Kisah di Perpustakaan

1.2K 99 8
                                    

"Permisi bu," ucap Agatha saat memasuki ruangan bernuansa biru tersebut.

"Silahkan duduk Agatha." Bu Ina lansung menghampiri sofa yang ada di ruangannya.

"kamu tahu kan acara ulang tahun sekolah di bulan september? Ibu ingin kamu segera membentuk panitianya, karena ini akan menjadi acara terakhir untuk kepengurusan kamu di OSIS." Tutur Bu Ina.

"Baik bu akan segera saya laksanakan." Agatha tersenyum mantap.

"Jangan lupa juga untuk lomba sains bulan agustus ya, kamu juga persiapkan diri dan teman-teman." Ibu Ina kembali mengingatkan dengan wajah yang tegas.

"Baik bu." Agatha membuat senyum yang seperti dipaksakan.

"Baik kalau begitu, kamu boleh kembali ke kelas."

Riska baru saja selesai mengikuti seminar kecantikan di aula sekolah, sekarang ia mencari Agatha karna tadi Febri menyampaikan pesan bahwa Agatha mencarinya.

"Sayang," panggil sebuah suara menghentikan langkah Riska saat ingin masuk ke dalam, Riska seperti merasa asing dengan panggilan itu padahal status mereka sudah berpacaran harusnya ia sudah terbiasa dengan panggilan-panggilan itu

"Cari siapa? Agatha ya?" tanya Okky menghampiri kekasihnya.

"Iya, kamu liat?" tanya nya malu-malu menggunakan panggilan aku kamu.

"Tadi sih di lapangan sama Aldo, cuman dipanggil Bu Ina coba deh kamu telfon aja." Saran Okky, Riska segera mengambil telepon genggamnya.

"Sayang aku ganti baju dulu ya." Okky kemudian masuk ke dalam kelas.

'Tha, dimana?'

'Lagi di perpus nih.'

'Ngapain Tha?'

'Belajar buat lomba sains, Ris.'

'Hmm.. semangat ya, nanti kalo ada guru gue chat.'

'Thankyou Riska!'

Di detik berikutnya sambungan telepon terputus.

"Gimana Ris?" tanya Okky saat ia sudah mengganti pakaiannya.

"Aku suka kasian sama Gatha deh." Riska menghela nafas kemudian mendekati tiang dekat koridor kemudian melihat ke arah bawah, lalu lalang siswa dan siswi kelas 11 yang sedang memantau anak-anak Masa Orientasi Siswa (MOS) yang sedang di pimpin oleh Eza karena Agatha harus fokus pada lombanya sambil mengingat awal mula ia, Agatha, dan Febri bertemu berkenalan untuk pertama kalinya dan tak terasa persahabatan mereka sudah berjalan 2 tahun lebih dengan lika-liku khas anak remaja.

"Kasihan kenapa, hm?" Okky mengikuti langkah Riska, ia tahu kekasihnya sedang sedih.

"Dia itu dari dulu kurang kasih sayang dari papanya, mamanya sudah meninggal sejak Gatha masih kecil, tinggal sama Oma dan kakaknya, memang terlihat ambisius dalam mengejar cita-cita tapi dia tuh rapuh didalam makanya pas Aldo datang terus kasih kebahagian ke Gatha, aku sama Febri ragu takut Agatha disakitin. Wajar kan Ky?" tanya Riska kini menatap Okky kemudian mendapat anggukan, Okky adalah tipe cowok pendengar yang baik jadi Riska melanjutkan ceritanya.

"Tapi perlahan aku liat mereka sama-sama bahagia, aku ikutan seneng. Tapi aku masih liat Agatha ada dibawah tekanan, dia mau selalu jadi yang pertama karena ingat pesan mamanya yang ingin dia menjadi yang terbaik dimanapun. Dia jadi Agatha yang super disiplin, galak, namun pintar dalam banyak hal, mempunyai jiwa pemimpin jujur aku bangga punya sahabat kayak gitu tapi di sisi lain aku tau dia lelah, dia capek sama kehidupannya yang kayak gitu Ky. Tanpa sadar dia sering cerita ke aku sam Febri makanya kita bertiga suka banget ajak dia jalan ya walaupun cuman sekedar ke mall karna itu yang paling mudah buat kita datengin." Riska menghela nafas setelah menyelesaikan ceritanya, Okky merangkul Riska.

SOULMATE: Always and Forever AldoWhere stories live. Discover now