Pertengkaran

642 54 1
                                    

           

           

Waktu menunjukkan Pk 11.00 , Aldo baru saja bangun dari dunia mimpi. Dan di sambut oleh sepiring nasi dan sayur sup. "Aldo, tadi Agatha telfon ke rumah nanyain kamu banyak banget. Mama sampe ketawa-ketawa jawabnya." Farah datang dengan segelas susu coklat kesukaan Aldo.

"Bawel dia Ma, makanya Aldo sayang." Aldo terkekeh sambil memposisikan dirinya untuk duduk. Farah sibuk membuka gorden kamar agar bias cahaya matahari masuk. "Dia khawatir sekali dengan kamu, dia juga nanya-nanya soal yang nolong kamu. Mama bilang gatau, kamu belum cerita apa-apa. Dia diam deh, kasian mama dengernya, suaranya kayak mau nangis. Segera kamu hubungin ya." Farah memberikan nasi dan sup pada Aldo seraya mengingat percakapannya tadi pagi dengan Agatha, sungguh Farah dapat melihat cinta Agatha yang besar bagi Aldo.

"Iya Ma."

"Siapa yang nolong kamu?" Farah juga ikut penasaran.

"Namanya Abel, adik kelas, baik." Penjelasan Aldo yang singkat padat dan jelas.

"Oh yasudah, tadi Agatha bilang dia bisa mengikuti olimpiade dengan baik dan jam satu siang boleh kembali ke Jakarta."

"Makasih Ma udah jadi penyampai pesan. Makasih juga supnya enak, tapi panas ya?" Aldo terkekeh membuat Farah hanya tersenyum simpul.

"Abang..!! Abang sakit ya? Deri tadi di kasih tau Mama." Deri lucu sekali, Aldo kembali di sergah rasa bersyukur untuk setiap orang yang membuatnya tertawa.

"Iya tapi tenang, Abang tuh kuat Der, nih dikit lagi sembuh." Aldo memamerkan ototnya.

"Wuih keren nanti Deri mau kayak Abang pokok udah gede, mau cari pacar kayak kak Agatha!" Deri melompat di ranjang Aldo. Aldo jadi ikut tertawa dan tak lama Farah datang suasana rumah ini jadi hangat dan riang.

Untuk bibi, ia sudah berhenti bekerja karena harus mengurus suami yang sedang sakit di kampung, sakitnya cukup parah.

Aldo sedang berada di taman rumahnya memandangi bunga anggrek putih, sepertinya semua bunga sedang menyuguhkan drama, ceritanya di ambil dari kisah nyata antara Aldo dan Agatha. Sekarang Aldo sedang menunggu suara perempuan masuk di telinganya dan menghangatkan hatinya.

'Hei, Gatha.' Aldo tersenyum.

'Hmm..' hanya itu jawaban dari Agatha.

'Ada yang lagi ngambek ya?' tanya Aldo berusaha agar Agatha tidak marah padanya.

'Hmm..' sekali lagi hanya gumaman.

'Jadi ada yang lagi mogok ngomong sama pacar sendiri ya? Padahal aku nya kangen.'

'Aku mau ke rumah kamu!' kata Agatha tegas nadanya begitu serius.

'Asik, aku tunggu. Kamu gak kecapean lansung ke rumah aku?' tanya Aldo khawatir.

'Kenapa? Gak boleh? Ada siapa sih di rumah kamu? Ada di adek kelas yang nolongin kamu?' ketus Agatha membuat Aldo mengernyit pasti Agatha salah paham.

Mati-matian Agatha menahan tangis, saat ini ia berada di sebuah mobil yang sedang melaju, untunglah semua telah tidur kecuali si pengemudi yang Agatha tidak kenal tapi sengaja di sewa sekolah.

'Nanti aku jelasin ya, kamu gimana lombanya?'

'Aku mau tidur, capek. Jangan nelfon lagi!' ketus Agatha dan sambungan pun terputus.

Agatha menangis dalam diam, semalam ia menghubungi Riska dan Febri melalui aplikasi skype dan beberapa informasi membuat dadanya sesak di sisi lain itu tidak boleh mengganggu konsentrasinya dalam mengejar kemenangan dalam lomba. Soal Aldo yang berkelahi dengan Billy mungkin maksudnya baik yaitu menyelamatkan Okky dan Rangga tapi tidak harus dengan cara bertengkar kan? Banyak cara lain, di tambah lagi Riska berkata Aldo di tolong oleh perempuan dan itu adalah adik kelas mereka, kenapa selalu hadir orang ketiga? Apakah hubungannya tidak bisa berjalan bahagia, kepalanya jadi berat ia berharap ketika bangun nanti semua hanya mimpi yang pilu.

SOULMATE: Always and Forever AldoWhere stories live. Discover now