WINTER

297 71 11
                                    

story by

M4RLW0

— WINTER —

nggak terasa, sudah nyaris terlewat setahun. nggak terasa juga, masa sma nya akan berakhir dalam hitungan bulan.

3 tahun dilalui, dan hyunjin nggak punya apapun untuk dibanggakan. prestasi? dia hanya anak rata-rata. baik akademis maupun non-akademis, hyunjin nggak menonjol pada keduanya.

iyasih, temannya banyak. hyunjin pintar bersosialisasi, didukung fisiknya juga yang memadai.

tapi meskipun tampan dan punya banyak teman, hyunjin tidak punya pacar.

sepanjang masa sma nya ini, bohong jika hyunjin bilang dirinya tidak laku. pernyataan cinta seringkali didapat, entah dari kalangan manapun. laki-laki, perempuan, teman sekolahnya, teman beda sekolah, orang asing di jalan, bahkan orang asing di media sosial.

bohong juga jika hyunjin bilang tidak satupun diantara mereka yang menarik. entah dari fisiknya atau kepribadiannya, beberapa juga hyunjin jadikan teman hingga sekarang.

tapi status mereka tidak akan lebih jauh dari itu, hanya teman.

kalau kata teman-temannya, hyunjin tidak mau membuka hati karena hatinya sudah punya penghuni lebih dulu.

nggak salah juga. hyunjin memang punya rasa dengan salah satu teman seangkatannya. namanya yang jeongin.

dia manis. sampai rasanya hyunjin ingin menggigit pipinya. gemas.

hyunjin sering curi pandang ke kelasnya tiap pelajaran olahraga. maklum meski temannya banyak, hyunjin akan tetap cupu dengan hal-hal menyangkut jeongin.

dia sudah coba menarik perhatian jeongin. mulai dari belajar bermain basket. belajar bermain gitar. belajar bermain piano. semuanya.

hanya dipelajari, tapi komunikasinya nol besar. tetap nggak berguna. ibaratnya seperti jualan tanpa promosi. hyunjin punya rasa, tapi nggak bilang.

3 tahun masa sma nya sia-sia. dan sekarang rasanya sudah nggak ada waktu lagi. kini hyunjin sudah tidak mungkin bisa mendapatkan jeongin, mengingat mereka sudah sama-sama lulus dan hyunjin juga tidak punya keberanian untuk menghubungi jeongin. oh ayolah, jeongin adalah siswa yang disegani orang-orang, tapi hyunjin? hyunjin tidak ada apa-apanya. lagi pula, seterkenal apapun dirinya di sekolah, jika jeongin tidak mengenalnya tetap percuma bagi hyunjin.

kenapa dia harus memikirkan ini semua dikala angin dingin menusuk kulit? sepertinya hyunjin harus menyalakan perapiannya.

ketika api itu samar-samar menyala, hyunjin dengar ketukan dari pintu rumahnya. tamu?, pikir hyunjin. sejak kapan ia memiliki tamu?

langkah besar hyunjin membawanya cepat ke depan pintu dan segera membukanya. belum sempat ia melihat siapa orangnya, tamunya itu langsung membuka mulutnya.

"a-aku menyukaimu!" ungkap lelaki itu tiba-tiba, menyodorkan toples yang berisi, uh, manisan?

sebentar, hyunjin tau suara ini. tidak. lebih tepatnya dia sangat hafal suara ini.

"jeongin?" hyunjin mencoba memanggilnya. lelaki di depannya pun mendongak dan benar, itu jeongin dengan mata yang mebelalak. "uh, kamu yakin bilang gitu ke aku?" bohong jika hyunjin tidak berharap, tapi mereka bahkan tidak pernah benar-benar berbicara sebelumnya. mana mungkin ini ditujukan padanya.

"h-hyunjin?" jeongin pun membenarkan posisi berdirinya. sedikit canggung karena salah rumah. bisa-bisanya. "m-maaf hyunjin. kayaknya aku salah rumah. setahuku rumahnya daerah sini..."

[ii] Erster SchneeWhere stories live. Discover now