Aku tertawa saat melihat betapa bodohnya mereka yang menganggapku sudah mati. Dalam tawa yang kugemakan, mengalir airmata. Bukankah aku seorang yang bodoh? Dalam lorong yang gelap ini, aku malah memadamkan semua cahaya. Hanya saja, aku menjadi lebih kuat dalam kegelapan. Aku tidak perlu mengikuti jalur yang tersedia. Aku hanya perlu mengikuti kemana kakiku berjejak. Langkahku semakin jauh. Keberanianku semakin menciut. Aku takut. Aku membutuhkan cahaya. Namun sekali lagi, kupadamkan cahaya tersebut. "...if eye for eye, then everyone will be blind. So does love, Honey, they will be stupid..." #Book II of Wild Liar
31 parts