Putus dan Berpisah

294 27 7
                                    

Anak-anak kelas dua belas berhamburan setelah keluar dari ruang ujian, semuanya bersorak gembira tanpa ada beban, karena bebannya sudah ditinggalkan pada lembaran terakhir ujian mereka hari ini.

"Wah gila akhirnya perjuangan kita di seragam putih abu-abu selesai juga." Ucap Okky.

"Dan sebentar lagi perjuangan baru akan dimulai." Lanjut Rangga.

"Foto dulu dong kita." Usul Riska.

Mereka pun mengambil beberapa foto dengan gaya unik, ada juga dengan gaya santai, dan masih banyak lagi. "Sorry nih guys kayaknya gue mesti ijin balik deh, hari ini gue ada test di tempat bimbel." Pamit Agatha.

"Aku antar ya?" tawar Aldo, memang beberapa hari ini Aldo dan Agatha sudah jarang menghabiskan waktu bersama, mereka harus fokus pada ujian masing-masing, terkadang Aldo akan main ke rumah Agatha untuk belajar materi yang tidak ia mengerti.

"Tante Farah kan lagi sakit pasti butuh kamu, Deri juga harus dijemput dari sekolahnya." Aldo hanya tersenyum, gadisnya begitu mandiri, namun itu juga yang membuat mereka sering berselisih, bisakah Agatha jujur apa yang dia alami, maksud Aldo adalah bagaimana begitu banyak beban yang Agatha pikirkan, ada banyak hati yang ingin ia buat senang namun hatinya sendiri sangat rapuh, wajahnya begitu lesuh, Aldo hanya merasa Agatha seperti orang lain. Memang masuk perguruan tinggi negri tidaklah mudah, ada banyak seleksinya namun Aldo hanya takut Agatha terlalu mementingkan apa yang bukan menjadi pilihan hatinya dan bukan kebahagiaannya.

"Aku bisa pulang naik taksi kok. Jangan khawatir." Agatha menggenggam tangan Aldo, mengisyaratkan bahwa dirinya mampu.

"Oke, kabari aku kalau kamu sudah sampai." Ucap Aldo.

"Siap." Agatha kemudian berpamitan dengan teman-temannya yang lain.

"Gue cuman ngerasa sekarang dia begitu asing." Ucap Aldo.

"Itu karena dia terlalu fokus." Riska mencoba menengahi.

"Saat ini pendidikan dan masuk UI itu kayaknya lebih penting dari kebahagiaannya sendiri, bahkan kita udah jarang banget ngobrol, dia balas pesan gue sangat singkat. Dia kenapa ya?" hati Aldo sangat gusar, melihat langkah pelan Agatha, ia tak akan menyerah untuk gadisnya, ia akan mencari jalan keluar dari setiap masalah yang sedang Agatha hadapi.

"Mungkin dia butuh waktu bos." Okky pun mencoba menenangkan sahabatnya itu.

Abel baru saja melihat Billy pergi dengan teman-temannya, kelihatannya mereka buru-buru dan mukanya masam, ia jadi cemas apa yang akan dilakukan oleh kakaknya itu, apa mungkin ada hubungannya dengan Aldo? Jika kakaknya itu akan menyakiti cowok yang ia sayangi maka Abel tidak akan tinggal diam. Jadi ia memilih untuk mengikuti mobil kakaknya dan mencari tahu apakah dugannya benar.

*******

Baru saja Aldo sampai dirumah ketika suara telepon berbunyi, nomor tak di kenal, ia tidak pernah memberikan nomor telepon ke orang asing.

'Halo?' tanya Aldo

'Lo masih mau liht cewek lo selamat dalam keadaan utuh?'

'Siapa lo?!' Aldo panik, bahkan saat ini Farah dan Deri ikut menatapnya bingung.

'Lo akan tahu sendiri, kalau lo masih mau cewek lo hidup, jemput dia di gudang belakang sekolah SMA Nusantara.' Orang itu kemudian terkekeh dan sambungan telepon terputus begitu saja.

"Pasti si Billy, kurang ajar." Umpat Aldo.

"Kenapa Do?" tanya Farah khawatir.

"Agatha di culik sama musuh Aldo." Aldo bersiap untuk pergi.

SOULMATE: Always and Forever AldoWo Geschichten leben. Entdecke jetzt