa dapat perempuan berduit. Jadi tenang.

Lalu selanjutnya Hoseok, dia lumayan cerewet seperti ibu-ibu. Bahkan sudah cocok, karena orang tuanya punya kontrakan untuk orang-orang bermigrasi ke sini. Kadang Jungkook maupun Jimin dan Taehyung menyewa kamarnya dua jam, kalau pacar mereka masing-masing mau diajak, sih. Karena diberikan harga sahabat, jadi murah.

Terakhir, tentu yang paling bungsu tapi paling berandal. Namun kelemahan Jungkook hanya satu, ibunya. Maklum ia masih jadi anak mama yang suka dimanja di rumah, kalau di rumah orang lain dimanja pacar tentu saja. Tapi Jungkook sekarang sedang tidak punya pacar, baru putus sebulan yang lalu.

Sebenarnya ia tidak pernah serius kalau diajak berpacaran. Cuma main-main saja, kalau bosan putusi saja. Gampang. Untuk apa repot, Jungkook hanya akan tunduk dengan ibunya saja masa bodoh dengan pacarnya.

Mungkin itu alasan kenapa semua pacarnya minta putus setelah diajak main, sebab Jungkook tidak mau menurut kalau disuruh-suruh.

"Hei, ingat isi ulang saldoku!" Taehyung mengingatkan Jungkook ketika mereka akan pisah karena jalan rumah mereka berbeda-beda.

"Iya, cerewet! Padahal aku ingin membelikan ibuku hadiah."

Jimin yang masih belum menghabiskan lolipop dalam mulutnya bertanya, "Hadiah untuk apa?"

Chocolate ✔Where stories live. Discover now