𝐯𝐢. 𝐤𝐢𝐬𝐬

280 40 9
                                    

25 Desember

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

25 Desember.

Udara kota Tokyo sudah berganti menjadi semakin dingin, mampu membekukan siapa saja yang keluar tanpa baju penghangat yang tebal. Salju pertama sudah turun sejak kemarin, akhirnya Natal tahun ini pun sama seperti tahun-tahun sebelumnya; putihnya salju masih menghiasi dan menemani Jepang.

Memberikan suasana yang lebih hidup bagi jiwa-jiwa yang sedang berbahagia bersama keluarga, teman, maupun belahan jiwa mereka di hari yang penuh kehangatan ini (terlepas dari kondisi iklim, tentunya).

Akaashi Keiji berdiri di pinggir sebuah jalan, di depan sebuah toko perhiasan dengan hiasan natal berwarna hijau dan merah tertempel pada pintu kacanya. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku mantelnya yang berwarna cokelat tua─maklum suhu hari ini hanya 10 derajat─meskipun telapak tangannya sudah dibalut dengan sarung tangan yang tebal, rasanya udara dingin itu tetap mampu menerobos masuk ke kulitnya.

"Keiji, maaf menunggu lama!" suara feminim menyapa gendang telinganya, membuat Akaashi menoleh dengan senyuman terbaiknya. Daritadi ia sedang menunggu [Name] untuk pergi berjalan-jalan, menghabiskan waktu di hari natal yang damai ini berdua.

[Name] mengenakan mantel panjang selutut yang warnanya senada dengan milik Akaashi. Tidak, mereka tidak janjian membeli mantel yang sama; mereka juga tidak berencana untuk memakainya secara bersamaan di hari ini. Pokoknya, semua hanya karena kebetulan. Kalau menurut kepercayaan orang-orang, jodoh memang akan selalu memiliki ikatan batin.

Akaashi terpana sejenak, hari ini gadisnya benar-benar nampak anggun. Turtleneck putih tulang dipadu dengan celana hitam yang memberi kesan kasual dan dewasa, tapi bagi Akaashi pakaian manapun dan gaya fesyen apapun akan selalu cocok di gadisnya.

Mengeluarkan satu tangannya dari saku, Akaashi menautkan jari jemari yang tadinya terasa dingin ke tangan kekasihnya. Saling menyalurkan kehangatan. Sang pria menarik gadisnya untuk mengikuti laju langkah kakinya, menyusuri gemerlap kota Tokyo yang lebih ramai daripada hari biasa.

Hari ini rencananya mereka akan makan di restoran lalu berkeliling untuk melihat-lihat pusat belanja; karena di hari Natal ada banyak pernak-pernik lucu dan indah─serta diskon besar-besaran.

Sampai didepan restoran tujuannya, kedua sejoli itu masuk dan disambut oleh pelayan yang bertugas mengantar mereka ke meja khusus dua orang yang sudah di pesan Akaashi kemarin. Restoran yang cukup mewah dengan kesan klasik; sebuah harta karun untuk mereka yang ingin menghabiskan waktu dengan orang-orang terkasih.

Satu bucket ayam goreng dan semangkuk besar sup jagung datang tatkala Akaashi dan [Name] sedang berbincang-bincang. Tak lupa dengan dua porsi nasi hangat dengan asap yang masih mengepul; menambah kehangatan diantara sepasang kekasih tersebut. Dan sebagai penutup, mereka meminum coklat panas berpadu dengan marshmallow yang perlahan meleleh diatas minuman manis itu.

Astaga, nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan?

Selepas menghabiskan hidangan yang sudah dipesan dan membayar, Akaashi dan [Name] melanjutkan perjalanannya sambil sesekali singgah ke toko-toko kecil di pinggir jalan yang memuji mereka sebagai pasangan manis dan serasi. Tak jarang pemilik toko menawarkan untuk memberi mereka diskon jika mereka membeli barang-barang yang dijual.

every inch / akaashi keijiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang