Johnny membangunkannya dengan suara lembut, Jaehyun yang masih tertidur itu tidak sadar jika seseorang telah membangunkannya.
"Sayang, bangun."
Sayang?
Jaehyun membuka matanya perlahan, bukan lagi jam weker atau tembok tua yang terpampang di depannya. Tapi seorang pria tampan yang tersenyum manis, memandang Jaehyun penuh cinta.
"Kau siapa?!"
Johnny memiringkan wajahnya, ia sedikit bingung dengan ulah Jaehyun tapi beberapa saat kemudian Johnny maklum. Mungkin Jaehyun merasakan sedikit shock karena kemarin tempat di hari pernikahan mereka, Jaehyun hampir saja tertembak karena ada seseorang yang mengacaukan pernikahan mereka. Untungnya para bawahan Johnny sigap menangani hal tersebut, jadi tidak ada korban jiwa.
"Hey, aku suamimu Jaehyun."
Sejak kapan dia menikah? Mempunyai pacar saja tidak.
"Gila ya kau?"
"Astaga, ada-ada saja manisku ini. Sekarang kau mandi lalu sarapan, oke?"
Memang benar namanya itu Jaehyun, tapi situasi apa ini? Jaehyun segera berlari menuju kamar mandi, ia memandang wajahnya sendiri. Terlihat tampan tapi bersih?
Jaehyun juga memakai baju mahal. Padahal biasanya Jaehyun memakai baju lama yang sudah kuno, tentu saja karena Jaehyun hanya bekerja di minimarket di sebelah rumahnya. Ia juga menjadi guru les privat tapi tidak cukup untuk membeli baju mahal sekalipun ada diskon.
"Apa ini?"
Jaehyun memeriksa tangannya, ternyata dirinya terbangun dengan jam rolex berhiaskan emas.
"Rolex?! Astaga kenapa bisa ditanganku?"
Sebuah suara terdengar dari luar kamar mandi, ah itu suara yang katanya adalah suaminya.
"Jaehyunnie jangan lama-lama mandinya. Hyung sudah lapar."
Sarapan ya...
Biasanya Jaehyun hanya memakan roti yang berada di minimarket, ia tidak pernah sarapan lagi kecuali berkunjung ke rumah neneknya. Entah takdir apa yang diberikan Tuhan olehnya, tapi Jaehyun senang hidupnya berubah. Dari Upik abu menjadi Cinderella dalam satu malam. Ditambah lagi, seorang pria tampan yang mengaku menjadi suaminya.
Setelah selesai mandi Jaehyun mulai mencari tau siapa nama pria itu, ia membuka sebuah ponsel yang tergeletak di meja. Membukanya dengan mudah karena hanya sidik jari yang dibutuhkan untuk membuka ponsel itu.
Wallpaper ponsel itu ternyata fotonya dan pria yang tadi membangunkannya. Isi ponsel itu ternyata mewah sekali. Bagi Jaehyun itu hal yang menakjubkan seperti makanan mewah seafood yang tidak akan pernah Jaehyun rasakan atau foto dirinya yang berfoto di Perancis. Baginya ini seperti mimpi.
"Jadi siapa pria yang mirip denganku? Atau situasi apa ini?"
Jaehyun yakin pria yang memiliki semua hal mewah ini bukan dirinya tapi memang pria ini mirip dengan Jaehyun, semuanya mirip kecuali takdirnya. Jaehyun hidup menjadi seorang yang hidup sederhana di ibukota sedangka 'dirinya' ini hidup dengan sebuah kemewahan dan kebahagiaan yang tidak akan pernah Jaehyun rasakan.
"Lama sekali, kau tidak apa kan Jaehyun?"
Jaehyun sekarang tau, pria ini bernama Johnny. Ia berpikir beruntung sekali dirinya yang lain mendapatkan pria setampan ini.
"Sekarang makan ya, pasti kau masih shock hal kemarin."
Sebuah hidangan lengkap tersaji di meja, Jaehyun tidak menyangka dapat menyantap makanan sebanyak ini. Bahkan bahan makanan ini tidak pernah dipakai oleh neneknya karena terlalu mahal.
"Terlalu mewah ya?"
"Uh...Johnny?"
"Iya?"
"Kemarin ada apa?"
Johnny cukup terkejut karena Jaehyun ternyata tidak mengingat hal kemarin, seperti amnesia. Tapi Johnny memilih untuk makan saja, tidak mau menjelaskan hal kemarin.
"Makanlah, ini kesukaanmu."
Ujar Johnny sambil tersenyum, ia memberikan ikan ke dalam piring Jaehyun sambil tersenyum.
"Jangan bertanya hal kemarin. Lupakan saja."
Jaehyun penasaran, sebenarnya kenapa Tuhan memberikan sebuah perubahan ke hidupnya? Seingat Jaehyun kemarin ia hampir meloncat ke danau karena tak sanggup lagi melunasi utang orang tuanya.
