24. Penjelasan Langit

1.3K 256 120
                                    

Makanan favorit kalian apa?

HAPPY READING

24. PENJELASAN LANGIT

Tari menautkan alisnya tak mengerti dengan jawaban yang Langit berikan. Entah otak Tari yang tidak bisa diajak bersahabat atau Langit yang tidak nyambung.

"Itu jawaban gue atas pertanyaan lo selama ini," ujar Langit. Tari semakin berpikir dibuatnya. Pertanyaan apa? Emangnya Tari pernah bertanya apa ke Langit?

"Tari gak pernah nanya apapun ke Langit," timpal Tari.

"Lo emang gak nanya langsung, tapi gue yakin, lo pasti bertanya-tanya selama ini." Ayolah, kenapa Langit menjadi sok misterius seperti ini? Apa ia tidak bisa langsung pada intinya? Sudah tau otak Tari kecil, masih disuruh berpikir keras.

Beberapa saat kemudian, Tari tersadar akan maksud Langit. Pertanyaan Tari selama ini 'Kenapa Langit berubah?'. Tapi apa hubungannya dengan jawaban yang Langit berikan?

"Tari gak ngerti, Langit. Apa hubungannya?"

"Karena gue selalu ngerasa, semua orang yang deket dan gue sayang, pasti bakal ninggalin gue, Tar," ujar Langit, dengan raut wajah yang menampakkan kecemasan. Tunggu, sayang? Langit sayang sama Tari? Ah! Itu nanti saja, ada yang lebih penting!

"Tari janji gak bakal ning.." Belum sempat Tari menyelesaikan kalimatnya, Langit menyelanya dengan cepat.

"Gue gak suka janji!" Tari terdiam, ia sedikit terlonjak.

"Semua orang yang ninggalin gue, selalu janji sama gue kalau dia gak bakal ninggalin gue, tapi apa Tar, janji mereka basi!" ujar Langit tampak berapi-api. Tari pun hanya bisa diam dan mendengarkannya.

"Dan gue pikir dengan gue jauhin semua orang, gue gak bakal kehilangan siapapun."

"Terus kenapa Langit konsumsi obat anti depresan?" Tari menatap Langit dengan intens. Lelaki itu kini menyandarkan punggung ke kursi kemudian menghela nafas sembari menatap lurus.

Tari kemudian ikut bersandar dengan kepala memutar ke arah Langit. Beberapa saat kemudian, Langit menoleh menatapnya.

Langit sebenarnya ragu untuk memberitahu pada Tari sepenuhnya. Tapi sepertinya Tari harus tau, karena Langit tidak mau Tari semakin tersakiti karena sikapnya. Rahasia yang Langit kubur selama ini akhirnya harus ia bongkar kembali.

Langit mengidap Anxiety Disorder atau Gangguan Kecemasan. Dimana orang itu akan merasa cemas dan khawatir berlebih akan sesuatu. Untuk mengatasi, Langit mengonsumsi obat anti depresan untuk mengurangi rasa cemasnya itu.

Sejak kecil, Langit selalu ditinggal kedua orang tuanya sendirian di rumah karena terlalu fokus dengan dunia bisnis. Karena itu, Langit bahkan lebih sering menginap di rumah Resya apalagi ketika hujan, karena Langit takut dengan suara petir.

Hanum yang mengetahui itu merasa tidak enak hati, jadi Hanum meminta tolong pada kakak lelakinya untuk membantu merawat Langit. Oh iya, Tari hampir saja melupakan fakta bahwa Langit sempat tinggal bersama Hans, omnya selama setahun di Semarang. Saat itu ketika Langit duduk di kelas dua SD.

Sebelum Langit pindah bersama Hans. Resya, Vandi, dan Tari juga pernah berjanji tidak akan meninggalkan Langit sendiri. Tapi pada akhirnya Langit juga berpisah beberapa saat dengan mereka, tentunya setelah Langit merasa sayang kepada keluarga Tari.

Di Semarang, Hans bersikap baik layaknya orang tua Langit. Ia menyayangi Langit seperti anaknya sendiri. Ia memenuhi semua kebutuhan Langit. Ia juga berjanji dengan janji yang sama. Langit mempercayai Hans saat itu dan berusaha menyayanginya, karena berpikir Hans tidak akan meninggalkannya seperti Hanum dan Firgo. Tapi tepat satu tahun, Hans juga mulai sibuk dengan bisnisnya yang bermasalah di luar negeri. Alhasil Hans pindah ke luar negeri dan mengembalikan Langit pada Hanum dan Firgo.

LangTari (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now