BAGIAN 9👓

5.4K 297 15
                                    

Agatha menghembuskan nafas lelah. "Bikin emosi aja," ucapnya langsung mencomot spagetinya. Kayana hanya duduk diam menanggapinya. Berani juga Agatha melawan mereka, untung tidak di apa-apakan, batinnya.

"Shut, minggir sana dong kalian semua. Princess mau lewat nih." Suara Laras terdengar dipenjuru kantin.

Chelsea Cs sekarang sedang berjalan menuju bangku Kayana dan Agatha. Chelsea ingin menemui Agatha yang katanya berani melawan teman-teman Galaksi. Dengan cepatnya, perdebatan tadi segera meluas ke penjuru sekolah. Dari satu mulut ke mulut yang lain, dan seterusnya. Agatha menjadi famous dadakan.

"Ini yah, anak barunya. Lo yang namanya Agatha kan?" tanya Chelsea setibanya disitu. Ia berdiri dihadapan meja tempat Kayana dan Agatha makan.

Agatha mendongak. "Iya, gue Agatha. Lo siapa?" tanya nya bingung.

Kayana yang mendengar suara Chelsea tidak langsung mendongak. Ia justru semakin menundukkan wajahnya gemeteran. Masih ia ingat betapa kejamnya Chelsea membully nya hari itu.

Chelsea melirik sekilas ke arah Kayana dengan tatapan jijik. Lalu ia kembali menatap Agatha.
"Gue Chelsea. Kelas XII Ipa 3. Btw, gue mau nanya sama lo.
Kenapa lo temenan sama culun?" Chelsea menatap tak suka.

Agatha tidak mengerti. "Culun siapa?"

"Noh, disamping lo." Tunjuk Chelsea dengan dagunya pada Kayana.

"Nama dia Kayana, bukan culun."

"No no. Dia itu culun. Lo kenapa duduk bareng dia sih," Chelsea menolak dengan keras jika ada seseorang yang berteman dengan culun ini. Menurutnya, Kayana adalah murid buangan yang harus dibuang jauh-jauh.

"Lho, kenapa? Kayana ini kan teman gue. Jadi wajar gue duduk sama dia." Agatha pun, mulai menunjukkan raut wajah tidak suka terhadap kakak kelasnya ini.

Kayana refleks mendongak menatap Agatha. Teman? Apa ia tidak salah dengar? Agatha sudah menganggapnya sebagai seorang teman, dalam waktu yang singkat.

"He, lo nyadar gak sih, kenapa lo mau temenan sama si cupu? Udah miskin, dekil, bau, ih jijik gue." Chelsea kembali nenampakkan wajah jijiknya.

Agatha merasa terhenyak. Lho, apa maksudnya berbicara seperti itu mengenai Kayana?

"Maksudnya ngomong kayak gitu apa yah?" tenang ia masih bisa mengontrol emosinya.

"Yah masa lo gak ngerti sih. Dia tuh gak pantes temenan sama cewek kayak kita. Dia itu levelnya rendah, kasta bawah. Udah gitu, virusan lagi."

Kayana yang mendengar hal itu hanya menunduk memejamkan matanya. Sebegitu tidak sukanya Chelsea pada dirinya, hingga mengatakan bahwa Kayana virusan.

"Lo nggak boleh ngomong gitu. Layana juga punya perasaan!" Agatha bangkit dari duduknya. Persetan dengan sopan santun terhadap kakak kelas.

"Bomat banget gue. Mau punya perasaan kek, enggak kek, gue gak peduli!"

Agatha tersenyum miring. "Gak usa sok iye deh. Gue tau, kalian kesini itu, mau nawarin gue jadi teman kalian kan,"

Chelsea terdiam. Tujuannya memang seperti itu. Agatha bisa melawan geng Galaksi. Dan itu, bisa dimanfaatkannya untuk mendekati Galaksi.

"Pede lu. Lu gak usah Songong jadi adek kelas." Sahut Clara dibelakang yang mulai merasa geram.

"Kenapa? Itu hak gue dong. Sorry yah, gue gak mau punya temen yang cacat hati kayak kalian!"

"Wah tu mulut bisa dijaga gak?!" Laras juga sudah ikutan memanas. Sedangkan Agatha hanya menampakkan wajah santainya.

Wajah Chelsea nampak merah padam.
"Udah girls cabut aja kita. Lo bakalan nyesel." Kata Chelsea segera pergi diikuti oleh kedua temannya dengan lirikan sinis.

KAYANAWhere stories live. Discover now