ix. maturity

164 22 4
                                    

          Kau sedang berjalan dengan Akaashi di sebuah pusat perbelanjaan yang cukup besar dan ramai karena sudah memasuki akhir pekan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

          Kau sedang berjalan dengan Akaashi di sebuah pusat perbelanjaan yang cukup besar dan ramai karena sudah memasuki akhir pekan. Yah, bisa dibilang ini kencan setelah beberapa hari Akaashi sibuk dengan latihannya sehingga membuat kalian tidak punya kesempatan untuk quality time

Setelah makan siang bersama, dirimu dan Akaashi memutuskan untuk memesan tiket untuk nonton film yang diangkat dari novel kesukaanmu─tentu Akaashi tau juga tentang novel itu karena dialah yang sejak awal membaca dan merekomendasikannya untukmu.

Maka pergilah kalian ke dalam bioskop, tapi sayang sekali jadwal menonton dengan waktu terdekat sudah habis terjual. Mau tidak mau, kalian membeli tiket selanjutnya yang memiliki jeda waktu dua jam dari sekarang─karena Akaashi tau rasa penasaran gadisnya akan film tersebut harus dituntaskan hari ini, jadi tak apalah kalau harus menunggu beberapa saat.

"Karena filmnya masih dua jam lagi, apa ada tempat yang ingin kau singgahi dulu?" tanya Akaashi. Kau memutar otak, sambil melihat ke sekeliling apakah ada tempat yang ingin dihampiri. "Ah, mau main dulu?" usulmu. Akaashi hanya mengangguk dan segera menarikmu ke tempat arcade game

Setelah membeli koin, kalian pun mulai melihat-lihat satu persatu permainan yang disuguhkan. Ada capit boneka, bola basket, balap mobil ataupun motor bahkan dance. Kau sampai bingung, tapi sebagai perempuan hasratmu ingin sekali bermain capit boneka meskipun kau tau kemungkinan berhasilnya hanya satu banding seratus─kalaupun menang mungkin hanya beruntung.

"A-aku.. sebenarnya mau main capit boneka, tapi aku tidak jago.." ucapmu sambil tersenyum miris. Akaashi tertawa mendengarnya, "Coba saja dulu, siapa tahu hari ini kau beruntung?" Atas dorongan dari sang kekasih tercinta, semangatmu menggebu-gebu dan disinilah kau berdiri─di depan mesin pencapit boneka. 

Pertama kali melihat, kau langsung terpana dengan boneka burung hantu yang berukuran cukup besar itu─menurutmu akan sangat pas untuk dipeluk. Apalagi, boneka tersebut mengingatkanmu pada Akaashi. 

Dua koin kau masukkan, lalu kau hirup oksigen di sekitarmu dalam-dalam─mempersiapkan diri. Kau gerakkan controller mesin tersebut dan memberhentikannya tepat di atas boneka tujuanmu. Matamu fokus memandangi boneka dan pencapit silih berganti. Saat sudah yakin, kaupun menekan tombol agar capitan tersebut turun.

Tapi sayang sekali, kau gagal mendapatkannya. Kau menunduk kesal, sedikit mengumpat tapi tetap tidak ingin menyerah. Maka kau masukkan lagi dua koin, begitu seterusnya. Tapi tak kunjung berhasil. Kini koinmu hanya tersisa beberapa, "M-maaf, Keiji. Sekali lagi saja. Setelah itu apapun hasilnya aku akan menyerah,"

Ya, tidak mungkin kan kau hanya menghabiskan koin untuk satu permainan ini. Padahal masih banyak permainan lain yang lebih seru dan menguntungkan ketimbang mengambil sebuah boneka. Akaashi hanya tertawa sebagai respon dari kalimatmu, ia memasukkan dua koin baru ke dalam mesin tanpa disuruh. 

"Sini," ia berdiri di belakangmu. Menyuruhmu untuk kembali fokus pada capitan boneka, tanganmu yang semula sendiri memegang controller kini didampingi oleh tangan besar Akaashi yang hangat. Telapak tangan yang halus itu menuntun tanganmu menggerakkan capitan ke atas boneka burung hantu berwarna cokelat. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 16, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

every inch / akaashi keijiWhere stories live. Discover now