𝐢𝐢. 𝐬𝐦𝐢𝐥𝐞𝐬

382 59 1
                                    

"Nice serve!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Nice serve!"

"Cover, cover!"

"AKAASHI!"

Teriakan Bokuto menggema di gymnasium. Saat ini [Name] duduk di pinggir lapangan untuk menonton latih tanding Nekoma dan Fukurodani. "Serius banget ngeliatin Akaashinya," sebuah suara tiba-tiba tertangkap di indra pendengaran [Name], membuatnya terlonjak kaget dan perlahan semburat merah mulai menghiasi pipinya. "Y-Yukie-san!"

Shirofuku Yukie tersenyum mendapati adik kelasnya merasa malu karena tertangkap basah sedang memerhatikan sang setter Fukurodani. "Nih, minumanmu. Karena terlalu senang mau menonton Akaashi, kau jadi lupa membawa botol minum kan! Dasar pasangan kasmaran," omel Shirofuku bak seorang ibu. Sedangkan yang diomeli hanya tertawa miris dan meminta maaf.

Ya, sekarang [Name] sedang berada di training camp voli di Tokyo yang seringkali diadakan saat liburan musim panas. Bukan, dia bukan manajer resmi tim voli Fukurodani. Tapi dia disuruh menggantikan Suzumeda Kaori karena sang manajer kedua itu rupanya akan berlibur bersama keluarga besarnya sehingga tidak bisa hadir saat ini.

Shirofuku Yukie yang membujuknya, alasannya karena dia merasa akan kewalahan mengurus para burung hantu itu─apalagi Bokuto. Jadi dia sangat membutuhkan bantuan dari orang lain yaitu [Name]. Selain itu dia juga memerlukan teman wanita untuk diajak ghibah.

Awalnya [Name] sedikit ragu karena tidak pernah punya pengalaman menjadi manajer.

flashback

"Mou, tidak apa-apa kok! Tugas manajer tidak sulit, [Name]-chan! Akaashi, tolong bujuk pacarmu ini dong!" Shirofuku membujuk [Name] seraya memanggil Akaashi untuk meminta bantuan agar [Name] mau. Saat itu [Name] datang ke gymnasium untuk menonton latihan tim voli putra sekaligus menunggu Akaashi untuk pulang bersama setelahnya.

Akaashi yang baru saja selesai menenggak air dari botol minumnya pun mengangguk, "Iya, aku ingin kau ikut." sahut Akaashi yang sukses membuat [Name] tertegun. "Mmm, baiklah kalau begitu," akhirnya [Name] memutuskan. Dipikir-pikir, kapan lagi ia bisa bersama Akaashi selama liburan musim panas─orang itu pasti selalu ikut training camp yang membuat mereka tidak bisa bertemu terus-terusan.

Shirofuku melompat kegirangan sambil memeluk tubuh mungil [Name] seraya berterima kasih. Senang akhirnya mendapat teman mengobrol selain Suzumeda saat training camp.

flashback end

Disini, ia dapat melihat sekolah-sekolah hebat selain Fukurodani dengan pemain-pemain yang tak kalah luar biasa. "Lho, manajer Fukurodani sudah diganti?!" suara berisik seorang laki-laki menggema membuat Shirofuku dan [Name] langsung menoleh.

"Ah, mulai deh anak ini." ucap kapten Nekoma─Kuroo Tetsurou dengan malas. "Gak diganti tahu! [Name] cuma menggantikan Kaori sementara karena dia sedang liburan dengan keluarga besarnya." jawab Shirofuku ke orang yang berteriak tadi, diketahui bernama Yamamoto Taketora.

"Ahhh! Gadis manis kenapa selalu saja dari sekolah lain sih? Kenalkan, aku Yamamoto Taketora! ace paling keren─" ucapan Yamamoto langsung terpotong begitu Akaashi berdiri didepan [Name], menghalangi kekasihnya dari pandangan ace Nekoma itu. Shirofuku bergidik ngeri, meskipun Akaashi jarang menujukkan ekspresi selain wajah datar tapi ia yakin jika setter itu marah maka akan sangat menyeramkan. Saat ini saja, dia sudah bisa merasakan hawa dingin Akaashi yang menyeruak kemana-mana.

Bokuto tertawa lepas, "Hey, hey, hey!! Yamamoto, jangan ganggu pacar orang! Lihat itu, kau membuat pacarnya marah!" ucapan Bokuto sukses membuat seisi gymnasium yang dipenuhi oleh beberapa tim lain─yang sedang bersiap untuk berlatih selanjutnya─menoleh kearah mereka dan terkejut.

Akaashi menghela napas berat, "Bokuto-san, kau bisa mengatakannya pelan-pelan saja. Untuk apa berteriak?" Dasar Akaashi, kayak gatau aja Bokuto orangnya memang suka heboh dan teriak-teriak. [Name] yang masih membatu dibelakang Akaashi kini mulai menundukkan kepalanya. Terima kasih untuk senpainya yang membuat mereka jadi pusat perhatian seisi gymnasium.

Bokuto hanya tertawa, agak sedikit takut sih kalau ngeliat Akaashi marah. Tapi harusnya sekarang Akaashi gabisa marah karena ada pawangnya dibelakang, hehe.

Oke balik lagi ke suasana gym, setelah pernyataan Bokuto tentu saja anak-anak Nekoma jadi terkejut. Yang paling terkejut adalah Yamamoto dan Kuroo.

"Woi, Akaashi ternyata bisa punya pacar?!" tanya Kuroo tidak percaya.

"Hah?!? Setter berwajah datar itu bisa dapat cewek manis?! Sial, kenapa selalu orang lain sih yang beruntung! Aku juga mau!!" rengek Yamamoto namun kemudian diseret oleh anggota tim Nekoma keluar karena waktu berlatih mereka sudah habis. Kuroo masih menetap karena dia ingin menonton latih tanding tim lain katanya.

"Maaf membuatmu tidak nyaman," Akaashi berbalik menghadap sang gadis. Shirofuku yang sudah tau bakal jadi nyamuk kalau tetap diam ditempat pun memilih untuk memberikan handuk serta botol minum pada Bokuto dan yang lainnya.

[Name] hanya menggeleng sembari menyodorkan handuk kecil dan botol minum milik Akaashi. "Pasti lelah ya?" tanya perempuan mungil itu. Akaashi mengangguk dan menerima barang yang diberikan kekasihnya lalu mulai mengelap keringat di wajahnya sambil meneguk air minum.

Rasanya segar sekali setelah latihan disodorkan air minum oleh pacar tercinta. UWU

"Mau keliling sebentar mencari udara segar?" tawar [Name] dan hanya dibalas anggukan lagi oleh Akaashi. Mereka pamit untuk keluar dari gymnasium mengingat waktu latihan Fukurodani memang sudah berakhir dengan melawan Nekoma tadi.

Selama mereka jalan menjauh, Shirofuku beserta Bokuto dan Kuroo memandang punggung dua sejoli tersebut sambil tersenyum.

"Ah, Akaashi beruntung banget sih, dasar anak muda!" ucap Kuroo sedikit kesal. Shirofuku memandangnya dengan tatapan memangnya kau sudah setua apa?

"Akaashi dan [Name] cepat sekali dewasa ya... Aku sangat senang!" Bokuto terharu sambil berlagak mengusap air matanya. "Memangnya kau ini orangtuanya?" jawab Shirofuku.

Kita kembali ke dua sejoli teruwu seFukurodani, mereka sekarang sedang keliling-keliling tanpa tujuan. [Name] tahu Akaashi sedang kesal, makanya ia sengaja mengajaknya keluar agar bisa menenangkan pikiran lelaki bersurai raven ini.

"[Name]," panggil Akaashi. Spontan sang empunya nama menoleh. Dari sorot matanya, ia tau bahwa pria dihadapannya ini ingin mengucapkan sesuatu. Akaashi berdehem sebelum melanjutkan kalimatnya, "....Aku... cemburu." lalu mengalihkan pandangannya karena tidak ingin terlihat kalau pipinya sudah memerah sempurna.

Akaashi memang tipe orang yang cenderung jujur dan frontal, tidak ingin main kode-kodean karena dia bukan anak pramuka.

[Name] terkikik geli, sisi Akaashi yang ini hanya ditunjukkan kepada dirinya. Ia senang sekaligus gemas, ingin sekali rasanya mencubit pipi Akaashi seandainya ia sampai untuk meraihnya. Sayangnya ia tidak sampai karena Akaashi terlalu tinggi saat sedang berdiri, hiks.

Akhirnya ia beralih menggenggam tangan lelaki 182cm itu. Membuat Akaashi terkejut sedikit, namun perlahan mempererat genggamannya. "Tenang saja, seramai apapun orang dihadapanku, tetap Keiji yang paling keren!" jawaban manis dan bikin doki doki keluar dari bibir mungil [Name].

Akaashi salah tingkah. Mati-matian ia ingin memeluk [Name] seandainya ini bukan dihalaman luar, takut ada yang lihat terus motret nanti. Bahaya pokoknya. Makanya ia menahan perasaan itu sekuat tenaga.

"Jadi, jangan khawatir. Pokoknya aku hanya suka pada Keiji!" [Name] maju selangkah didepan dan menghadap Akaashi. Membuatnya berhenti melangkah, Akaashi tersenyum akan tingkah pujaan hatinya. Sumpah pengen meluk woi, cinta banget sama [Name] pokoknya.

"Nah gitu dong, senyum. Aku paling suka saat Keiji tersenyum," Akaashi pun dengan spontan merangkul [Name] dan mereka melanjutkan perjalanan mencari udara segar.

to be continued

every inch / akaashi keijiWhere stories live. Discover now