Gio?

127 16 4
                                    

Dengan celana panjang jeans berwarna hitam serta blouse berwarna putih, Agatha tampil sederhana, tak ada riasan make up berlebihan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dengan celana panjang jeans berwarna hitam serta blouse berwarna putih, Agatha tampil sederhana, tak ada riasan make up berlebihan. Ditangannya ia memegang beberapa buku, sekarang ia sibuk membolak-balik halamannya. Sampai terdengar bunyi klakson, yang menginterupsi kegiatan Agatha.

"Hei, udah lama ya?" Sapa Billy.

"Engga kok, tadi sambil belajar juga."

"Lo sih auto lulus, gue rasa kemarin tuh servernya error, atau pengumumannya salah." Billy terkekeh membuat Agatha ikut terkekeh.

Diperjalanan yang cukup panjang, keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing, seperti ada yang ingin disampaikan tapi bingung harus dimulai darimana.

"Sorry Tha, kalau kemarin-kemarin tingkah gue seperti anak-anak. Gue hanya terlalu berekspetasi tinggi tentang hubungan kita yang mungkin bisa lebih dari teman."

Agatha terdiam mendengar penuturan itu, ia baru saja mengumpulkan keberanian untuk membicarakan itu.

"Lo gak perlu minta maaf, harusnya gue yang minta maaf karena belum bisa membalas perasaan lo. Lo pantas bahagia dengan orang yang mampu mencintai cowok sebaik lo." Agatha menatap lurus kedepan.

"Lo juga berhak bahagia dengan orang yang lo cinta." Kata-kata Billy bergema ditelinga Agatha, sekarang siapa yang sedang ia cintai, dan apakah dia masih pantas untuk bahagia?

"Gue mau fokus kuliah dulu kayaknya, urusan hati bisa dinomor sekian." Agatha lagi-lagi berpura-pura tegar.

Billy mengangguk, ia mengerti betapa sensitif perasaan gadis disampingnya itu. "Minggu depan gue bakal ke Malang untuk lanjut kuliah, kebetulan disana ada sepupu." Agatha awalnya kaget, ia merasa Billy pergi untuk menghindarinya.

"Sukses disana, sering-sering main ke sini ya."

"Lo bakal kangen gue gak?" tanya Billy spontan.

"Pasti, selayaknya seorang teman yang pasti merindukan kala kita berjauhan." Agatha berkali-kali meyakinkan diri kalau ucapannya tidak menyakiti Billy.

"Walau gue jauh, kapanpun lo butuh bantuan gue, atau sekedar teman berbagi keluh kesah, gue akan selalu berusaha hadir." Billy tersenyum menatap Agatha.

Agatha semakin tidak enak lagi. "Kecuali kalo lo minta bantuan gue buat ngerjain tugas kuliah lo, nah otak gue bakal nolak secara otomatis." Detik itu juga tawa mereka berdua pecah.

" Detik itu juga tawa mereka berdua pecah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SOULMATE: Always and Forever AldoWhere stories live. Discover now