Aku memandangnya penuh cinta. Dia, yang seharusnya menikah denganku, kini sedang duduk di pelaminan. Bukan, ini bukan pernikahanku. Ini pernikahan pria yang pernah sangat mencintaiku, memujaku dengan segenap hatinya, namun dia lalu pergi ketika aku membatalkan pernikahan kami. Gila memang, karena justru di saat dia telah menemukan penggantiku dan menikah dengannya, aku membayangkan betapa bahagianya bila dulu aku yang menjadi pengantinnya.