05 - Brigita Zhivanya Dimitri

161K 15.3K 588
                                    

SEORANG gadis cantik dengan bulu mata lentik, rambut hitam legam dan berkulit putih telihat berbaring dan larut dalam alam mimpi.

Tringggg

Perlahan mata gadis itu terbuka, tangannya terulur mematikan alarm yang berbunyi menyebabkan tidurnya terganggu. Bahkan saat masih dalam muka bantalpun gadis itu masih tetap terlihat cantik, mungkin sangat cantik.

Dengan malas dia terbangun, melangkahkan kakinya memasuki kamar mandi. Melakukan ritual mandinya dengan tenang dan damai. Tak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka, menampilkan dirinya yang keluar dengan wajah yang lebih segar.

Aroma vanilla tercium mengiringi langkah gadis itu menuju meja rias, dia memandang wajahnya sendiri. Tersenyum untuk sekedar menyemangatinya. Tangannya terulur mengambil satu persatu produk yang akan ia aplikasikan pada wajah dan tubuhnya, rangkaian produk yang biasa kita sebut skin care & body care rutin.

Bukan tanpa sebab, namun gadis itu sungguh mencintai dunia tentang skincare. Dia lebih memilih membeli skin care mahal sekalipun daripada make up. Baginya wajah dan tubuh itu harus dirawat bukan diedit dan ditutupi dengan yang namanya make up.

Setelah selesai dengan kegiatannya, dia bangkit mengambil tas dan juga sepatu sekolahnya. Memakai sepatunya yang berwarna putih itu.

Oke, sekarang dia tinggal bercermin. Memastikan jika penampilannya sudah rapih dan juga enak untuk dipandang orang.

"Selamat beraktifitas, Zhiva" ucapnya pada dirinya sendiri.

Dia keluar dari kamarnya, seketika wajahnya yang ceria seketika menjadi masam saat melihat pria paruh baya yang biasa ia panggil dengan sebutan papah sedang bersama kupu-kupu malam.

Ya benar, hidupnya tak seindah yang dibayangkan. Tapi setidaknya dia masih punya seseorang yang akan bersedia meminjamkan bahunya untuk bersandar.

Tanpa menyapa apalagi menyalami tangan papahnya itu, dia segera melangkahkan kakinya keluar dari rumah yang bila dilihat sudah seperti sebuah istana.

Melangkahkan kakinya memasuki mobil hitamnya yang sudah terparkir rapih, tersenyum ramah pada satpam penjaga dirumahnya.

Cukup menempuh waktu beberapa menit, dia telah sampai ditempat yang banyak sekali menyimpan cerita tentang dirinya. SMA Angkasa, saksi bisu ceritanya.

"Gue laper tapi males banget mau makan" gumamnya pelan.

Brugh

Karna kurang fokus, kepalanya terkena pantulan bola voli yang entah datang darimana.

"SIAPA YANG LEMPAR BOLA INI?! " suaranya keras sambil memegang bola yang tadi menimpuk kepalanya.

"Gak tau apa rambut gue udah rapih gini" sinisnya sambil mengibaskan rambutnya kebelakang.

Seorang cowok datang menghampirinya dengan santai. "Gue yang lempar, dan sengaja biar kena kepala lo. Brigita Zhivanya Dimitri"

Zhiva berjalan selangkah lebih maju mendekati cowok itu, tersenyum manis padanya. "Makasih lemparan bolanya "

Bugh

Tanpa permisi, Zhiva melayangkan pukulan yang cukup keras pada perut cowok itu. Yang melihat itu tidak terkejut, Zhiva itu bukan cewek lemah.

Dari kejauhan seorang cowok melihat semua kejadian itu dengan tenangnya, matanya terus mengikuti kemana Zhiva melangkah.

"Sejak kapan ada cewek kayak dia di sekolah ini? " tanyanya pada diri sendiri.

Tak mau terlarut lebih lama, dia lebih memilih pergi menghampiri teman-temannya yang sedang bermain basket. Namun sialnya fikirannya malah terus tertuju pada gadis itu.

ASTERLIO [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang