Chapter 05

11.7K 1K 19
                                    


**

"Kau menemukan sesuatu sai?" Sai melirik ke arah Shikamaru, "Kurang yakin."

"Memangnya apa yang kau temukan?" Tanya Shikamaru. 

"Gulungan, aku kurang yakin dengan ini, tapi, akanku selidiki lagi apakah benar ini adalah penyebab anak-anak itu menghilang."

"Kenapa kau bisa berpikir gulungan ini adalah penyebabnya?" Shikamaru melipat kedua tangannya ke depan dada.

"Gulungan ini sebelumnya tak pernah ku lihat dan di permukaan gulungan ini terdapat sidik jari beberapa anak-anak itu dan sidik jari Moegi." jelas Sai.

Setelah kejadian menghilangnya team Genin Konoha, tim penyelidikkan dan pencaharian mulai diberikan tugas untuk mencari keberadaan Boruto dan yang lainnya.

Sekarang tugas pencahariannya pun dimulai dari tempat kejadian yaitu, gudang.

Naruto sebagai hokage juga melakukan pencarian kasus dengan cara menghubungi empat kage di empat desa ninja tersembunyi, yaitu Sunagakure, Iwagakure, kirigakure dan kumogakure.

Dengan harapan mempunyai sedikit informasi tentang kasus ini.

Ternyata setelah menunggu beberapa jam, empat kage berserta warga desanya tak ada yang melihat Boruto dan temannya.

"Mau ku panggil Konohamaru dan Moegi nanti? Hari sudah semakin malam." Tawar Shikamaru yang memecahkan keheningan antara ia dan Sai yang sedang sibuk memeriksa setiap rak yang sudah berulang kali Sai periksa.

"Kau sebaiknya pulang dan istirahat, urusan anak-anak itu bisa kita urus nanti, Kita akan mulai penyelidikannya besok sebelum matahari terbit."

Sai mengangguk, "Tentu, mereka akan sangat membantu penyelidikan ini."

**

"Jadi begitu ya..? sekarang Sasori sedang pergi ke hutan yang berlawanan arah denganku, Hm."

Setelah mendengar penjelasan Itachi akhirnya Deidara menceritakan semua kejadian alasan dia dan Sasori menyerang boruto, Mitsuki dan yang lainnya.

"Kenapa?" Tanya kisame

"Karena kami tadi sempat bertengkar tapi, aku sempat bertanya dia akan pergi kemana."

"Lalu?"

"Dia bilang ingin menemui Kabuto."
Sarada dan Mitsuki yang mendengar nama Kabuto langsung terbelalak kaget. Mitsuki kemudian menunduk, "Kabuto?" Gumamnya.

"Kau kenal Kabuto?" Tanya Deidara
"Hm?" Deidara yang baru menyadari akan tak asingnya Chakra Mitsuki.

'Hmm.. Chakra laki laki berambut biru itu seperti pernahku temui sebelumnya, tapi..dimana? Dan siapa?'

Itachi berdiri dan merapikan sedikit jubahnya, "Kapan Sasori akan kembali?" Tanyanya.

Wajah Deidara sudah mulai cemberut, "Sepertinya Sebentar lagi, memangnya kenapa?"

Mungkin saja Pertandingan adu mulut akan terjadi antara Sasori dan Deidara jika bertemu dalam waktu pertengkaran yang belum selesai.

"Kau tidak lihat? Bocah berambut kuning itu butuh pertolongan. Hanya saja untuk menolongnya dia harus mendapatkan penawar racun milik Sasori, kau tahu kenapa, kan?" Jelas Kisame.

"Oh, tunggu saja, dia pasti akan merasakan chakra kita yang terkumpul dalam satu tempat dan segera tiba disini. Omong-omong, kenapa kalian menjadi baik tiba-tiba? Biasanya jika bertemu anak seperti ini sudah kalian ajak bermain."

"Gadis kacamata ini adalah temannya dan ada satu hal lagi yang membuatku ingin menolongnya juga."

Sarada tak percaya dengan ucapan Itachi tapi, dia merasa sangat senang

"Terserahlah."

'Bertahanlah Boruto!'

**

"B-benarkah?!" Kankuro menepuk kedua pahanya kencang karena kebenaran yang dikatakan Shikadai tentang asalnya benar-benar membuat ia terkejut.

"Kami dari masa depan itu saja, kami tidak bisa mengatakan darimana asal desa kami, orang tua kami, ataupun hal hal yang berhubungan dengan identitas."

Sekarang Shikadai, inojin, chocho serta tiga bersaudara sedang duduk melingkari api unggun. Banyak cerita yang Shikadai ceritakan walaupun inojin dan chocho sudah bosan dengan ceritanya.

Diakhir cerita Shikadai, Gaara menatap Temari yang berada di sampingnya dengan wajah yang sudah campur aduk mungkinkah..  Temari sudah berpikir bahwa Shikadai adalah anaknya dimasa depan nanti?

Semua sudah terbukti dari fisik dan chakra Shikadai. Temari melamun dan terus melamun kadang, entah kenapa Temari malah menggeleng kepalanya cepat secara tiba-tiba, seakan-akan menghindari suatu pemikiran.

"Temari? Ada apa denganmu?" Gaara membuyarkan lamunan Temari sehingga membuat Temari merasa gugup.

"Eh— T-tidak.. aku tidak apa-apa." Temari lalu menghindari tatapan Shikadai ke arah lain dengan pipi yang bersemu merah.

Shikadai yang keheranan pun bertanya. "Ib— Ah! maksudku— Kakak kenapa menghindari tatapanku?"

Temari menoleh, "Ti-tidak siapa yang menghindari t-tatapan jelekmu itu?"

"A-apa Maksudmu?! Wajah ku jelek?!!" Teriak Shikadai

"Ya, wajah mu bahkan lebih jelek dari Shikamaru, huh!"

Krik krik

"Haaa... S-shikamaru?"

"Mm, T-temari Kenapa kau jadi membahas Shikamaru??" Heran Kankuro.

Temari baru menyadari dia baru saja menyebutkan nama 'Shikamaru'! Oh lalu? Apa yang akan kau lakukan Temari? Bersembunyi dibalik bayang bayang kegalakkan dengan teman kipas raksasamu?

"Ah! Lupakan! Kita belum makan dari tadi, bagaimana kita makan dulu? aku tadi sore membawa ma—makanan lebih!" Ujar Temari sambil mengipas kipas udara menggunakan telapak tangan kanannya dengan senyum paksa yang diukir.

"Asikkk!!! Ayoo!! Kebetulan persediaan keripik kentangku sudah habis!" Semangat Chocho.

"Ya!"

'Kenapa kakak jadi seperti ini..?'

Tempat yang mereka tempati sudah dipenuhi oleh suara-suara serangga tapi, itu tidak jadi halangan bagi mereka.

Api unggun yang masih membakar sisa sisa ranting menghasilkan suara-suara yang menambah kesan kehangatan di dalam hutan.

Acara makan malam bersama membuat mereka semakin dekat dan akrab.

Melihat Shikadai senang juga membuat Gaara ikut merasakan kesenangannya. Sudah lama juga Gaara tidak merasakan kehangatan keluarga walaupun hanya bersama kedua kakaknya dan ketiga anak yang mengaku dari masa depan.

🍒•°♡°• 🍎♪🍒•°♡°• 🍎♪🍒•°♡°• 🍎 ♪

Jumat, 4 Desember 2020

• Adventure to the past • {Boruto-Naruto} [END✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang